Pages

Subscribe:

Jumat, 03 Juni 2011

Tempe Merupakan Salah Satu Makanan Mahal Di Jerman

http://1.bp.blogspot.com/-lUv5iKF_Gnk/TeMapIMDmII/AAAAAAAAC2o/U5dChvSxKVQ/s1600/tempe%2Bdi%2Bjerman.jpg

Mencari makanan Asia di kota Berlin, Jerman, yang sangat multikultur, bukanlah suatu perkara yang sulit. Misalnya saja di kawasan Wedding, yang merupakan salah satu kantung daerah imigran yang didominasi berbagai bangsa di Asia.

Toko-toko Turki dan Asia lainnya menjual berbagai bahan makanan sehari-hari yang serupa dengan yang biasa para imigran kenal di kampung halamannya. Ini merupakan obat kangen untuk mereka.

Toko Vinh Loi di Seestrasse, adalah toko yang setiap harinya ramai kedatangan pembeli. Mereka kebanyakan orang Asia yang mencari cabai keriting, bayam, sampai kacang panjang. Selain itu banyak juga orang Jerman yang gemar berburu makanan Asia.

Tempe pun dijual di toko milik orang Vietnam ini. Namun, jangan bayangkan harga tempe semurah di Indonesia. Satu tempe ukuran batu bata 400 gr, dibandrol 1,79 Euro atau setara Rp 28.319,-. Harga tempe di Jerman juga nyaris sama dengan sekilo paha ayam yang dibandrol 1,99 Euro.

Tentu saja hal ini berbeda jauh dengan harga tempe di Indonesia. Namun, kalau sudah kangen dengan makanan satu ini, tetap saja dibeli juga. “Habis mau bagaimana lagi, kangen mau masak kering tempe,” kata Fitriani (27) mahasiswi Indonesia di Berlin.

Impor adalah salah satu faktor kenapa bahan makanan Asia harganya lebih mahal. Namun ternyata, tempe di Jerman tidak di impor dari Indonesia. Karena Jerman sudah membuat sendiri tempe mereka dengan nama yang sama : Tempe.

Tempe dibuat oleh perusahan lokal Jerman, yaitu Natural Vegetarian Food b.v. Rupanya, hari ini bukan batik khas Indonesia saja yang sudah diproduksi oleh perusahaan tekstil lokal di China. (",)v




Sumber : go-killz.blogspot.com, berbagai sumber lainnya Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Hello friend, jika artikel di atas menarik menurut kamu, jangan lupa berikan sepatah dua patah kata komentarnya ya.”

Lazada Indonesia