Pages

Jumat, 25 Februari 2011

Penemuan Fosil "Kaktus Berjalan" Menjadi Mata Rantai Evolusi Arthropoda

Kaktus Berjalan, Mata Rantai Evolusi Artropoda

Arthropoda
adalah nama lain dari jenis hewan berbuku-buku, merupakan filum paling besar dalam dunia hewan yang mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan, dan sejenis lainnya. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, termasuk berbagai bentuk simbiosis dan parasit.


Dugaan para ilmuwan bahwa arthropoda berevolusi dari lobopodia mulai menemukan titik terang. Penemuan fosil yang diberi nama "Kaktus Berjalan" diharapkan menjadi jawabannya.

Sebuah fosil makhluk serupa cacing berkaki 10 yang hidup 520 juta tahun lalu, diduga sebagai mata rantai penghubung dalam sejarah evolusi serangga, laba-laba, dan krustasea.

Makhluk yang disebut kaktus berjalan itu, termasuk dalam kelompok hewan serupa cacing yang disebut lobopodia yang diduga sebagai asal-usul arthropoda.


"Penemuan kaktus berjalan sangat penting, karena sebelumnya kami belum menemukan fosil yang dapat dijadikan acuan dugaan kami," kata Jianni Liu, pimpinan tim peneliti yang melakukan studi terhadap fosil tersebut.


http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/80/Arthropoda.jpg/300px-Arthropoda.jpg


Sebelum penemuan kaktus berjalan, Diania Cactiformis, seluruh anggota lobopodia memiliki tubuh dan tungkai yang lunak. Sementara hewan arthropoda memiliki tubuh yang bersegmen (berbuku-buku), serta tungkai yang menyatu dan terlindungi cangkang keras.


Petunjuk evolusi arthropoda hingga saat ini terdapat pada cacing beludru yang disebut-sebut sebagai satu-satunya keluarga terdekat bagi seluruh arthropoda. Setelah sebelumnya sempat diduga sebagai siput, hewan yang hidup di tanah ini hampir seluruh bagian tubuhnya lunak, kecuali cakar dan rahangnya.

Menurut Graham Budd, professor paleobiologi di Uppsala University, Swedia, yang tidak terlibat dalam studi, penemuan kaktus berjalan akan mengisi sejarah evolusi diantara cacing beludru dan artropoda modern yang dalam hal jumlah maupun keragamannya, merupakan kelompok hewan terbesar di muka bumi.

Namun, ia belum yakin kaki keras pada kaktus berjalan diwariskan langsung pada hewan artropoda modern. "Misalnya, bisa saja kaktus berjalan bukan relasi dekat arthropoda modern dan kaki kerasnya telah berevolusi berkali-kali. Selain itu, mungkin juga tubuh arthropoda primitif mengeras sebelum kakinya," kata Budd.

Oleh karena itu, Budd mengatakan ia masih ingin melihat bukti lebih lanjut pada materi-materi fosil yang akan datang. Fosil-fosil baru, terutama yang berasal dari China, telah membantu memperjelas sejarah evolusi arthropoda. Selama kurang lebih satu dekade ini, para ilmuwan telah memiliki beberapa konsensus tentang sejarah itu. (",)v




Sumber : Wikipedia©, nationalgeographic.co.id, berbagai sumber lainnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Hello friend, jika artikel di atas menarik menurut kamu, jangan lupa berikan sepatah dua patah kata komentarnya ya.”