Dalam perjalanan menuju Makkah untuk menunaikan ibadah haji, Abdullah
ibnu Mubarak, ulama termasyhur abad ke-12 (1118 M/797 H) singgah di Kota
Kufah, Irak. Di kota itu, ia melihat seorang wanita sedang mencabuti
bulu itik di tempat sampah.
Dalam hatinya, Ibnu Mubarak merasa, bahwa itik itu sudah mati dan telah menjadi bangkai. Ia pun menanyakan hal tersebut kepada si wanita itu, “Apakah itik ini bangkai atau sudah disembelih?”
Wanita itu menjawab dengan tegas, bahwa hewan itu sudah menjadi
bangkai dan ia akan tetap mengambilnya untuk dimakan bersama
keluarganya.
Karena tak ingin hal itu menimbulkan kemudharatan
kepada wanita tersebut, maka Ibnu Mubarak terus menanyakan, “Bukankah
Nabi SAW telah mengharamkan daging bangkai?” ujar Ibnu Mubarak. Namun
demikian, wanita itu tetap pada pendiriannya.
Ia pun membentak
dan memerintahkan Ibnu Mubarak untuk meninggalkan dirinya dengan bangkai
tersebut, “Sudah, pergilah kau dari sini!”
Tapi, Ibnu Mubarak tetap bertahan dan terus menanyakannya, hingga akhirnya wanita itu membuka rahasianya. Wanita itu menjawab, “Aku mempunyai putra yang masih kecil-kecil, sudah tiga hari mereka tidak makan, sehingga aku terpaksa memberi mereka daging bangkai ini.”
Mendengar jawaban sedih
wanita itu, Abdullah bin Mubarak segera pergi kembali mengambil makanan
dan pakaian, yang diangkut dengan menggunakan keledainya. Kemudian, ia
kembali ke tempat wanita itu. Setelah bertemu muka, ia berkata, “Ini
uang, pakaian, dan makanan. Ambilah berikut keledai dan segala yang ada
padanya.”
Kemudian, Ibnu Mubarak tinggal di kota itu, karena
waktu haji telah lewat. Akhirnya, ketika orang-orang telah menunaikan
haji pulang kembali ke negeri mereka, maka Abdullah pulang juga bersama
mereka.
Setelah tiba di kotanya, orang-orang datang kepadanya
sambil mengucapkan selamat karena telah menunaikan ibadah haji. Tetapi,
Ibnu Mubarak menjawab, “Tahun ini aku tidak jadi naik haji.”
Seseorang
menegurnya, “Subhanallah, bukankah aku telah menitipkan uangku kepada
Anda, lalu aku ambil kembali di Arafah?” Yang lain berkata, “Bukankah
Anda telah memberi minum di suatu tempat dulu?” Sementara yang lain
berkata pula, “Bukankah Anda telah membelikanku ini dan itu?”
Abdullah
menjawab, “Aku tidak mengerti apa yang kalian katakan, sebab aku tidak
jadi naik haji pada tahun ini.” Pada intinya, mereka yang menemui
Abdullah ibnu Mubarak menyaksikan dirinya menunaikan ibadah haji.
Pada
malam harinya, di kala tidur, Abdullah ibnu Mubarak bermimpi. Ia
mendengar suara gaib yang mengatakan, “Hai Abdullah, sesungguhnya Allah
telah menerima sedekahmu dan telah mengutus seorang malaikat menyerupai
dirimu untuk melaksanakan ibadah haji sebagai ganti dirimu!”
Kisah
yang terdapat dalam kitab “An-Nawadir” karya Ahmad Syihabudin bin
Salamah Al-Qalyubiy ini memberikan pelajaran kepada kita untuk lebih
mendahulukan membantu orang yang membutuhkan uluran tangan, ketimbang
melaksanakan haji berkali-kali. Apalagi bila hanya untuk memuaskan nafsu
semata. Wallahu a’lam.
(",)v
Sumber : republika.co.id
Oleh : Moch Hisyam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
“Hello friend, jika artikel di atas menarik menurut kamu, jangan lupa berikan sepatah dua patah kata komentarnya ya.”