Teknologi ban tanpa angin sebenarnya bukan hal yang baru lagi. Sudah ban tanpa angin banyak dibikin oleh beberapa pabrikan ban. Namun, prototipe dari Michelin yang dinamai "Tweel" tampak aneh dan unik.
Tweel, gabungan dari dua unsur, yaitu ban (tire) dan velg (wheel), yang menyerupai velg dengan menggunakan jari-jari ganda. Jadi, velg dibalut oleh semacam jari-jari yang terbuat dari polyurethane, baru kemudian dibalut ban tanpa angin.
Keistimewaan dari jari-jari itu ada pada fungsinya sebagai angin (kalau pada ban konvensional) untuk menahan sekaligus memberi kelenturan ayunan suspensi. Meski seperti jari-jari, velg ini cukup kuat dan elastis.
Ketika dijajal pada Audi A4, ternyata Tweel memiliki tekanan lima kali lipat dari ban biasa dan menghasilkan handling yang baik. Selain itu, pihak pabrikan mengklaim bahwa dengan velg ini, efisiensi bahan bakar mobil akan meningkatkan 1 persen. Ketika dikembangkan, banyak pihak yang berharap velg tersebut bisa diproduksi.
Keunggulan lain yang dimiliki Tweel, pengemudi tak harus bolak-balik mengecek tekanan angin atau takut kempes, kena paku, dan awet lebih lama.
Karena keunggulan ini, Michelin bahkan diminta oleh pihak NASA menciptakan Michelin Lunar Wheel untuk mobil penjelajah planet pada 2009. Karena keunggulan ini pula, produk tersebut sangat tepat untuk kebutuhan kendaraan militer dan konstruksi.
Namun Tweel tak bisa diajak ngebut. Saat berputar di atas 50 mil per jam, menimbulkan suara yang sangat berisik dan menciptakan suhu panas yang luar biasa. Hingga kini, produk tersebut baru tepat jika digunakan pada kendaraan berkecepatan rendah di segmen komersial, seperti traktor dan truk.
Oleh karena kelemahan ini, pihak Michelin menyatakan belum siap akan memasarkan produk Tweel tersebut secara massal.
Sumber : go-killz.blogspot.com, berbagai sumber lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
“Hello friend, jika artikel di atas menarik menurut kamu, jangan lupa berikan sepatah dua patah kata komentarnya ya.”