Pages

Subscribe:

Rabu, 19 Januari 2011

Terjadi Perang Saraf Di Otak Ketika Sedang Berbelanja


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhibvZCfs8Jic0im0XezNhyphenhyphenWCLzYSPKhyP5h11V5LJEJKZsvWic7cpeljMQGoP_bUC4MWrUvYFPQHdIDiYofyMQUK60vRjarsX5TxodvOhIZhSeI78QbEJngRwtlaqn3FyXoTGHUWuljbX/s1600/shopaholic..jpg

Berbelanja
merupakan kegiatan yang menyenangkan, apalagi kondisi keuangan sedang berlebih. Selain itu, dengan berbelanja juga mampu untuk menghilangkan stress, terutama bagi kaum wanita. Namun, disaat sedang berbelanja, ternyata terjadilah perang saraf di otak. Koq bisa?


Peneliti menemukan adanya tarikan perang saraf di otak, ketika seseorang berbelanja. Belanja merupakan suatu kegiatan yang melibatkan interaksi berbagai faktor, mulai dari genetik, sampai tata letak dari suatu mal. Faktor-faktor inilah yang mempengaruhi dorongan seseorang untuk membeli sesuatu.

Penelitian yang dipimpin oleh ahli saraf, Professor Brian Knutson dari California menuturkan, adanya tarikan perang saraf di otak, ketika seseorang berbelanja. Hasil penelitiannya dilaporkan dalam jurnal Neuron.

Hal yang terjadi di otak dan memainkan peran sentral ketika berbelanja adalah meningkatnya produksi neurotransmitter dopamin, yaitu respon menyenangkan yang berhubungan dengan makanan dan seks.

Tapi saat seseorang memikirkan harga dari barang tersebut, maka otak akan mengaktifkan insula, yaitu suatu bagian dari korteks otak besar yang memainkan peran untuk merenungkan kerugian (untung ruginya).

"Ketika seseorang memutuskan untuk membeli sesuatu, maka ia akan membuat keputusan emosional dan rasional. Seseorang memiliki keinginan untuk percaya, bahwa ia membuat keputusan yang rasional, walaupun kenyataanya tidak. Hal ini yang menyebabkan terjadinya perang saraf di otak," ujar psikolog Adam Ferrier, seperti dikutip dari ABC.net.au.

Berdasarkan laporan dalam Journal of Consumer Research, apapun barang yang dipilih oleh seseorang, baik saat membeli cokelat atau mobil sekalipun, semuanya dipengaruhi oleh faktor genetik.

Selain itu, jenis kelamin juga memberikan perbedaan dalam berbelanja. Wanita memiliki afinitas pemikiran yang besar saat berbelanja, karenanya ia akan berjalan santai di setiap toko, memeriksa barang, membandingkan produk, dan nilainya, berinteraksi dengan staf penjual, mengajukan pertanyaan, mencobanya hingga akhirnya melakukan pembelian.

Sedangkan pada pria, memiliki pemikiran yang berbeda, umumnya ia sudah tahu apa yang diinginkannya, sehingga langsung mencari barang tersebut serta memiliki sedikit kesabaran untuk browsing.

Namun, sebaiknya usahakan untuk tidak belanja berlebihan, meskipun belanja bisa membakar kalori yang cukup besar, akan tetapi gila belanja termasuk di dalam kategori gangguan mental. Apakah anda salah seorang dari shopaholic? (",)v




Sumber : apakabardunia.com, berbagai sumber lainnya Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Hello friend, jika artikel di atas menarik menurut kamu, jangan lupa berikan sepatah dua patah kata komentarnya ya.”

Lazada Indonesia