Jumat, 02 Desember 2011
Kasih Ibu Tak Bertepi (Renungan)
Ketika Hindun binti Utbah duduk bersama putranya (Mu'awiyah bin Abu Sufyan) yang masih kecil, ia didatangi oleh seorang wanita. Rupanya wanita itu menangkap tanda-tanda kecerdasan pada Mu'awiyah. "Anakmu ini, jika sudah besar akan menjadi pemimpin kaumnya." Sebagai wanita yang mulia dan mempunyai wawasan luas, Hindun pun menjawab, "Aku akan kehilangan ia, jika ia hanya menjadi pemimpin bagi kaumnya."
Keluarga jelas memainkan peran yang amat signifkan dalam pembentukan watak, cita-cita, dan obsesi seorang anak. Di tengah mobilitas kerja seorang ayah yang waktunya lebih banyak terkuras di luar rumah, wajar kalau kemudian peran luhur itu lebih banyak diambil oleh sang ibu. Dalam hal ini, Hindun telah menanamkan pada benak putranya bahwa ia sebagai ibu tak rela jika anaknya hanya menjadi pemimpin bagi kaumnya. Dan kenyataannya, Mu'awiyah telah menjadi pemimpin Daulah Umawiyah selama 20 tahun. Sebelumnya, ia juga menjadi gubernur Syam selama 20 tahun.
Dalam pentas sejarah Islam, betapa banyak tokoh gemilang yang lahir dari sentuhan bertuah dan tarbiyah yang hebat dari seorang ibu. Sosok Mu'awiyah di atas, hanya satu contoh kecil betapa kasih ibu sungguh tak bertepi. Tokoh lain, Zubair bin al-Awwam, prajurit berkuda Islam yang menurut penilaian Umar ra kekuatannya setara dengan seribu orang. Ia tumbuh dalam asuhan ibunya Shafiyah binti Abdul Muthalib bibi Rasulullah SAW dan kakak perempuan singa Allah Hamzah bin Abdul Muthalib.
Dunia Islam juga mengenal tokoh Imam Malik bin Anas. Semasa kecil, ia pernah berkata pada ibunya. "Aku akan mendatangi salah seorang penyanyi, agar aku bisa belajar menyanyi padanya." Sebagai wanita salihah, sang ibu pun menjawab, "Duhai putraku, menyanyi itu dipandang tak baik oleh orang-orang. Carilah ilmu agama!" Ketika Allah memberi hidayah pada Malik kecil, maka ibunya mengenakan pakaian yang biasa dipakai oleh para pencari ilmu kala itu dan meletakkan serban di atas kepala Malik, seraya berkata, "Sekarang pergilah engkau mencari ilmu."
Kini bagaimana dunia mengenal Malik bin Anas, alih-alih menjadi penyanyi, ia justru menjadi guru dari tokoh besar Imam Syafi'i, sekaligus penyusun karya fenomenal di bidang hadis, yaitu kitab al-Muwaththa.
Sofyan ats-Tsauri, tokoh yang menjadi Amirul Mukminin dalam masalah hadis, adalah buah hasil seorang ibu salihah yang menyusui dan setia mengasuhnya. Saat Sofyan ats-Tsauri kecil akan belajar, ada nasihat ibunya yang bagus juga untuk ditiru oleh ibu-ibu Muslimah modern, "Wahai putraku, jika engkau telah menulis 10 huruf, perhatikanlah, apakah rasa takutmu pada Allah, sifat santun dan kelemahlembutan pada jiwamu bertambah? Bila tak bertambah, maka ketahuilah bahwa 10 huruf yang kamu tulis itu membahayakanmu dan tak bermanfaat bagimu."
Mulai dari mengandung dan menyapihnya dalam dua tahun, yang dihempas dengan kelemahan demi kelemahan (QS Lukman: 14), lalu segenap obsesinya dicurahkan untuk sang buah hati, maka amat pantas kalau sang bunda meraih penghargaan tiga kali lebih besar dari sang ayah (lihat hadis riwayat Imam Bukhari).
(",)v
Sumber : koran.republika.co.id
Oleh : Ustadz Makmun Nawawi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
“Hello friend, jika artikel di atas menarik menurut kamu, jangan lupa berikan sepatah dua patah kata komentarnya ya.”