Planet Saturnus ialah planet kedua terbesar setelah Jupiter, termasuk di dalam kelompok planet besar (major planets), diantaranya : Jupiter, Uranus, dan Neptunus. Merupakan sebuah planet dengan urutan ke-6 di tata surya, yang terkenal dengan sebutan planet bercincin. Keberadaan planet Saturnus, telah diketahui sejak zaman prasejarah.
Tujuh cincin datar tipis di sekitar Saturnus, berbentuk seperti cincin ikal yang banyak dan rapat, yang terdiri dari unsur partikel-partikel es yang mengelilinginya. Cincinnya yang berkilauan, membuat planet Saturnus merupakan salah satu objek yang paling indah di tata surya.
Saturnus adalah planet terjauh dari 5 planet yang paling mudah dilihat dengan mata telanjang dan 4 planet lainnya adalah Merkurius, Venus, Mars, dan Jupiter (Uranus dan 4 Vesta terlihat dengan mata telanjang ketika langit gelap). Dan merupakan planet terakhir yang diketahui oleh astronom awal sampai Uranus ditemukan tahun 1781.
Saturnus muncul dalam penglihatan mata telanjang, pada saat langit malam sebagai titik terang dan berwarna kuning. Bantuan optik (teleskop) perlu diperbesar setidak-tidaknya 20X untuk melihat cincin Saturnus.
Saturnus memiliki diameter di khatulistiwa sekitar 120.540 km, hampir 10 kali lipat dari Bumi, dan nyaris 1/12 dari panjang diameter Matahari. Planet ini dapat dilihat dari Bumi dengan mata telanjang, akan tetapi tidak dengan cincinnya.
Jarak rata-rata ke Matahari sejauh 1,427 milyar km, kira-kira 9X jarak anatara Bumi dan Matahari. Dan perlu waktu 29,46 tahun Saturnus dalam mengorbit (Revolusi) ke Matahari, yang dikenal dengan periode orbit Saturnus.
Saturnus memiliki periode rotasi selama 10 jam 14 menit, lebih lama beberapa menit dari Jupiter. Namun, Saturnus tidak berotasi dalam rata-rata yang konstan. Periode rotasi Saturnus tergantung dengan kecepatan rotasi gelombang radio yang dikeluarkannya.
Pesawat angkasa Cassini-Huygens menemukan, bahwa apabila emisi radio melambat, maka periode rotasi Saturnus pun meningkat. Tidak diketahui, apa yang menyebabkan gelombang radio tersebut menjadi lambat.
Sama halnya dengan Jupiter, unsur terbesar Atmosfer yang terdapat pada Saturnus, yaitu hidrogen (H) dan helium (He), serta unsur kecil lainnya, yaitu metana (CH4) dan amonia (NH3). Masih terdapat unsur yang lebih kecil lagi di dalamnya, yaitu asetilena (C2H2), etana (C2H6), dan fosfin (PH3).
Saturnus memiliki 59 buah satelit alami, dan hanya 48 diantaranya yang memiliki nama. Tujuh satelitnya yang terbesar, yaitu Titan, Rhea, Iapetus, Dione, Tethys, Enceladus dan Mimas.
Struktur Dalam
Saturnus memiliki bentuk yang diratakan di bagian kutub dan dibengkakkan keluar di sekitar khatulistiwa. Diameter khatulistiwa Saturnus sebesar 120.540 km (74.867 mil), dimana diameter dari Kutub Utara ke Kutub Selatan sebesar 108.728 km (67.535 mil), berbeda sebesar 9%. Bentuk yang diratakan ini disebabkan oleh rotasinya yang sangat cepat, merotasi setiap 10 jam 14 menit waktu Bumi.
Saturnus adalah satu-satunya Planet di tata surya yang massa jenisnya lebih sedikit daripada air. Walaupun inti Saturnus memiliki massa jenis yang lebih besar daripada air, planet ini memiliki atmosfer yang mengandung kaya akan gas, sehingga massa jenis relatif planet ini sebesar is 0.69 g/cm³ (lebih sedikit daripada air). Dan jika Saturnus diletakan diatas kolam yang penuh air, maka bola besar ini akan mengapung.
Inti Planet Saturnus mirip dengan Jupiter, memiliki inti planet di pusatnya dan sangat panas, temperaturnya mencapai 15.000 K (26.540 °F, 14.730 °C). Inti Planet Saturnus sangat panas dan meradiasi sekitar 21/2 kali lebih panas daripada jumlah energi yang diterima Saturnus dari Matahari.
Inti Planet Saturnus sama besarnya dengan Bumi, namun jumlah massa jenisnya lebih besar. Diatas inti Saturnus terdapat bagian yang lebih tipis, yang merupakan hidrogen metalik, sekitar 30.000 km (18.600 mil). Diatas bagian itu pula terdapat daerah liquid hidrogen dan helium. Inti planet Saturnus sangat berat, dengan massa sekitar 9 sampai 22 kali lebih dari massa inti Bumi.
Saturnus memiliki medan gaya alami yang lebih lemah dari Jupiter. Medan gaya Saturnus unik, karena porosnya simetrikal, tidak seperti planet lainnya. Saturnus menghasilkan gelombang radio, namun mereka terlalu lemah untuk dideteksi dari Bumi.
Bulan terbesar Saturnus, Titan, mengorbit di bagian luar medan gaya Saturnus dan memberikan keluar plasma terhadap daerah partikel dari atmosfer Titan yang yang di ionisasi.
Bagian Luar
Bagian luar atmosfer Saturnus terdiri atas 96.7% hidrogen (H), 3% helium
(He), 0.2% metana (CH4) dan 0.02% amonia (NH3). Terdapat pula sedikit kandungan asetilena (C2H2), etana (C2H6), dan fosfin (PH3).
Awan Saturnus, seperti halnya Jupiter, merotasi dengan kecepatan yang berbeda-beda, tergantung dari posisi lintangnya. Berbeda halnya dengan Jupiter, awan Saturnus lebih redup dan lebih lebar di khatulistiwa.
Awan terendah Saturnus terdiri atas air es dengan ketebalan sekitar 10 km. Temperatur Saturnus cukup rendah, dengan suhu 250 K (-10°F, -23°C). Awan diatasnya, memiliki ketebalan 50 km, terdiri dari es amonium hidrogensulfida (NH4HS) dan diatas awan itu, terdapat awan es amonia dengan ketebalan 80 km. Bagian paling atas terdiri dari gas hidrogen dan helium, dimana tebalnya sekitar 200 dan 270 km.
Animasi Awan Heksagonal Saturnus
Aurora juga diketahui terbentuk di mesosfer Saturnus. Temperatur di awan bagian atas Saturnus sangat rendah, yaitu sebesar 98 K (-283 °F, -175 °C). Temperatur di awan bagian dalam Saturnus lebih besar daripada yang diluar, karena panasnya itu diproduksi di bagian dalam Saturnus.
Angin Saturnus merupakan salah satu dari angin terkencang yang ada di tata surya, mencapai kecepatan 500 m/s (1.800 km/h, 1.118 mph), jauh lebih cepat daripada angin yang ada di Bumi.
Pada Atmosfer Saturnus juga terdapat awan berbentuk lonjong yang mirip dengan awan berbentuk lonjong yang lebih jelas yang ada di Jupiter. Titik lonjong ini adalah badai besar, mirip dengan angin taufan yang ada di Bumi.
Pada tahun 1990, Teleskop Hubble mendeteksi awan putih didekat khatulistiwa Saturnus. Badai seperti tahun 1990 diketahui dengan nama Bintik Putih Raksasa, badai unik Saturnus ini, hanya ada dalam waktu yang pendek dan muncul setiap 30 tahun waktu Bumi.
Bintik Putih Raksasa juga ditemukan tahun 1876, 1903, 1933, dan 1960. Jika lingkaran konstan ini berlanjut, diprediksi bahwa pada tahun 2020 bintik putih besar akan terbentuk kembali.
Pesawat angkasa Voyager 1 mendeteksi awan heksagonal didekat kutub utara Saturnus sekitar bujur 78° utara. Cassini-Huygens nantinya mengkonfirmasi hal ini tahun 2006. Tidak seperti kutub utara, kutub selatan tidak menunjukkan bentuk awan heksagonal.
Dan yang menarik, Cassini menemukan badai mirip dengan siklon tropis terkunci di kutub selatan dengan dinding mata yang jelas. Penemuan ini menjadi catatan, karena tidak ada planet lain kecuali Bumi di tata surya yang memiliki dinding mata.
Satelit
Hingga 2006, Saturnus diketahui memiliki 56 buah satelit alami. Kini diketahui, terdapat 59 satelit, 48 diantaranya memiliki nama. Banyak bulan Saturnus yang sangat kecil, dimana 33 dari 50 bulan memiliki diameter lebih kecil dari 10 kilometer dan 13 bulan lainnya memiliki diameter lebih kecil dari 50 km.
Tujuh diantaranya cukup besar dan masif untuk dapat runtuh, berbentuk bola di bawah gaya gravitasinya sendiri. Mereka adalah Mimas, Enceladus, Tethys, Dione, Rhea, Titan, dan Iapetus.
Satelit Titan
Titan adalah bulannya Saturnus terbesar, besarnya melebihi dari planet Merkurius, dan satu-satunya bulan di atmosfir, yang memiliki atmosfir yang tebal. Bulan Desember tahun 2004 dan bulan Januari tahun 2005, banyak photo Titan diambil oleh Cassini-Huygens. 1 bagian dari satelit ini, yaitu Huygens telah mendarat di Titan.
Setelah Titan, ada lagi Hyperion dan Phoebe, yang merupakan bulan terbesar lainnya, dengan diameter lebih besar dari 200 km.
Cincin Planet
Planet Saturnus terkenal karena cincin di planetnya, yang menjadikannya sebagai salah satu obyek yang dapat dilihat paling menakjubkan dalam sistem tata surya.
Tidak seperti Jupiter, cincin Saturnus lebih tebal. Sangat unik, karena terdiri dari beribu-ribu cincin yang mengelilingi planet ini, jauh sekali dengan Jupiter yang hanya memiliki 3 cincin tipis. Bahan pembentuk cincin Saturnus ini masih belum diketahui.
Para ilmuwan berpendapat, cincin itu tidak mungkin terbuat dari lempengan padat, karena akan hancur oleh gaya sentrifugal. Namun, tidak mungkin juga terbuat dari zat cair, karena gaya sentrifugal akan mengakibatkan timbulnya gelombang. Jadi, sejauh ini, diperkirakan yang paling mungkin membentuk cincin-cincin itu adalah bongkahan-bongkahan es meteorit.
Cincin itu pertama kali dilihat oleh Galileo Galilei pada tahun 1610 dengan teleskopnya, tetapi ketika itu dia tidak dapat memastikannya. Dia kemudian menulis kepada adipati Toscana, bahwa "Saturnus tidak sendirian, tetapi terdiri dari tiga yang hampir bersentuhan dan tidak bergerak. Cincin itu tersusun dalam garis sejajar dengan zodiak dan yang ditengah (Saturnus) adalah tiga kali besar yang lurus (penjuru cincin)".
Dia juga mengira, bahwa Saturnus memiliki "telinga." Pada tahun 1612, sudut cincin menghadap tepat pada bumi, dan akhirnya menghilang dan kemudian pada tahun 1613 cincin itu muncul kembali. Hal itu sempat membuat Galileo bingung. Namun, persoalan cincin itu terselesaikan sudah di tahun 1655 oleh Christian Huygens, yang menggunakan teleskop yang lebih kuat daripada teleskop yang digunakan Galileo.
Pada tahun 1675 Giovanni Domenico Cassini menentukan, bahwa cincin Saturnus sebenarnya terdiri dari berbagai cincin yang lebih kecil dengan ruang antara mereka, bagian terbesar dinamakan Divisi Cassini.
Pada tahun 1859, James Clerk Maxwell menunjukan, bahwa cincin tersebut tidak padat, namun terbuat dari partikel-partikel kecil, yang mengorbit Saturnus sendiri-sendiri dan jika tidak, cincin itu akan tidak stabil atau terpisah.
Kemudian, James Keeler mempelajari cincin itu menggunakan spektrometer pada tahun 1895, yang membuktikan bahwa teori Maxwell itu benar.
Cincin Saturnus dapat dilihat dengan menggunakan teleskop modern berkekuatan sederhana, palagi jika dengan teropong berkekuatan tinggi. Cincin ini menjulur 6.630 km hingga 120.700 km keatas khatulistiwa Saturnus.
Terdiri dari bebatuan silikon dioksida, oksida besi, partikel es, dan batu. Terdapat dua teori mengenai asal cincin Saturnus, yaitu :
Teori pertama oleh Édouard Roche di abad ke-19, adalah cincin tersebut merupakan bekas bulan Saturnus yang orbitnya datang cukup dekat dengan Saturnus, sehingga pecah akibat kekuatan pasang surut. Variasi teori ini adalah bulan tersebut pecah akibat hantaman dari komet atau asteroid.
Teori kedua, cincin tersebut ditinggalkan dari nebula, asal yang membentuk Saturnus. Teori ini tidak diterima pada masa kini, disebabkan karena cincin Saturnus dianggap tidak stabil melewati periode selama jutaan tahun, dan dengan itulah dianggap baru terbentuk.
Sementara ruang terluas di cincin tersebut, seperti Divisi Cassini dan Divisi Encke, yang dapat dilihat dari Bumi, Voyagers mendapati cincin tersebut mempunyai struktur seni yang terdiri dari ribuan bagian kecil dan cincin kecil. Struktur ini dipercayai terbentuk akibat tarikan graviti bulan-bulan Saturnus melalui berbagai cara.
Separuh bagian dihasilkan akibat bulan kecil yang lewat, seperti Pan dan banyak lagi bagian yang belum ditemukan, sementara sebagian cincin kecil ditahan oleh medan gravitasi satelit penggembala kecil, seperti Prometheus dan Pandora.
Bagian lain terbentuk akibat resonansi antara periode orbit dari partikel di beberapa bagian, bahwa bulan yang lebih besar yang terletak lebih jauh, pada Mimas terdapat divisi Cassini melalui cara ini, justru lebih berstruktur dalam cincin sebenarnya, terdiri dari gelombang berputar yang dihasilkan oleh gangguan gravitasi bulan secara berkala.
Voyager menemukan suatu bentuk seperti ikan pari di cincin Saturnus yang disebut jari-jari. Jari-jari tersebut terlihat saat gelap, ketika disinari sinar matahari. Dan terlihat terang, ketika ada dalam sisi yang tidak diterangi sinar matahari.
Diperkirakan jari-jari tersebut adalah debu yang sangat kecil sekali yang naik keatas cincin. Debu itu merotasi dalam waktu yang sama dengan magnetosfer planet tersebut, dan diperkirakan bahwa debu itu memiliki koneksi dengan elektromagnetisme. Namun, alasan utama mengapa jari-jari itu ada, masih tidak diketahui.
Cassini menemukan jari-jari tersebut 25 tahun kemudian. Jari-jari tersebut muncul dalam fenomena musiman, menghilang selama titik balik matahari.
Di Zaman Kuno
Pada zaman kuno, Saturnus adalah planet terjauh dari 5 planet yang diketahui di tata surya (termasuk Bumi) dan merupakan karakter utama dalam berbagai mitologi. Pada mitologi Romawi, nama planet ini diambil dari Dewa Saturnus, yang merupakan dewa pertanian dan panen.
Bangsa Romawi menganggap Saturnus sama dengan Dewa Yunani, yaitu Dewa Kronos. Karena bangsa Yunani mengeramatkan planet terluar untuk Kronos, orang Romawi mengikutinya.
Pada astrologi Hindu, terdapat 9 planet dimana tata surya dikberi nama Navagraha. Saturnus, salah satu dari mereka, diketahui dengan nama "Sani" atau "Shani", hakim dari semua Planet yang menentukan seluruhnya menurut kelakuan baik atau buruk yang mereka lakukan.
Dewa Saturnus
Kebudayaan Tiongkok dan Jepang kuno menandakan Saturnus sebagai bintang Bumi (土星). Hal ini berdasarkan 5 elemen yang secara tradisional digunakan untuk mengklasifikasikan elemen alami.
Bangsa Ibrani kuno menyebut Saturnus dengan nama "Shabbathai". Malaikatnya adalah Cassiel. Kepintarannya, atau jiwa bermanfaat, adalah Agiel (layga) dan jiwanya (jiwa gelap) adalah Zazel (lzaz).
Bangsa Turki Ottoman dan orang Melayu menamainya "Zuhal", berasal dari bahasa Arab زحل.
Ciri-Ciri
Ciri-ciri umum Planet Saturnus adalah, sbb :
1. Nama Planet : Saturnus
2. Kala Rotasi : 10,14 Jam
3. Kala Revolusi : 29,46 Tahun
4. Atmosfer : Hidrogen, Helium, Metana, Amonia, Asetilena, Etana, Phosphin
5. Satelit Alam : 59 Satelit, Diantaranya : Mimas, Enceladus, Tethys, Dione, Rhea, Titan, Iapetus, Hyperion, dan Phoebe
6. Jarak Ke Matahari : 1,427 Milyar Km
7. Diameter Planet : 120.540 Km
8. Warna Planet : Kuning keputihan
9. Lambang Astronomis :
Baca pula artikel terkait lainnya tentang planet di tata surya :
“Planet Merkurius”
“Planet Venus”
“Planet Bumi”
“Planet Mars”
“Planet Jupiter”
“Planet Uranus”
“Planet Neptunus”
(",)v
Sumber : NASA©, Wikipedia©, ensiklopedia pustaka pengetahuan modern - bintang dan planet, berbagai sumber lainnya
Ciri Ciri Planet Venus
BalasHapusCiri Ciri Planet Mars