Perang Badar dan Perang Uhud memberikan hikmah yang luar biasa kepada
umat Islam. Dalam perang Badar, kekuatan Muslim sangat tidak
diperhitungkan menghadapi kafir Quraisy yang begitu digdaya.
(",)v
Sumber : republika.co.id
Oleh : Ihsan M Rusli
Tapi, akhirnya karena pertolongan Allah SWT, kaum Muslimin meraih kemenangan yang gilang-gemilang.
Sebaliknya dalam perang Uhud, kaum Muslimin sempat lalai dengan pertahanan dan euforia atas harta rampasan perang, yang akhirnya menyebabkan kekalahan.
Pelajaran yang dapat diambil adalah kalah dan menang memang sesuatu hal yang lazim dalam kehidupan umat manusia. Suatu saat kita kalah dengan menyakitkan.
Padahal, rasanya tinggal selangkah lagi akan merengkuh kemenangan. Sedangkan di saat lain, ketika kita merasa tidak lagi ada asa dan ingin menyerah, tiba-tiba kemenangan datang tanpa diduga.
Rasulullah SAW melihat semuanya itu dengan kaca mata positif dan prasangka baik. Sehingga, Rasulullah SAW mengatakan sungguh menyenangkan menjadi orang beriman, tatkala kekalahan dan duka mendera, maka orang beriman akan bersabar, itu tersedia pahala baginya.
Sedangkan ketika kemenangan dan suka datang, orang beriman bersyukur dan itu pun tersedia pahala baginya. Jadi, tidak ada yang tidak bernilai bagi orang beriman.
Tugas seorang beriman adalah bersungguh-sungguh meraih kemenangan, berusaha sekuat tenaga, fokus pada tujuan, dan berdoa kepada Allah SWT. Sedangkan hasil akhir adalah mutlak ketentuan Allah SWT. Fatawakkal ilallah!
Dengan demikian, tidak menjadi masalah bagi seorang beriman untuk kalah dan menang dalam kompetisi apa pun. Akan selalu ada hikmah di baliknya. Allah SWT berfirman, ''Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.'' (QS. Al-Baqarah [2]: 216).
Tiga hal yang perlu dimiliki seorang Muslim. Selalu mengambil hikmah dan pelajaran, berserah diri kepada Allah SWT, serta senantiasa berprasangka baik kepada-Nya.
Kemenangan akan semakin meningkatkan rasa syukur, dan kekalahan adalah kesuksesan yang tertunda. Dalam berkompetisi, akan selalu ada yang kalah dan yang menang.
Demikian pula dalam kompetisi demokrasi seperti ajang pemilihan presiden atau kepala daerah. Bagi mereka yang turut berpartisipasi, hendaknya terus berpegang pada tiga prinsip tadi agar memperoleh keberkahan dari segala usahanya. Itulah hakikat kalah dan menang.
Sebaliknya dalam perang Uhud, kaum Muslimin sempat lalai dengan pertahanan dan euforia atas harta rampasan perang, yang akhirnya menyebabkan kekalahan.
Pelajaran yang dapat diambil adalah kalah dan menang memang sesuatu hal yang lazim dalam kehidupan umat manusia. Suatu saat kita kalah dengan menyakitkan.
Padahal, rasanya tinggal selangkah lagi akan merengkuh kemenangan. Sedangkan di saat lain, ketika kita merasa tidak lagi ada asa dan ingin menyerah, tiba-tiba kemenangan datang tanpa diduga.
Rasulullah SAW melihat semuanya itu dengan kaca mata positif dan prasangka baik. Sehingga, Rasulullah SAW mengatakan sungguh menyenangkan menjadi orang beriman, tatkala kekalahan dan duka mendera, maka orang beriman akan bersabar, itu tersedia pahala baginya.
Sedangkan ketika kemenangan dan suka datang, orang beriman bersyukur dan itu pun tersedia pahala baginya. Jadi, tidak ada yang tidak bernilai bagi orang beriman.
Tugas seorang beriman adalah bersungguh-sungguh meraih kemenangan, berusaha sekuat tenaga, fokus pada tujuan, dan berdoa kepada Allah SWT. Sedangkan hasil akhir adalah mutlak ketentuan Allah SWT. Fatawakkal ilallah!
Dengan demikian, tidak menjadi masalah bagi seorang beriman untuk kalah dan menang dalam kompetisi apa pun. Akan selalu ada hikmah di baliknya. Allah SWT berfirman, ''Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.'' (QS. Al-Baqarah [2]: 216).
Tiga hal yang perlu dimiliki seorang Muslim. Selalu mengambil hikmah dan pelajaran, berserah diri kepada Allah SWT, serta senantiasa berprasangka baik kepada-Nya.
Kemenangan akan semakin meningkatkan rasa syukur, dan kekalahan adalah kesuksesan yang tertunda. Dalam berkompetisi, akan selalu ada yang kalah dan yang menang.
Demikian pula dalam kompetisi demokrasi seperti ajang pemilihan presiden atau kepala daerah. Bagi mereka yang turut berpartisipasi, hendaknya terus berpegang pada tiga prinsip tadi agar memperoleh keberkahan dari segala usahanya. Itulah hakikat kalah dan menang.
(",)v
Sumber : republika.co.id
Oleh : Ihsan M Rusli
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
“Hello friend, jika artikel di atas menarik menurut kamu, jangan lupa berikan sepatah dua patah kata komentarnya ya.”