Jumat, 05 Agustus 2011
Udah Tau Semuanya (Joke)
Latif yang baru saja masuk SMU, melewati masa-masa pubernya. Membuat dirinya semakin centil & suka sekali ngerjain orang. Kali ini dia mendapatkan kata-kata baru untuk ngerjain orang lain, yaitu : "GUE UDAH TAU SEMUANYA"
Hari pertama, dia nelepon temannya :
"Rin, gue udah tau semuanya.."
"Hah" suara disana sontak terdengar lemas.
"Tif, lo jangan bilang Indri kalo gue jalan sama cowoknya ya, Tif. Gue ada voucher makan di HokBen, nich! Tapi lo jangan bilang-bilang, yach? Sorry gue cuma bisa ngasih itu doang ke lo.. Pleaseee.."
"Okelah, gue sih terima aja, lo khan temen gue, Rin.."
Begitu telepon ditutup, Latif langsung teriak girang sambil jingkrak-jingkrak.
"Wah oke juga nich, gue dapet voucher HokBen.. Coba gue praktekin lagi ach.."
Kali ini Latif masuk ke kamar kakaknya dan langsung bicara pelan didekat kuping kakaknya yang lagi tidur-tiduran.
"Wa, gue udah tau semuanya. Ternyata gitu ya, Wa."
Dewa langsung kontan terbangun, mengambil sebuah kunci dan berbisik pada Latif.
"Tif, lo boleh pake mobil gue sebulan penuh plus gue kasih uang bensinnya. Tapi jangan bilang Papi kalo gue nyimeng, yach! Pleaseee.."
"Beres!" Latif benar-benar girang.
Kali ini, dia mencegat Papinya yang baru saja pulang kerja.
"Papi.." Latif mengejar Papinya yang cuek bebek.
"Papi, Latif mau ngomong bentar.."
"Ada apa sich, Tif ?!! Papi capek, nich.."
"Latif udah tau semuanya Pi.."
Mendadak Papinya celingukan, mengeluarkan HP dan menelepon seseorang.
"Tif, Credit Card kamu udah Papi aktifkan lagi. Tapi, jangan pernah bilang Mama soal si Ijah, yach!"
Latif girang campur sebel. Ternyata Papinya menduakan Mama cuma demi pembantunya, si Ijah. Latif langsung berlari tanpa sepatah katapun.
Diluar, Latif bertemu Pak Udi, sopirnya yang sudah belasan tahun bekerja dirumahnya. Usil Latif pun mulai lagi. Dia kesal juga, pasti dia tau soal si Ijah, tapi bungkam selama ini. "Gue kerjain juga nih," pikirnya.
"Pak.. !!!" Suara Latif benar-benar membuat kaget sopirnya.
"Saya udah tau semuanya."
Pak Udi terbengong, dan lantas secara perlahan meneteskan airmata. Menyaksikan hal itu, Latif malah bingung.
"Ya Allah.. Tif !!! Peluklah dengan erat BAPAKmu ini Sayang. Akhirnya engkau tau juga yang sebenarnya.."
(",)v
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
“Hello friend, jika artikel di atas menarik menurut kamu, jangan lupa berikan sepatah dua patah kata komentarnya ya.”