Pages

Subscribe:

Selasa, 26 Oktober 2010

Perbedaan Rematik Dengan Nyeri Sendi Biasa


http://www.tiens162s.com/rematik.jpg

Tidak setiap nyeri pada sendi, berarti orang tersebut menderita penyakit rematik. Karena, bisa jadi hal itu merupakan nyeri sendi biasa. Lalu apa perbedaan antara nyeri sendi biasa dan nyeri rematik?


Sebenarnya cukup banyak tanda-tanda dalam membedakan nyeri biasa dan rematik. Dilansir Wrongdiagnosis, Selasa (26/10/2010), berikut perbedaan gejala antara nyeri sendi biasa dan rematik :


Nyeri Sendi Biasa

1. Ada sensasi tidak nyaman, ada peradangan, nyeri, atau kekakuan pada sendi tubuh.

2. Gejalanya sementara atau pendek, lalu bisa hilang dengan cepat.

3. Kejadiannya sewaktu-waktu.

4. Penyebab biasanya, karena terlalu lama dalam posisi duduk, berdiri, atau lama tidak bergerak.


Contoh nyeri sendi biasa, misalnya kekakuan ringan setelah duduk di pesawat selama penerbangan yang panjang, dan kemudian akan sembuh, setelah mendarat dan kembali bergerak.


Rematik

1. Gejalanya meliputi peradangan dan hilangnya fleksibilitas sendi, demam, sendi bengkak, memar, kemerahan, dan terasa panas, serta mudah kelelahan dan lemah seperti gejala flu.

2. Terjadi terus menerus, atau lama dan berulang-ulang.

3. Bisa menjadi penyakit seumur hidup.

4. Tulang rawan di sekitar sendi menipis, dan membentuk tulang baru.

5. Pada saat tubuh digerakkan, tulang-tulang di persendian bersinggungan, sehingga memicu rasa nyeri.

6. Penderita rematik, sering mengalami gejala nyeri setelah beraktivitas atau saat cuaca berubah dari panas ke dingin.


Sendi adalah ruang atau daerah tempat dua atau lebih tulang bertemu. Nyeri sendi meliputi gejala penyakit ringan sampai parah. Nyeri sendi dapat disebabkan oleh infeksi, trauma, keganasan, penyakit autoimun, serta proses abnormal lainnya.

Nyeri sendi dapat menunjukkan kondisi yang relatif jinak, seperti keseleo ringan atau kondisi moderat, seperti bursitis, ankylosing spondylitis, keseleo ligamen moderat, dan dislokasi.

Penderita rematik adalah penyakit yang serius dan merupakan penyakit autoimun. Untuk mendiagnosa rematik perlu dilakukan beberapa tindakan, antara lain mengambil riwayat kesehatan menyeluruh, termasuk gejala dan pemeriksaan fisik lengkap.

Tes fisik yang dilakukan, adalah tes faktor rematik, seperti tes darah lengkap, protein C-reaktif, tingkat sedimentasi eritrosit, tes sinar-X, dan analisis cairan 'pelumas' sendi, yaitu cairan sinovial.

Rematik tergolong yang serius, karena tidak dapat disembuhkan. Apabila seseorang didiagnosa dengan rematik, maka ia akan seumur hidup menderita rematik. Pengobatan yang ada saat ini, hanya dapat membantu mengurangi gejala dan menunda kehancuran sendi. (",)v




Sumber : health.detik.com, berbagai sumber lainnya
Editor : AdeL`FarouK Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Hello friend, jika artikel di atas menarik menurut kamu, jangan lupa berikan sepatah dua patah kata komentarnya ya.”

Lazada Indonesia