Miyamoto Musashi ( 宮本 武蔵 ) atau cukup disebut dengan "Musashi", ialah seorang Samurai dan Ronin yang sangat terkenal di Jepang pada abad pertengahan.
(",)v
Sumber : Wikipedia©
Diperkirakan dia lahir sekitar tahun 1584,
dan meninggal tahun 1645. Nama aslinya adalah Shinmen Takezo. Kata
Musashi sendiri merupakan lafal lain dari "Takezo" (huruf kanji bisa memiliki
banyak lafal dan arti). Musashi memiliki nama lengkap "Shinmen Musashi No Kami Fujiwara No Genshin".
Hikayat
Di masa kecilnya, Musashi dipanggil dengan Bennosuke. Miyamoto sendiri merupakan nama kuno sebuah daerah yang terdapat di barat daya Tokyo. Nama No Kami berarti kaum bangsawan daerah setempat.
Pada umumnya, Fujiwara adalah nama asal dari keluarga leluhur para bangsawan di Jepang yang diturunkan ribuan tahun yang lalu. Nenek moyang keluarga Musashi (Hirada/Hirata) ialah keturunan keluarga Shinmen, penguasa di Kyushu, yaitu sebuah pulau yang berada bagian selatan Jepang.
Ayah Musashi, Munisai Hirata, meninggal ketika kira-kira dia baru berusia 7 tahun. Setelah ibunya kemudian juga meninggal, maka Musashi kemudian ikut paman dari pihak ibunya. Dengan demikian, dia sudah yatim piatu ketika Toyotomi Hideyoshi menyatukan Jepang pada tahun 1590.
Tidak jelas, apakah keinginannya bermain Kendo adalah berkat pengaruh pamannya ataukah hal itu merupakan keinginannya Musashi sendiri.
Pertarungan Demi Pertarungan
Pertama kali Musashi menemukan musuhnya, ketika dia masih berusia 13 tahun. Dia adalah Arima Kihei, seorang samurai dari perguruan Shinto Ryu bidang seni militer yang terampil bermain pedang dan tombak.
Musashi berhasil mengalahkannya dengan cara melemparnya ke tanah dan memukulnya dengan tongkat, sehingga musuhnya itu mati mengenaskan dengan berlumuran darah.
Ketika dia menginjak usia 16 tahun, Musashi mengalahkan lawan berikutnya, dan sejak itulah dia kabur dari rumah dan terlibat dalam berbagai kontes pertarungan dan peperangan, sampai dia berusia 50 tahun.
Miyamoto Musashi memegang dua pedang kayu (bokken)
Musashi mengembara mengelilingi Jepang dan menjadi legenda. Berbagai musuh terkenal pernah dikalahkannya, antara lain samurai-samurai dari keluarga Yoshioka di Kyoto, jagoan ilmu tongkat kondang Muso Gonosuke di Edo, bangsawan Matsudaira di Izumo, dan Sasaki Kojiro di Bunzen.
Pertempuran legendarisnya saat Musashi bertarung dengan rival berat yang benar-benar diakuinya yaitu Sasaki "Ganryu" Kojirou yang saat itu merupakan samurai terkenal yang mendirikan sekolah samurai dengan alirannya sendiri yang dikenal dengan nama "Ganryu" di pulau Ganryujima.
Awalnya Musashi mendengar kepopuleran Kojiro dan dia meminta Lord Hosokawa Tadaoki untuk mengatur duel antara mereka berdua. Pertarungan disiapkan pada tanggal 13 April 1612 di Pulau Ganryujima of Funashima (Pulau antara Honshu dan Kyushu).
Menurut sejarah, Musashi datang terlambat sekitar 3 jam dan ketika Kojiro berteriak marah, Musashi hanya tersenyum. Karena hal itulah Kojiro langsung bertarung dengan penuh amarah, yaitu dengan teknik andalannya “Swallow Blade Cut’s”, dia berusaha mengalahkan Musashi.
Sayangnya, Musashi lebih dulu memukul iga kiri Kojiro yang menyebabkan patah dan menusuk paru-parunya yang akhirnya kematian bagi Kojiro. Sebuah patung didirikan di jembatan kintai, antara iwakuni dan shinwakuni.
Pertempuran lainnya yang legendaris ialah pertempuran dimana dia melawan salah satu perguruan bela diri terkenal di Jepang pada masanya di Ichijoji.
Pada pertempuran tersebut, Musashi bertarung melawan sekitar 50 orang samurai, dan pertempuran tersebut dimenangkan oleh Miyamoto Musashi dengan teknik dua pedangnya.
Hingga saat ini, bekas pertempuran maut Musashi di Ichijoji itu, dijadikan monumen oleh masyarakat Jepang.
Salah satu peperangan terkenal yang sering dikatakan melibatkan Musashi adalah Pertempuran Sekigahara di tahun 1600, yaitu melibatkan antara pasukan Tokugawa Ieyasu dan pasukan pendukung pemerintahan Toyotomi Hideyori.
Ribuan orang tewas terbantai dalam peperangan itu sendiri dan pembantaian sesudahnya oleh tentara pemenang perang. Dalam peperangan itu, Musashi memihak pasukan Toyotomi Hideyori (anak dari Toyotomi Hideyoshi).
Menyepi Dan Berkarya
Setelah melewati masa periode pertarungan (terakhir melawan Sasaki Kojiro) dan peperangan tersebut, Musashi akhirnya menyepi dan menetap di pulau Kyushu dan tidak pernah meninggalkannya lagi, dan mencari pemahaman sejati atas falsafah Kendo.
Setelah sempat meluangkan waktu beberapa tahun untuk mengajar dan melukis di Kuil Kumamoto, Musashi lalu kemudian pensiun dan menyepi di gua Reigendo.
Disanalah dia menulis Go Rin No Sho, atau Buku Lima Cincin/Lima Unsur. Buku ini adalah buku seni perang yang berisi tentang strategi perang dan metode duel, yang diperuntukkan bagi muridnya Terao Magonojo.
Namun oleh peneliti barat, buku ini dianggap rujukan untuk mengenal kejiwaan dan pola berpikir masyarakat Jepang. Buku ini menjadi klasik dan dijadikan rujukan oleh para siswa Kendo di Jepang.
Musashi dianggap sedemikian hebatnya, sehingga di Jepang dia dikenal dengan sebutan Kensei, yang berarti "Dewa Pedang".
Tak lama setelah itu, Musashi meninggal di Kyushu pada tahun 1645. Musashi tidak menikah dan tidak mempunyai keturunan, akan tetapi dia mempunyai seorang anak angkat yang sekaligus muridnya yang juga masih saudara sepupunya, yaitu bernama Iori Miyamoto.
Pengaruh
Studi kehidupan dan hasil karya Musashi, masih tetap relevan pada masa kini, karena mencakup taktik dan strategi yang dapat diaplikasikan untuk berbagai kegiatan praktis, seperti periklanan, bisnis, dan militer.
Berbagai produk budaya pun, seperti film dan buku sastra, juga tetap diminati oleh masyarakat, diantaranya yang terkenal ialah buku yang berjudul "Musashi" karya penulis terkenal Jepang, Eiji Yoshikawa, dan film karya sutradara Hiroshi Inagaki. Komik dan Animenya pun telah dibuat berdasarkan novel karya Eiji Yoshikawa oleh Takehiko Inoue dengan judul "VagaBond".
Inspirasi yang diberikan oleh Miyamoto Musashi, tidak saja terjadi pada masyarakat Jepang, tetapi juga pada masyarakat dari berbagai penjuru dunia.
Hikayat
Di masa kecilnya, Musashi dipanggil dengan Bennosuke. Miyamoto sendiri merupakan nama kuno sebuah daerah yang terdapat di barat daya Tokyo. Nama No Kami berarti kaum bangsawan daerah setempat.
Pada umumnya, Fujiwara adalah nama asal dari keluarga leluhur para bangsawan di Jepang yang diturunkan ribuan tahun yang lalu. Nenek moyang keluarga Musashi (Hirada/Hirata) ialah keturunan keluarga Shinmen, penguasa di Kyushu, yaitu sebuah pulau yang berada bagian selatan Jepang.
Ayah Musashi, Munisai Hirata, meninggal ketika kira-kira dia baru berusia 7 tahun. Setelah ibunya kemudian juga meninggal, maka Musashi kemudian ikut paman dari pihak ibunya. Dengan demikian, dia sudah yatim piatu ketika Toyotomi Hideyoshi menyatukan Jepang pada tahun 1590.
Tidak jelas, apakah keinginannya bermain Kendo adalah berkat pengaruh pamannya ataukah hal itu merupakan keinginannya Musashi sendiri.
Pertarungan Demi Pertarungan
Pertama kali Musashi menemukan musuhnya, ketika dia masih berusia 13 tahun. Dia adalah Arima Kihei, seorang samurai dari perguruan Shinto Ryu bidang seni militer yang terampil bermain pedang dan tombak.
Musashi berhasil mengalahkannya dengan cara melemparnya ke tanah dan memukulnya dengan tongkat, sehingga musuhnya itu mati mengenaskan dengan berlumuran darah.
Ketika dia menginjak usia 16 tahun, Musashi mengalahkan lawan berikutnya, dan sejak itulah dia kabur dari rumah dan terlibat dalam berbagai kontes pertarungan dan peperangan, sampai dia berusia 50 tahun.
Miyamoto Musashi memegang dua pedang kayu (bokken)
Musashi mengembara mengelilingi Jepang dan menjadi legenda. Berbagai musuh terkenal pernah dikalahkannya, antara lain samurai-samurai dari keluarga Yoshioka di Kyoto, jagoan ilmu tongkat kondang Muso Gonosuke di Edo, bangsawan Matsudaira di Izumo, dan Sasaki Kojiro di Bunzen.
Pertempuran legendarisnya saat Musashi bertarung dengan rival berat yang benar-benar diakuinya yaitu Sasaki "Ganryu" Kojirou yang saat itu merupakan samurai terkenal yang mendirikan sekolah samurai dengan alirannya sendiri yang dikenal dengan nama "Ganryu" di pulau Ganryujima.
Awalnya Musashi mendengar kepopuleran Kojiro dan dia meminta Lord Hosokawa Tadaoki untuk mengatur duel antara mereka berdua. Pertarungan disiapkan pada tanggal 13 April 1612 di Pulau Ganryujima of Funashima (Pulau antara Honshu dan Kyushu).
Menurut sejarah, Musashi datang terlambat sekitar 3 jam dan ketika Kojiro berteriak marah, Musashi hanya tersenyum. Karena hal itulah Kojiro langsung bertarung dengan penuh amarah, yaitu dengan teknik andalannya “Swallow Blade Cut’s”, dia berusaha mengalahkan Musashi.
Sayangnya, Musashi lebih dulu memukul iga kiri Kojiro yang menyebabkan patah dan menusuk paru-parunya yang akhirnya kematian bagi Kojiro. Sebuah patung didirikan di jembatan kintai, antara iwakuni dan shinwakuni.
Monumen yang didirikan untuk mengenang pertarungan
samurai legendaris ~ Musashi dan Kojiro
Pertempuran lainnya yang legendaris ialah pertempuran dimana dia melawan salah satu perguruan bela diri terkenal di Jepang pada masanya di Ichijoji.
Pada pertempuran tersebut, Musashi bertarung melawan sekitar 50 orang samurai, dan pertempuran tersebut dimenangkan oleh Miyamoto Musashi dengan teknik dua pedangnya.
Batu peringatan Musashi di Ichijoji, Kyoto
Hingga saat ini, bekas pertempuran maut Musashi di Ichijoji itu, dijadikan monumen oleh masyarakat Jepang.
Salah satu peperangan terkenal yang sering dikatakan melibatkan Musashi adalah Pertempuran Sekigahara di tahun 1600, yaitu melibatkan antara pasukan Tokugawa Ieyasu dan pasukan pendukung pemerintahan Toyotomi Hideyori.
Ribuan orang tewas terbantai dalam peperangan itu sendiri dan pembantaian sesudahnya oleh tentara pemenang perang. Dalam peperangan itu, Musashi memihak pasukan Toyotomi Hideyori (anak dari Toyotomi Hideyoshi).
Menyepi Dan Berkarya
Setelah melewati masa periode pertarungan (terakhir melawan Sasaki Kojiro) dan peperangan tersebut, Musashi akhirnya menyepi dan menetap di pulau Kyushu dan tidak pernah meninggalkannya lagi, dan mencari pemahaman sejati atas falsafah Kendo.
Setelah sempat meluangkan waktu beberapa tahun untuk mengajar dan melukis di Kuil Kumamoto, Musashi lalu kemudian pensiun dan menyepi di gua Reigendo.
Disanalah dia menulis Go Rin No Sho, atau Buku Lima Cincin/Lima Unsur. Buku ini adalah buku seni perang yang berisi tentang strategi perang dan metode duel, yang diperuntukkan bagi muridnya Terao Magonojo.
Namun oleh peneliti barat, buku ini dianggap rujukan untuk mengenal kejiwaan dan pola berpikir masyarakat Jepang. Buku ini menjadi klasik dan dijadikan rujukan oleh para siswa Kendo di Jepang.
Musashi dianggap sedemikian hebatnya, sehingga di Jepang dia dikenal dengan sebutan Kensei, yang berarti "Dewa Pedang".
Tak lama setelah itu, Musashi meninggal di Kyushu pada tahun 1645. Musashi tidak menikah dan tidak mempunyai keturunan, akan tetapi dia mempunyai seorang anak angkat yang sekaligus muridnya yang juga masih saudara sepupunya, yaitu bernama Iori Miyamoto.
Pengaruh
Studi kehidupan dan hasil karya Musashi, masih tetap relevan pada masa kini, karena mencakup taktik dan strategi yang dapat diaplikasikan untuk berbagai kegiatan praktis, seperti periklanan, bisnis, dan militer.
Berbagai produk budaya pun, seperti film dan buku sastra, juga tetap diminati oleh masyarakat, diantaranya yang terkenal ialah buku yang berjudul "Musashi" karya penulis terkenal Jepang, Eiji Yoshikawa, dan film karya sutradara Hiroshi Inagaki. Komik dan Animenya pun telah dibuat berdasarkan novel karya Eiji Yoshikawa oleh Takehiko Inoue dengan judul "VagaBond".
Inspirasi yang diberikan oleh Miyamoto Musashi, tidak saja terjadi pada masyarakat Jepang, tetapi juga pada masyarakat dari berbagai penjuru dunia.
(",)v
Sumber : Wikipedia©
Klik dulu baru bisa rasakan ayam bangkok
BalasHapus