Pages

Sabtu, 17 Juli 2010

Napoleon Bonaparte Adalah Seorang Muslim


Sayap-Sayap Kehidupan siradel.blogspot.com

Siapa yang tidak mengenal Napoleon Bonaparte, seorang Jendral dan Kaisar Perancis yang tenar kelahiran Ajaccio, Corsica 1769. Namanya terdapat dalam urutan ke-34 dari Seratus tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah yang ditulis oleh Michael H. Hart.

Karier militer Napoleon menyuguhkan paradoks yang menarik. Kegeniusan gerakan taktiknya amat memukau, dan bila diukur dari segi itu semata, bisa jadi dia bisa dianggap seorang jendral terbesar sepanjang jaman.

Sebagai seorang yang berkuasa dan berdaulat penuh terhadap negara Perancis sejak Agustus 1793, seharusnya ia merasa puas dengan segala apa yang telah diperolehnya itu.

Tapi rupanya, kemegahan dunia belum bisa memuaskan batinnya. Agama yang dianutnya waktu itu, ternyata tidak bisa membuat seorang Napoleon Bonaparte merasa tenang dan damai.

Perlu diketahui, bahwa berpuluh-puluh tahun Napoleon berada di Mesir dan sering berinteraksi dengan masyarakat dan dunia Islam. Dalam pencarian agamanya, sangat mungkin Napoleon mempelajari dan tertarik pada Islam saat itu seperti yang terjadi pada jutaan mualaf lainnya di dunia hingga hari ini.

Dan mungkin saja dalam hal ini musuh bebuyutan Inggris pada zaman itu ternyata ialah seorang Muslim. Dan kabar ini bukan tanpa kontroversi tentunya.

Seperti yang disebutkan dalam Buku "Satanic Voices – Ancient and Modern" karya David Musa Pidcock yang terbit pada tahun 1992, menyebutkan bahwa Napoleon rupanya sempat terinspirasi oleh orangkepercayaannya, Jenderal Jacques Menou, yang kemudian menjadi Jenderal Abdullah-Jacques Menou.

Sang jenderal kemudian menikahi seorang wanita Mesir, Siti Zoubeida – yang diyakini memiliki garis keturunan dari Nabi Muhammad SAW. Pidcock juga menuliskan bahwa pada tanggal 2 Juli 1798, 23 tahun sebelum kematiannya ditahun 1821, Napoleon Bonaparte menyatakan ke-Islamannya di hadapan dunia Internasional. Napoleon memilih nama Ali sebagai nama barunya, sehingga namanya berubah menjadi ‘Aly (Ali) Napoleon Bonaparte’


Sayap-Sayap Kehidupan siradel.blogspot.com

Sayap-Sayap Kehidupan siradel.blogspot.com

Buku Satanic Voices – Ancient and Modern karya David Musa Pidcock, halaman 61


Lantas, apa yang membuat Napoleon lebih memilih Islam daripada agama lamanya, Kristen ?

Berikut penuturannya sendiri yang pernah dimuat di majalah "Genuine Islam", edisi Oktober 1936 terbitan Singapura.


"I read the Bible; Moses was an able man, the Jews are villains, cowardly and cruel. Is there anything more horrible than the story of Lot and his daughters?"

"The science which proves to us that the earth is not the centre of the celestial movements has struck a great blow at religion. Joshua stops the sun! One shall see the stars falling into the sea... I say that of all the suns and planets,..."

"Saya membaca Bible; Musa adalah orang yang cakap, sedang orang Yahudi adalah bangsat, pengecut, dan jahat. Adakah sesuatu yang lebih dahsyat daripada kisah Luth beserta kedua puterinya?" (Lihat Kejadian 19:30-38)

"Sains telah menunjukkan bukti kepada kita, bahwa bumi bukanlah pusat tata surya, dan ini merupakan pukulan hebat terhadap agama Kristen. Yosua menghentikan matahari (Yosua 10: 12-13). Orang akan melihat bintang-bintang berjatuhan kedalam laut.... saya katakan, semua matahari dan planet-planet ...."


Selanjutnya Napoleon Bonaparte berkata :

"Religions are always based on miracles, on such things than nobody listens to like Trinity. Yesus called himself the son of God and he was a descendant of David. I prefer the religion of Muhammad. It has less ridiculous things than ours; the turks also call us idolaters."

"Agama-agama itu selalu didasarkan pada hal-hal yang ajaib, seperti halnya Trinitas yang sulit dipahami. Yesus memanggil dirinya sebagai anak Tuhan, padahal ia keturunan Daud. Saya lebih meyakini agama yang dibawa oleh Muhammad. Islam terhindar jauh dari kelucuan-kelucuan ritual seperti yang terdapat di dalam agama kita (Kristen); Bangsa Turki juga menyebut kita sebagai orang-orang penyembah berhala dan dewa."


Selanjutnya :

"Surely, I have told you on different occations and I have intimated to you by various discourses that I am a Unitarian Musselman and I glorify the prophet Muhammad and that I love the Musselmans."

"Dengan penuh kepastian, saya telah mengatakan kepada anda semua pada kesempatan yang berbeda, dan saya harus memperjelas lagi kepada anda di setiap ceramah, bahwa saya adalah seorang Muslim, dan saya memuliakan Nabi Muhammad serta mencintai orang-orang Islam."


Akhirnya ia berkata :

"In the name of God the Merciful, the Compassionate. There is no god but God, He has no son and He reigns without a partner."

"Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada Tuhan selain Allah. Ia tidak beranak dan Ia mengatur segala makhlukNya tanpa pendamping."


Napoleon Bonaparte mengagumi Al Qur'an setelah membandingkan dengan kitab sucinya terdahulu, Alkitab. Akhirnya, ia menemukan keunggulan-keunggulan Al Qur'an, juga semua cerita yang melatar belakanginya.


Sayap-Sayap Kehidupan siradel.blogspot.com


Bonaparte et I'Islarn oleh Christian Cherlifs, Paris


Dalam buku yang berjudul ‘Bonaparte et L'Islam oleh Christian Cherlifs, Paris, halaman 105’, Napoleon Bonaparte berkata sebagai berikut :


"I hope the time is not far off when I shall be able to unite all the wise and educated men of all the countries and establish a uniform regime based on the prinsiples of the Qur'an wich alone can lead men to happiness.”

“Saya meramalkan, bahwa tidak lama lagi akan dapat dipersatukan semua manusia yang berakal dan berpendidikan tinggi, untuk memajukan satu kesatuan kekuasaan yang berdasarkan prinsip-prinsip ajaran Islam, karena hanyalah Qur'an itu satu-satunya kebenaran yang mampu memimpin manusia kepada kebahagiaan.”


Napoleon disebut-sebut mengakui superioritas hukum Islam, bahkan berniat menerapkannya di kekaisarannya di Prancis. Prinsip-prinsip syariah itu sempat dimasukkan ke dalam "Civil Code Napoleon" atau hukum yang ditulis oleh Napoleon.

Code Napoleon ini kemudian menjadi menginspirasi konstitusi Prancis dan konstitusi negara-negara taklukan Napoleon di Eropa.


Sayap-Sayap Kehidupan siradel.blogspot.com

 Code Napoleon


Ternyata penerapan prinsip syariah dalam hukum Prancis ini ada contohnya di dunia kontemporer. Berita yang menyebutkan salah satunya ialah ketika terjadi kecelakaan fatal 1997 yang menewaskan Putri Diana dari Inggris dan teman dekatnya, Dodi al-Fayed. Para fotografer yang memotret insiden tersebut juga ikut dikenai dakwaan hukum dengan bersumber pada jurisprudensi Prancis. Dakwaan itu menyebutkan, para fotografer ikut bersalah “karena tidak menolong saat berada di lokasi kejadian”.

Menurut Pidcock, prinsip ini konon berasal dari hukum syariah hasil ijtihad dari Imam Malik. Lebih jauh lagi, hubungan Napoleon dengan Islam diungkap pula dalam "Bonaparte and Islam" atau versi Prancisnya, "Bonaparte et L'Islam", tulisan Christian Cherfils.


Sayap-Sayap Kehidupan siradel.blogspot.com

Bonaparte et L'Islam


Beberapa sumber yang menyatakan ke-Islaman beliau :


* Surat kabar Perancis ‘Le Moniteur’, yang menulis bahwa beliau masuk Islam pada tahun 1798.

* Majalah Genuine Islam, edisi Oktober 1936 terbitan Singapura

* Buku ‘Satanic Voices - Ancient and Modern’ dengan penulis David M. Pidcock (1992 ISBN : 1-81012-03-1), pada hal. 61

* Buku ‘Napoleon And Islam’ dengan penulis C. Cherfils (ISBN : 967-61-0898-7).



Islam hadir tidak hanya mayoritas di suatu negara, tapi juga sebagai minoritas, khususnya di benua Eropa dan Amerika. Napoleon Bonaparte, adalah salah satu contoh dari pribadi muslim yang sukses sebagai minoritas di Perancis.

Meskipun, pada akhirnya Napoleon dimakamkan secara Kristen di Perancis pada tanggal 15 Desember 1840 di gereja Paris, namun sepertinya hal tersebut sebagai sesuatu untuk mengaburkan fakta, bahwa beliau adalah seorang Muslim.

Sama halnya di Indonesia, Pattimura yang seorang muslim, bahkan cicitnya menyatakan mereka adalah muslim, lalu tiba-tiba menjadi Thomas Mattulesi Pattimura.


Terlepas dari semua hal tersebut, kiranya kita mesti merenungkan ucapan beliau tidak lama setelah mempelajari isi Al Qur'an dan sebelum masuk Islam; yang pertama menguntungkan kaum muslimin dan yang kedua membahayakan mereka.

Ucapan yang keluar dari mulut politikus besar ini dan menguntungkan kaum muslimin adalah :


"Aku telah belajar dari buku ini, dan aku merasa bahwa apabila kaum muslimin mengamalkan aturan-aturan komprehensif buku ini, maka niscaya mereka tidak akan pernah terhinakan."


Adapun kata-kata yang membahayakan kaum muslimin adalah :


"Selama Al Qur'an ini berkuasa di tengah-tengah kaum muslimin, dan mereka hidup di bawah naungan ajaran-ajarannya yang sangat istimewa, maka kaum muslimin tidak akan tunduk kepada kita, kecuali bila kita pisahkan antara mereka dengan Al Qur'an."

(",)v




Sumber : semuabisnis.com, berbagai sumber lainnya
Editor : AdeL`FarouK

1 komentar:

  1. sewangi-wanginya parfum meski tidak diperlihatkan masih menyebarkan wangi disekelilingnya sebaliknya sebusuk-busuknya bangkai meski ditutup rapat dengan label demokrasi(ala-kafir)akan terbuka belangnya dikemudian hari...

    BalasHapus

“Hello friend, jika artikel di atas menarik menurut kamu, jangan lupa berikan sepatah dua patah kata komentarnya ya.”