Doa melampaui uang. Ini yang saya yakini. Dan Alhamdulillah, dengan
izin-Nya, itu membuat membuat saya tidak perlu mencari yang haram untuk
memenuhi segala kebutuhan dan keperluan.
(",)v
Sumber : republika.co.id
Oleh : Ustadz Yusuf Mansur
Dengan doa, ikhtiar pun
menjadi enteng. Sebab ikhtiar tidak lagi menjadi Tuhan. Ia hanya
menjadi ibadah dan akhlak. Ikhtiar boleh tidak berhasil, namun kebutuhan
dan keperluan hidup bisa tetap terpenuhi dengan doa.
Orang miskin, bila Tuhannya Allah, niscaya akan selesai kemiskinannya. Dia nggak perlu duit, sebab dia hanya perlu Allah. Mencari duit itu susah, tapi mencari Allah sangat mudah.
Duit, bisa nggak dapat. Tapi Allah, selalu sedia setiap saat. Doa adalah salah satu gerbang berjumpa dengan Allah, karena itu memohon dan meminta kepada Allah merupakan upaya untuk mendapatkan pertolongan dari-Nya.
Doa doang? Siapa yang bilang doa doang? Ya harus tetap ikhtiarlah. Tapi sebagaimana uang, ikhtiar juga bukan Tuhan. Tuhan itu hanya Allah.
Seorang ayah yang pekerjaannya buruh pabrik, sangat bingung kala menghadapi hari-hari persalinan istrinya. Lalu ikhtiarnya apa? Pengetahuan, tenaga, waktu, yang semuanya itu sangat terbatas. Ikhtiar baginya adalah bekerja dan pekerjaannya itu.
Sebagian manusia lain yang “pinter”, suka minta sana-sini sebagai ikhtiar. Bukan, itu bukan ikhtiar, tapi sifat lemah dan malas. Lemah akal, lemah iman, dan juga lemah tauhid.
Ayah ini, ketika memperbanyak doa bersama istrinya, nggak bisa hal itu dibilang nggak ikhtiar. Sebab ia bekerja, menjadi buruh pabrik. Pada saat melahirkan, keajaiban Allah datang menghampiri. Allah memudahkan persalinan istrinya.
Setelah siang-malam berdoa, Allah membuat persalinan istrinya lancar tanpa harus ke rumah sakit, cukup bidan kampung. Bidan kampung yang sedang melayani 1-2 ibu yang juga mau melahirkan di tempatnya, tak keberatan dengan kehadiran istri buruh pabrik ini.
Bahkan, salah seorang penjenguk dari salah seorang ibu yang melahirkan, membebaskan semua pembayaran ibu-ibu yang melahirkan di sana. Subhanallah. Inilah kuasa Allah yang jauh melampaui kemampuan uang. Dan Kuasa Allah ini bisa diundang dengan doa.
Orang miskin akan bertambah lapar dan kesusahannya, bilamana Tuhannya bukan Allah. Bahkan, mereka tak bisa belanja tanpa ada uang. Mereka nggak akan bisa beli motor kalau nggak ada uang. Apalagi beli mobil atau membangun rumah, semuanya tak bisa dilakukan tanpa ada uang. Termasuk biaya untuk beli obat dan buat anak sekolah.
Jangankan orang miskin, kita pun yang hidup biasa saja, yakni tidak terlalu miskin dan juga tidak terlalu kaya, sesungguhnya juga akan mengalami kesusahan serupa bilamana Tuhannya bukan Allah. Yakni Tuhannya adalah duit, ikhtiar, jalan, orang lain, sahabat-sahabat, kantor, majikan, jaringan (relasi) atau lainnya. Pasti akan susah.
Cobalah dengan doa. Kita percaya, bahwa segala masalah dan keinginan (hajat) akan selalu ada. Karena itu, pasrahkanlah segalanya kepada Allah, dan Allah pasti selalu ada. Berdoalah kepada-Nya, sesering mungkin, sebanyak mungkin, dengan doa yang sungguh-sungguh. Feel the experience of believe. Niscaya, saudara akan takjub dengan cara kerja Allah yang ajaib.
Orang miskin, bila Tuhannya Allah, niscaya akan selesai kemiskinannya. Dia nggak perlu duit, sebab dia hanya perlu Allah. Mencari duit itu susah, tapi mencari Allah sangat mudah.
Duit, bisa nggak dapat. Tapi Allah, selalu sedia setiap saat. Doa adalah salah satu gerbang berjumpa dengan Allah, karena itu memohon dan meminta kepada Allah merupakan upaya untuk mendapatkan pertolongan dari-Nya.
Doa doang? Siapa yang bilang doa doang? Ya harus tetap ikhtiarlah. Tapi sebagaimana uang, ikhtiar juga bukan Tuhan. Tuhan itu hanya Allah.
Seorang ayah yang pekerjaannya buruh pabrik, sangat bingung kala menghadapi hari-hari persalinan istrinya. Lalu ikhtiarnya apa? Pengetahuan, tenaga, waktu, yang semuanya itu sangat terbatas. Ikhtiar baginya adalah bekerja dan pekerjaannya itu.
Sebagian manusia lain yang “pinter”, suka minta sana-sini sebagai ikhtiar. Bukan, itu bukan ikhtiar, tapi sifat lemah dan malas. Lemah akal, lemah iman, dan juga lemah tauhid.
Ayah ini, ketika memperbanyak doa bersama istrinya, nggak bisa hal itu dibilang nggak ikhtiar. Sebab ia bekerja, menjadi buruh pabrik. Pada saat melahirkan, keajaiban Allah datang menghampiri. Allah memudahkan persalinan istrinya.
Setelah siang-malam berdoa, Allah membuat persalinan istrinya lancar tanpa harus ke rumah sakit, cukup bidan kampung. Bidan kampung yang sedang melayani 1-2 ibu yang juga mau melahirkan di tempatnya, tak keberatan dengan kehadiran istri buruh pabrik ini.
Bahkan, salah seorang penjenguk dari salah seorang ibu yang melahirkan, membebaskan semua pembayaran ibu-ibu yang melahirkan di sana. Subhanallah. Inilah kuasa Allah yang jauh melampaui kemampuan uang. Dan Kuasa Allah ini bisa diundang dengan doa.
Orang miskin akan bertambah lapar dan kesusahannya, bilamana Tuhannya bukan Allah. Bahkan, mereka tak bisa belanja tanpa ada uang. Mereka nggak akan bisa beli motor kalau nggak ada uang. Apalagi beli mobil atau membangun rumah, semuanya tak bisa dilakukan tanpa ada uang. Termasuk biaya untuk beli obat dan buat anak sekolah.
Jangankan orang miskin, kita pun yang hidup biasa saja, yakni tidak terlalu miskin dan juga tidak terlalu kaya, sesungguhnya juga akan mengalami kesusahan serupa bilamana Tuhannya bukan Allah. Yakni Tuhannya adalah duit, ikhtiar, jalan, orang lain, sahabat-sahabat, kantor, majikan, jaringan (relasi) atau lainnya. Pasti akan susah.
Cobalah dengan doa. Kita percaya, bahwa segala masalah dan keinginan (hajat) akan selalu ada. Karena itu, pasrahkanlah segalanya kepada Allah, dan Allah pasti selalu ada. Berdoalah kepada-Nya, sesering mungkin, sebanyak mungkin, dengan doa yang sungguh-sungguh. Feel the experience of believe. Niscaya, saudara akan takjub dengan cara kerja Allah yang ajaib.
(",)v
Sumber : republika.co.id
Oleh : Ustadz Yusuf Mansur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
“Hello friend, jika artikel di atas menarik menurut kamu, jangan lupa berikan sepatah dua patah kata komentarnya ya.”