Bra atau BH kini tak lagi hanya berfungsi sebagai penyangga payudara. Dengan teknologi terbaru, bra dapat dilepas sebagai masker penangkal radiasi nuklir dalam keadaan darurat.
Sekilas tidak ada bedanya dengan bra model fullcup pada umumnya. Namun, jika mendadak terjadi serangan nuklir, kedua cup bisa dilepas lalu difungsikan sebagai masker yang bisa menangkal molekul radioaktif yodium-131.
Menurut sang penemu, Dr. Elena Bodnar, bra yang dinamakan "Emergency Bra" ini, fungsinya sama seperti masker pada umumnya. Bedanya, lebih praktis untuk dibawa ke mana-mana, sekaligus bisa dipakai untuk berdua, karena masing-masing cup terhubung dengan pengait yang bisa dilepas.
Emergency Bra juga bisa digunakan pada kondisi bencana, seperti badai debu yang pernah melanda Sydney beberapa tahun lalu. Bahkan, Dr. Elena mengklaim, bra ini dapat menyelamatkan banyak lebih orang, jika digunakan saat terjadi serangan teror 11 September 2001 di AS.
Idenya memang datang dari sebuah bencana, yakni ledakan reaktor nuklir yang terjadi di Chernobyl pada tahun 1986. Awalnya Dr. Elena hanya ingin meneliti efek dari radiasi di wilayah itu, hingga akhirnya terpikir untuk menciptakan inovasi penangkal efek tersebut.
Meski terdengar agak konyol, ide untuk menciptakan bra penangkal radiasi justru berjaya dengan meraih sebuah penghargaan bergengsi. Pada tahun 2009, peneliti asal Inggris ini, mendapatkan Ig Nobel Public Health Prize atas karya tersebut.
Agar manfaatnya bisa dirasakan oleh setiap orang, saat ini Emergency Bra mulai diproduksi dalam skala besar. Dikutip dari WPIX, Minggu (26/9/2010), peminat sudah bisa membelinya secara online dengan harga US$ 29,95 atau sekitar Rp 268.000.
Jadi, bagi kamu yang ingin menggunakan bra penangkal radiasi ini, sudah dapat membelinya mulai sekarang, demi mengantisipasi apabila terjadi bencana yang tak terduga. (",)v
Sumber : health.detik.com, berbagai sumber lainnya
Editor : AdeL`FarouK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
“Hello friend, jika artikel di atas menarik menurut kamu, jangan lupa berikan sepatah dua patah kata komentarnya ya.”