Terdengar asing memang, karena ini termasuk hal baru. Krokodil ialah salah satu jenis narkotika kerabat dekat heroin, yang memiliki efek samping
sangat menyeramkan, karena bisa menciptakan para pecandunya menjadi zombie lantaran dagingnya membusuk, bahkan hingga terlihat tulangnya,
meski masih hidup.
(",)v
Sumber : detik.com
Krokodil merupakan narkotika jalanan yang
murah. Per injeksi, penggunanya hanya perlu merogoh uang USD 6-8 atau
sekitar Rp57.600-76.800, tidak sampai Rp100 ribu. Bandingkan dengan
heroin yang per injeksinya bisa sampai lebih dari satu juta rupiah.
Dengan bahan aktif desomorphine, maka efek krokodil 8-10 kali lebih kuat daripada morfin. Ketika para pecandu mencoba berhenti menggunakan krokodil, mereka biasanya akan merasa sangat kesakitan. Karena itu membutuhkan kemauan yang besar untuk lepas dari ketergantungan.
Krokodil merupakan obat baru yang mematikan dan telah banyak merenggut nyawa manusia. Umumnya para junkies Krokodil hanya bisa bertahan hidup tiga tahun setelah mulai mengonsumsi obat tersebut. Namun, di banyak kasus ada pecandu yang tewas dalam tahun-tahun pertama penggunaan.
Krokodil memiliki nama kimia Desomorphine (dihydrodesoxymorphine, Permonid). Namun, nama Krokodil lebih dikenal di Rusia. Obat ini konon juga banyak dikonsumsi pecandu heroin di negara Eropa lainnya, seperti Norwegia.
Barang haram ini banyak dan mudah sekali ditemukan di Rusia, karena unsur pentingnya, codeine, bisa di dapat di Rusia tanpa menggunakan resep. Dan proses pembuatannya pun sangat gampang, hanya butuh sekitar setengah jam untuk mengolah kodein menjadi krokodil.
Dalam beberapa kasus, bensin ikut ditambahkan dalam pembuatan Krokodil. Selain itu, sistem rehabilitasi pecandu narkotika di Rusia pun kabarnya belum maksimal. Meski demikian, sejak 2009 penyitaan Krokodil di Rusia telah meningkat hingga 23 kali lipat. Dalam tiga bulan pertama tahun 2011, 65 juta dosis disita.
Obat ini diberi nama Krokodil karena bisa menyebabkan kulit pecandunya berubah menjadi hijau, bersisik, dan tidak rata seperti crocodile atau buaya. Di Rusia, obat yang merupakan turunan dari morfin ini digambarkan sebagai obat yang paling mematikan. Sebab di Rusia, sudah banyak pecandu yang meregang nyawa akibat Krokodil.
Obat ini memang sangat adiktif. Dilaporkan obat ini juga memiliki sifat sedatif dan analgesik, dan lebih kuat sekitar 10 kali ketimbang morfin. Setelah mengonsumsi Krokodil, pecandu akan merasa 'high' selama setengah jam hingga satu jam.
Krokodil dijuluki sebagai 'obat yang memakan pecandu'. Sebab pecandu Krokodil akan mengalami pembusukan dari dalam, sehingga menyebabkan kerusakan parah pada jaringan. Pecandu akan mengalami luka terbuka sampai ke tulang dan mengalami gangren alias kematian jaringan di bagian tubuh atau kematian sel dalam jumlah besar.
Karena kondisi inilah, maka anggota tubuh bisa diamputasi. Majalah Time melaporkan sekitar 1,2 juta warga Rusia diyakini telah dirusak oleh narkotika, termasuk Krokodil.
Dengan bahan aktif desomorphine, maka efek krokodil 8-10 kali lebih kuat daripada morfin. Ketika para pecandu mencoba berhenti menggunakan krokodil, mereka biasanya akan merasa sangat kesakitan. Karena itu membutuhkan kemauan yang besar untuk lepas dari ketergantungan.
Krokodil merupakan obat baru yang mematikan dan telah banyak merenggut nyawa manusia. Umumnya para junkies Krokodil hanya bisa bertahan hidup tiga tahun setelah mulai mengonsumsi obat tersebut. Namun, di banyak kasus ada pecandu yang tewas dalam tahun-tahun pertama penggunaan.
Krokodil memiliki nama kimia Desomorphine (dihydrodesoxymorphine, Permonid). Namun, nama Krokodil lebih dikenal di Rusia. Obat ini konon juga banyak dikonsumsi pecandu heroin di negara Eropa lainnya, seperti Norwegia.
Barang haram ini banyak dan mudah sekali ditemukan di Rusia, karena unsur pentingnya, codeine, bisa di dapat di Rusia tanpa menggunakan resep. Dan proses pembuatannya pun sangat gampang, hanya butuh sekitar setengah jam untuk mengolah kodein menjadi krokodil.
Dalam beberapa kasus, bensin ikut ditambahkan dalam pembuatan Krokodil. Selain itu, sistem rehabilitasi pecandu narkotika di Rusia pun kabarnya belum maksimal. Meski demikian, sejak 2009 penyitaan Krokodil di Rusia telah meningkat hingga 23 kali lipat. Dalam tiga bulan pertama tahun 2011, 65 juta dosis disita.
Obat ini diberi nama Krokodil karena bisa menyebabkan kulit pecandunya berubah menjadi hijau, bersisik, dan tidak rata seperti crocodile atau buaya. Di Rusia, obat yang merupakan turunan dari morfin ini digambarkan sebagai obat yang paling mematikan. Sebab di Rusia, sudah banyak pecandu yang meregang nyawa akibat Krokodil.
Obat ini memang sangat adiktif. Dilaporkan obat ini juga memiliki sifat sedatif dan analgesik, dan lebih kuat sekitar 10 kali ketimbang morfin. Setelah mengonsumsi Krokodil, pecandu akan merasa 'high' selama setengah jam hingga satu jam.
Krokodil dijuluki sebagai 'obat yang memakan pecandu'. Sebab pecandu Krokodil akan mengalami pembusukan dari dalam, sehingga menyebabkan kerusakan parah pada jaringan. Pecandu akan mengalami luka terbuka sampai ke tulang dan mengalami gangren alias kematian jaringan di bagian tubuh atau kematian sel dalam jumlah besar.
Karena kondisi inilah, maka anggota tubuh bisa diamputasi. Majalah Time melaporkan sekitar 1,2 juta warga Rusia diyakini telah dirusak oleh narkotika, termasuk Krokodil.
(",)v
Sumber : detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
“Hello friend, jika artikel di atas menarik menurut kamu, jangan lupa berikan sepatah dua patah kata komentarnya ya.”