Pages

Selasa, 10 Agustus 2010

Catatan Pinggir 2




Karya : Goenawan Mohamad

Penerbit : Grafiti Press

Goenawan Susatyo Mohamad atau yang lebih akrab disebut dengan Goenawan Mohamad (GM) dilahirkan di Batang, Jawa Tengah , pada 29 Juli 1941. Pemimpin Redaksi majalah Tempo yang sudah menulis pada usia 17 tahun ini juga dikenal sebagai penyair terkemuka. Kumpulan puisinya yang sudah terbit dan diterjemahkan ke pelbagai bahasa, seperti Inggris, Belanda, Perancis, dan Jepang meliputi ‘Parikesit’ (1969) dan ‘Interlude’ (1971).

Namun, ia pun memperlihatkan sosoknya sebagai penulis esai yang kuat. Kumpulan esainya yang sudah diterbitkan, anatar lain : Potret Seorang Penyair Muda Sebagai Si Malin Kundang (1972), Seks, Sastra, Kita (1980), dan Catatan Pinggir 1 (1982). Hingga kini Catatan Pinggir (Caping) telah dibukukan hingga 7 jilid.

Mengapa GM menulis Caping? Dengan rendah hati ia mengaku, awalnya ia menulis sekadar untuk mengisi halaman kosong majalah Tempo. Namun ternyata, kemudian tulisan itu mendapat respon yang bagus dari pembaca. Lalu esai khas GM itu pun diberi nama Catatan Pinggir (Caping).

Catatan Pinggir terjemahan dari kata marginalia, yaitu catatan , coretan, dan komentar yang dibuat oleh pembaca di margin buku. GM mengaku bukunya selalu jorok, begitu penuh coretan dan komentar. Bila kini ada yang mengartikan caping sebagai catatan kaum pinggiran, GM tidak berkeberatan.


Sinopsis

Ini adalah sebuah judul buku berisi tulisan-tulisan Goenawan Mohamad di majalah Tempo dari tahun 1981-1985. Buku ini berisi pandangan-pandangan, ada juga satire mulai dari birokrasi, ideologi, kebudayaan, gaya hidup, moralitas, dan lain-lain.

Dalam Caping, GM sering mengutip sejumlah buku. Pengutipan ini bukan untuk gagah-gagahan. Namun, karena waktu Caping awal dibuat pada zaman Soeharto, tidak banyak buku bagus masuk ke Indonesia. Saat itu, buku yang dijual toko buku kebanyakan buku-buku ringan seperti buku rajah tangan.

Melalui Caping 2 ini, yang merupakan seri selanjutnya dari Caping 1, banyak pelajaran yang dapat dipetik, meski itu hanya sebuah coret-coretan dari GM. Bab demi bab mengandung makna yang kuat sesuai dengan hubungan yang berkaitan dengan bab tersebut. Kita tidak perlu berurut untuk membacanya. Cukup memilih, topik apa yang kita ingin baca dari bab-bab yang ada di Caping tersebut.

GM lewat Caping 2, mengangkat segala sendi cerita yang ada di dalam kehidupan kita sehari-hari. Hal ini yang membuat Caping enak untuk dibaca, karena kita dituntut untuk turut menyelami makna yang terkandung di dalam setiap judul-judul yang ada pada bagian bab-babnya. Sering enggan terhadap kebulatan dalam banyak hal, suka atau tidak, begitulah adatnya Caping. Ia mengajak pembacanya dalam ruang pencarian, kadang begitu jauh, tanpa titik final. Namun, bukankah kebulatan berarti titik final?

Ini merupakan salah satu bacaan wajib bagi siapa saja yang ingin merasakan nuansa yang berbeda di dalam membaca. Tentunya karena GM disini berusaha mengajak pembacanya untuk senang, tersenyum, berpikir, dan menjadi terpukau lewat tulisan esai Caping ini.Tidak jauh berbeda dengan Caping 1. Tetap dengan gaya bahasa yang mengalir begitu saja, apa adanya, tanpa ada yg ditutup-tutupi dan ada yang menutup-nutupinya. (",)\m/




Sumber : Berbagai sumber
Editor : AdeL`FarouK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Hello friend, jika artikel di atas menarik menurut kamu, jangan lupa berikan sepatah dua patah kata komentarnya ya.”