Minggu, 31 Oktober 2010
Bumi Terbujur (Poetry)
Bumi Terbujur
bumi terbujur
ada banyak luka menganga
pada jasadnya
nafasnya tinggal
bagai benang rantas
sepertinya akan segera putus
oleh sekali retas
tapi, aneh, tak putus-putus juga
meski masih ada yang terus tega
mengerat-ngeratnya
dengan bangga
bagaimana, o,
bila benar-benar putus?
dengan was-was mata hari
hanya mengawasi
o, bumi
apa yang kau rasakan?
apa yang bisa kulakukan?
wahai para malaikat di langit
wahai para jin dan dedemit
yang terjepit
ikutlah mengamini doaku :
allah, selamatkanlah bumiku!
wahai hujan, angin, dan taufan
wahai lautan dan daratan
yang tertekan
ikutlah mengamini doaku :
allah, selamtkanlah bumiku!
wahai gunung-gunung dan bebatuan
wahai burung-burung dan rerumputan
yang tercampakkan
ikutlah mengamini doaku :
allah, selamtkanlah bumiku!
wahai daun-daun yang berguguran
wahai bunga-bunga berserakan
yang terabaikan
ikutlah mengamini doaku :
allah, selamtkanlah bumiku!
wahai segenap binatang melata
wahai segenap rakyat jelata
yang tersia-sia
ikutlah mengamini doaku :
allah, selamtkanlah bumiku!
wahai tanah yang memerah yang menyerap darah
wahai arwah syuhada yang pasrah
ikutlah mengamini doaku :
allah, selamtkanlah bumiku!
wahai para wali penjaga mataangin
wahai para empu yang bersemayam di atas angin
ikutlah mengamini doaku :
allah, selamtkanlah bumiku!
wahai orang-orang madhlum yang tak berdaya
wahai jiwa-jiwa yang tak ternoda
ikutlah mengamini doaku :
allah, selamtkanlah bumiku!
amin.
(",)v
K.H. A. Mustofa Bisri, 1416/1995
Wekwekwek - Sajak-Sajak Bumilangit
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
“Hello friend, jika artikel di atas menarik menurut kamu, jangan lupa berikan sepatah dua patah kata komentarnya ya.”