Pages

Sabtu, 11 September 2010

Fairy (Peri)




Fairy atau Peri adalah sebuah istilah yang sering digunakan pada cerita rakyat, dongeng, fiksi, untuk menggambarkan makhluk yang memiliki kekuatan ghaib, dan terkadang turut campur dalam urusan-urusan manusia.

Di Indonesia sendiri, istilah peri sering digunakan dalam penerjemahan tokoh yang menggambarkan elf atau fairy (istilah dalam bahasa Inggris) dalam cerita fiksi maupun dongeng-dongeng dari Eropa.

Pada fiksi modern, karakter peri sering di adobsi dari versi aslinya, dan digunakan dalam kisah fiksi fantasi masa kini dengan berbagai variasi penggambaran, tergantung oleh penulis atau penciptanya.



Asal Usul Nama Peri




Kata “Peri” telah disalahgunakan sepanjang sejarah penggunaan bahasa Inggris oleh bangsa manusia. Ada kepercayaan bahwa kata “Peri” adalah sebuah istilah lampau, muncul setelah masa pertengahan yang diartikan sebagai wanita-wanita jahat yang memiliki kekuatan sihir.

Di Inggris, awalnya nama peri berasal dari kata elvish sejak sebelum tahun 1000 M, berarti bangsa peri. Dalam cerita-cerita rakyat, makhluk gaib ini adalah golongan ras yang sakti.

Menurut akar kata Indo-Eropa, kemungkinan nama tersebut berasal dari albiz, meski asal-usulnya tidak diketahui, yang merupakan kata turunan dari albho, yang berarti "putih". Kata ini menjadi populer diantara orang kulit putih hingga kini. 

Pada zaman modern, masih bisa ditemui keberadaannya sebagai nama panggilan dan nama keluarga, seperti : Ælfræd "Penasehat-peri" (Alfred), Ælfwine "Teman-peri" (Alvin), Ælfric "Pemerintah peri" (Eldridge), dan juga nama-nama wanita, seperti Ælfflæd "kecantikan-peri".

Nama peri juga dikaitkan dengan rambut yang saling terkait, yang dipercaya membawa ketidak-beruntungan, apabila kaitan tersebut dilepaskan.

Istilah Perancis “fai” berasal dari Bahasa latin “fatae” yang berarti wanita-wanita peri yang mengunjungi sebuah rumah tangga pada saat ada peristiwa kelahiran dan meramalkan masa depan dari si bayi, seperti yang dilakukan oleh tiga takdir (Three fates).




Kata “Peri” sebenarnya berarti “fat-erie”, seperti “state ofenchanment and that transferred fromthe object to the agent”. Peri adalah seorang “orang kerdil” yang memiliki kekuatan besar dan berwibawa, khususnya di Celtic dan daratan Irlandia.

Bagi orang-orang keturunan Irlandia, peri-peri adalah asal mula keturunan mereka, yaitu Tuatha de Danaan. Mereka lebih dikenal sebagai “Daoine Sidhe atau “Sidhe”(diucapkan dengan “Shee”) di Irlandia, “Sith” di Higlands, “Pisgies” di Cornwall, dan “elves” di Skotlandia/Inggris.

Menurut beberapa orang peneliti, istilah bahasa Inggris yang paling tepat menurut orang-orang ini dengan memperhatikan masalah kesukuan adalah “Elf”. Meskipun istilah “Elf” sering menjadi kontroversi bagi pengarang Poortvliet dan Huygen. “Elves” adalah roh/arwah udara dari alam, yang menyukai tarian-tarian gembira dan memainkan peralatan-peralatan musik senar.

Mereka juga dapat hidup di bawah tanah, di dalam/atas air, di udara, dan kebanyakan mereka mempunyai sayap. Walaupun istilah Elf umum bagi orang-orang kerdil ini, istilah lainnya juga sering digunakan yaitu “sprite”, “pixie”, “nixie”, “fauns”, “brownies” ,“dwarves, “leprechauns”, dan “fairy (peri)”.

“Sprite” adalah istilah umum untuk orang kerdil seperti “pixies”, “spirit yang berarti roh-roh kayu, air, atau roh roh alam, elves dari Celtic biasa disebut “Faeries”. “Dwarf” biasa digunakan untuk menyebutkan “Dark Elves”, tetapi istilah yang paling umum disukai adalah “The Good Neighbors”.

Beberapa nama lainnya yang mereka lebih disukai : “The SeelieCourt”, “Them Ones”, “The Strangers”, “The little People”, “The Fair Folk”, “The Good Folk”, “The Forgetful Folk”, “The Hidden Folk”, “Them”, “Mother’s Blessing”, “The Lovers”, The Night Folk”, “The Little Darling”, dll.

Ada beberapa kontroversi diantara para peneliti mengenai siapakah sebenarnya Good Neighbors tersebut atau dengan kata lain, Apakah mereka itu sebenarnya? Ketika pertanyaan tersebut dibincangkan dalam suatu diskusi, kita biasanya mendapatkan berbagai macam tanggapan, tetapi kebanyakan pikiran manusia mengkonsepkannya sebagai orang “wee (kecil)” atau “little (kecil)”.


Penggambaran Peri


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgE0_TYJqFL6vvI9eJ3IaFLXe_IiiVlejpQypQx7jv9laPxAzRf0C_i6aJhLTJ7b5yV4ZeSyzblpsuzqGOSKaVQVKASrGYeAe1jphqZm-M17kcZSVEySMHRWER3zPTQr2LXMe6G4UpW40Q/s1600/peri-hutan.jpg


Peri sering diceritakan memiliki bentuk mirip dengan manusia, seringkali juga dipercaya merupakan perwujudan roh atau jin yang menjelma sebagai perempuan cantik yang senang mengganggu. Kadang peri digambarkan memiliki telinga panjang dan lancip, dan memiliki rambut yang panjang. Peri juga seringkali digambarkan dapat berubah wujud, atau mengambil wujud wanita cantik yang tiba-tiba bisa menghilang.

Peri juga sering diidentifikasikan sebagai makhluk-makhluk mitologis. Dalam penggambarannya dalam cerita-cerita rakyat yang menggunakan istilah peri, seringkali berbeda definisi tentang apa peri itu sebenarnya. Di satu pihak, nama ini seringkali dihubungkan dengan makhluk gaib, seperti siluman, namun pada lain pihak, peri digambarkan sebagai makhluk yang lebih nyata.

”Elves” dapat mengambil berbagai bentuk, sebagai orang dengan berbagai kecantikan, dewa sex, wanita tua, laki-laki pincang/lumpuh yang bungkuk, kambing, sapi, babi, penyihir, ulat, kupu-kupu, kucing, batu, dedaunan, tanaman, sarang laba-laba, atau bahkan hembusan angin.

Ukuran mereka berkisar antara ukuran seekor serangga, sampai ukuran yang lebih besar dari manusia. Mereka tidak stabil dan mudah berubah bentuk dalam berbagai bentuk dan alam, dan tidak bisa dibedakan antara satu dengan yang lainnya.


Terlalu banyak para ahli dongeng (folklorist) yang melakukan riset untuk meneliti fenomena ini lebih dulu, ini bukanlah kasusnya. Banyak peneliti menyatakan, bahwa deskripsi atas orang kerdil dengan sayap serangga ini adalah merupakan evolusi sederhana dari pengetahuan dan adat. Awalnya cerita-cerita tersebut tidak melukiskan mereka sebagai orang kecil atau kerdil, melainkan sebenarnya memiliki ukuran sama seperti manusia.

Seperti pertanyaan apakah mereka ada atau tidak, semua yang kita perlu lakukan adalah bertanya pada seorang Irlandia yang akan dengan singkat menjawab,“Saya tidak percaya pada peri, tetapi mereka ada disana.


Peri Baik Dan Jahat




Peri dapat digambarkan sebagai baik (membantu manusia) atau jahat. Peri yang digambarkan baik hati adalah peri rumah yang tinggal bersama manusia. Namun, tidak semua peri rumah digambarkan keluar pada malam hari, ada juga peri rumah yang keluar pada siang hari.

Sementara peri jahat digambarkan sebagai penyebab tersesatnya seseorang dalam perjalanannya. Peri juga seringkali digambarkan sebagai nakal (jahil dan iseng), entah kenakalan yang membawa kebaikan ataupun keburukan. Di Eropa anak kecil yang nakal dan sulit dikendalikan, seringkali digambarkan sebagai persis seperti peri kecil.


Tempat Tinggal


http://imagineart-fineart-illustration.com/Elves.jpg


Penggambaran asal-usul peri seringkali dihubungkan dengan sejenis/kelas makhluk gaib seperti siluman, yang kerapkali berasal dari daerah-daerah pegunungan. Mereka hidup di bawah tanah, di dalam/atas air, dan di udara.

Namun, dalam perkembangannya, peri digambarkan sebagai makhluk kecil yang dapat tidur diatas bunga, tinggal di hutan, dan menjaga pohon-pohon, sehingga disebut sebagai peri hutan, ataupun tinggal di dalam rumah bersama dengan manusia, seperti tokoh peri rumah.


Dalam Legenda




Banyak orang Kristen percaya, bahwa mereka adalah malaikat yang memberontak di surga dan kemudian dilempar keluar. Dan oleh karena mereka tidak terlalu jahat untuk dimasukkan ke neraka, mereka dikirim untuk hidup selamanya di bumi. Itulah mengapa akhirnya mereka bisa bertindak sangat baik seperti malaikat atau sebaliknya seperti iblis.

Banyak yang percaya lukisan peri-peri yang artistik dengan sayap, merupakan penggabungan dari malaikat yang dilakukan oleh orang-orang Kristen. Ada pula yang memberi sebagai sebuah variasi dari orang orang kerdil dengan sayap serangga, berukuran tubuh manusia, bayangan hantu, setengah binatang dan setengah manusia, dan memiliki sifat seperti Dewa.

Kepercayaan pada Good Folk tumbuh dengan subur di masa lampau ketika segalanya dikelilingi oleh roh/arwah-arwah. Pohon atau karang menurunkan nama jalan “Fred” atau “Krystal” yang merupakan bagian dari kehidupan bangsa sehari-hari. Begitu juga dengan “Good Folk”. Mereka disimbolkan dengan sebuah sebutan dan memainkan peran penting dalam kehidupan setiap orang.

Tetapi ini adalah waktu ketika setiap orang percaya pada banyak Tuhan, Dewa-Dewa, Roh-Roh, nenek moyang, dan makhluk. Saat sekarang ini, jika seseorang menyatakan, percaya pada peri-peri, mereka sering dikucilkan. “Jadi jika mereka ada, kenapa kita tidak bisa melihatnya?” Ini adalah pertanyaan yang mungkin muncul dalam benak kita setiap waktu.

Mulai dari “nature spirit (roh alam)”, senang, sedih, marah, gembira, sifat keperian, rasa dendam, muram, bersahabat, cinta, dan benci, sebagai “alam itu sendiri” (mereka mengambil berbagai bentuk berbeda sebagaimana energi-energi dari “Mother Earth”), kekeringan, badai, gempa bumi, cahaya redup, ketenangan, kedamaian, atau perusakan.

Mereka tidak dibatasi dengan dunia kita, mereka bisa meloncat antara kedua dunia dengan sedikit menggerakkan jarinya atau mengernyitkan hidungnya. Mereka memiliki keahlian sihir alami yang dapat membuat mereka secara cepat tidak terlihat dan tidak pernah bisa dilihat oleh mata manusia, kecuali atas kemauan mereka sendiri untuk bisa terlihat.

Karena kemampuan mereka itulah, manusia tidak bisa melihat mereka. Banyak latihan atau didikan yang harus dilakukan untuk mengatasi halangan membiarkan diri kita bisa melihat mereka.

Pada masa kanak-kanak pikiran dan batas pikiran belum dirusak oleh berbagai macam kelakuan/kebiasaan, sehigga anak-anak sering bisa melihat mereka, tanpa kesulitan dan akan menceritakan dongeng penglihatan mereka dengan bangga (tentu saja membuat orang tua mereka terkejut dengan teman khayalan mereka dan membuat mereka merasa bodoh untuk mempercayai hal-hal semacam itu).

Dalam lagu-lagu yang mengandung kekuatan magis, jaring-jaring kehidupan dapat juga membuat kita bisa melihat mereka dengan mudah, semisal para penyair, peramal, musikus, dukun, orang yang memiliki kewaskitaan (memiliki ketajaman perasaan), dan penyelidik alam.

Zat-zat halusinasi dan ramuan obat-obatan, upacara-upacara magis, dan perubahan keadaan, juga dapat memungkinkan banyak manusia
untuk bisa melihat mereka. Suatu keyakinan meskipun syarat-syarat untuk membuka hubungan dengan mereka memiliki pertalian emosional atau “hubungan darah” dengan mereka.

Hubungan dengan mereka dianggap sangat sulit untuk dilakukan, khususnya hubungan sexual, dan keduanya dibatasi oleh berbagai macam hal-hal yang tabu.

Sebuah film yang sangat brilian diproduksi tahun 1993 untuk anak-anak berjudul “Fern Gully”. Film ini memberikan sebuah cerita yang detail dan menarik tentang pemisahan antara peri dan dunia manusia.




Dimana film ini membawa unsur-unsur fantasi Hollywood, animasi, kecendrungan atas patrial (garis keayahan), dan perumpamaan – ini membawa hati dan roh sejati dari kayu. Mereka dilindungi dan dijaga oleh kayu. Mereka juga dilindungi oleh alam, yaitu karang, daratan, laut, atau langit.


Mereka adalah Ibu alam anak-anak yang dianggap perlu untuk kita awasi. Suatu tempat di sepanjang jalan, dimana hubungan kita terputus. Jadi dimanakah mereka bersembunyi?

Sementara banyak dari makhluk kerdil itu telah mengungsi dari dunia manusia, lari ke tanah para peri (disebut “Elfame”) keburukan masih terjadi di tempat itu, rumah-rumah yang ditinggalkan, puncak-puncak gunung, sungai, dan ladang-ladang terbuka. Tergantung dari tipe dan jenisnya dimana kita bisa menemukan mereka.

Nancy Arrowsmith, pengarang buku “A Field Guide to The LittlePeople” membagi elves atas tiga kategori utama :




Light Elves (perubah bentuk, pejalan/pelintas diantara empat dimensi yang diketahui, kecantikan yang cepat pudar. Orang kerdil alami yang terbaik, dan jarang terlihat).




Dark Elves (penghuni bumi, bisa berubah warna seperti bunglon, bisa abu-coklat, hitam, merah, menghuni rumah, menyukai sudut-sudut yang gelap, tampak pada sore atau larut malam).




Dusky Elves (banyak, terikat pada lingkungan, hidup diatur oleh hukum ruang dan waktu, mudah dikenali oleh manusia, dan biasanya terikat pada pohon asal mereka, tumbuh-tumbuhan, selokan, gundukan tanah/kuburan, atau kolam).

Elves biasanya berupa makhluk tua dan membawa banyak karakteristik etnis, umumnya Eropa masa lampau, khususnya Lapps, Celt, dan Teutons. Mereka dapat diatasi oleh manusia dengan membuka rahasia zaman mereka yang sebenarnya.

Elves cenderung untuk konservatif, dan tidak menyukai besi, baja, dan industrialisasi, dan menyalahkan hal ini sebagai sebab pemisah antara elves dan manusia. Mereka memandang rendah manusia yang mengikuti cara-cara baru, bahkan pada masalah tabunya menggunakan garam dan bumbu pada makanan.

Elves dianggap mempunyai lubang punggung dan tidak pernah mencari makan di dunia kita. Elf wanita mempunyai dada kendor yang panjang seperti kebanyakan binatang dan bekerja sambil memberi susu pada beberapa anaknya pada saat yang bersamaan.


Beberapa Elves mempunyai rupa seperti manusia dengan ada pengecualian pada beberapa bagian tubuhnya, seperti tubuh binatang, misalnya pada kaki, telinga, kulit, atau gigi.

Jika mereka berpakaian, biasanya dengan pakaian petani atau mengenakan warna-warna sihir khusus (biasanya merah atau hijau). Mereka sangat membenci sifat materialistik.



http://phitakudou.files.wordpress.com/2009/02/peri.jpg


Terdapat berbagai macam dan tiap macamnya memiliki nama sendiri-sendiri yang unik. Berikut ialah beberapa nama peri yang pernah diketahui dalam urutan abjad dan penjelasan secara umum :

1. Asrais – kecil, lembut, peri laki-laki. Tidak bisa terkena sinar matahari langsung; selain itu mereka akan meleburkan diri ke dalam kolam air.




2. Banshee – “peri wanita”; merupakan jiwa yang melekat pada keluarga-kelurga tertentu. Ketika seorang anggota keluarga mendekati ajalnya, keluarga itu akan mendengar banshee menangis. Tidak selalu menakutkan.




3. Bogles – Umumnya merupakan iblis, sifat dasarnya Goblin, walaupun mereka cenderung untuk merugikan dengan cara melakukan kebohongan dan pembunuhan.




4. Brownies – Umumnya senang berada disekitar manusia dan pekarangan rumah. Bersahabat dan benar-benar membantu.




5. Dwarfs – bertubuh pendek gemuk dan kuat. Mencapai dewasa pada usia tiga tahun dan berwarna abu dan berjenggot pada usia tujuh tahun. Disebutkan, bahwa mereka tidak bisa terlihat di bawah sinar matahari, sehingga untuk melihatnya harus membawa mereka ke batu. Bagaimanapun juga, ada ramuan dan mantera-mantera yang bisa membuat mereka tahan terhadap sinar matahari.




6. Dryads – Mereka adalah jiwa yang menghuni pohon-pohon, khususnya pohon oak. Druid menggunakan mereka sebagai sumber inspirasi.




7. Elves – Nama lain dari pasukan peri yang diketahui. Mereka dibagi lagi menjadi Seelie dan Unseelie.




8. Fir Darrig – (Fear Deang) Secara praktis merupakan badut alam yang mengerikan. Mereka bisa merubah wajahnya menjadi siapapun yang diinginkannya.




9. Gnomes – Elemen-elemen dasar bumi. Mereka hidup dibawah permukaan tanah dan menjaga harta-harta yang ada di bumi. Gnome pekerja logam yang mengagumkan, khususnya untuk pedang dan baju besi.




10. Goblins – Adalah nama yang digunakan bagi spesies peri yang buruk. Tubuhnya kecil dan jahat, dan biasanya bergerombol, karena akan kehilangan kemampuannya jika bertindak sendirian. Mereka biasanya dikendalikan oleh sebuah Mage untuk maksud-maksud jahat.




11. Gwragged Annwn – (Gwageth anoon) merupakan peri air, yang kadang-kadang mengambil manusia pria untuk dijadikan suami-suaminya.




12. Gwyllion – Merupakan hantu air Scotlandia. Mereka sering tampak sebagai laki-laki berambut atau hantu wanita menyeramkan yang mencegat dan menyesatkan para pejalan di malam hari pada jalan-jalan pegunungan. Peri gunung senang duduk diatas batu pada salah satu sisi dari jalur pegunungan dan diam-diam mengawasi orang-orang yang melintas.




13. HobGoblins – Biasanya merupakan nama untuk makhluk kecil aneh namun bersahabat biasa kita sebut kurcaci.




14. Knockers (Buccas) – Ruh daerah pertambangan yang bersahabat dengan para penambang. Mereka mengetuk lapisan bijih yang banyak kandungan logamnya.




15. Leprechauns – Sangat lihai dan licik dan dapat menghilang dalam satu kejapan mata. Mereka terutama sekali sangat mencintai dan aktif pada hari-hari Saint Patrick, tetapi hari apapun juga baik bagi mereka.




16. Mer-People-Mermaid – Mereka tinggal di dalam air, tetapi mereka mirip manusia dari pinggang ke atas dan memiliki ekor seperti ikan. Mereka sangat menarik sekali, sehingga memikat nelayan-nelayan menuju kematiannya. Disebut juga Murdhuacha (muroo-cha) atau Merrows.




17. Pixies – Sering berwujud landak. Mereka peri yang jahat yang senang mempermainkan manusia dan bangsa peri lainnya. Mereka juga senang mencuri kuda untuk ditunggangi.




18. Phouka – Bisa terlihat dalam berbagai bentuk binatang dan biasanya berbahaya.




19. Redcap – Salah satu iblis yang terkenal dari old Border Goblins . Dia tinggal di reruntuhan menara atau kastil-kastil, terutama yang memiliki sejarah kejahatan. Dia mewarnai topinya dalam darah manusia.




20. Shefro – Peri laki-laki yang mengenakan jubah hijau dan topi merah.




21. Sidhe (Shee) – Nama untuk peri-peri yang tinggal di bawah permukaan tanah. Sebuah gundukan kuburan tua atau bukit kecil yang mempunyai pintu menuju kerajaan peri bawah tanah yang indah.




22. Sluagh – Ruh penasaran yang kematiannya tak termaafkan, atau para penyembah berhala. Merupakan lawan yang hebat bagi peri dataran tinggi. 




23. Spriggans – Diceritakan berwajah jelek, aneh dan kerdil dalam dunia alami mereka, tetapi dapat merubah bentuk dalam ukuran raksasa. Spriggans merupakan gerombolan penjahat yang keji, ahli dalam mencuri, perusak yang cekatan dan membahayakan. Mereka mampu merampok rumah-rumah manusia, menculik anak-anak (dan meninggalkan seorang bayi Spriggan yang menjijikkan sebagai gantinya).




24. Trolls – Tidak suka terkena sinar matahari. Mereka sering melakukan tarian bagian potongan telinga yang aneh yang disebut ‘Henking’.




25. Trows – Sama dengan Trolls dan menyerupai mereka, anti terhadap sinar matahari. Mereka juga melakukan tarian ‘Henking’.




26. Urisk – Merupakan peri terpencil yang sering mendiami kolam-kolam sepi. Dia akan sering menampakkan diri pada rombongan manusia, namun kemunculan yang aneh dan menyeramkan merupakan cara yang dilakukannya.




27. Water Fairies – Adalah penyedia makanan bagi tanaman-tanaman dan pengambil kehidupan. Mereka mengkombinasikan kecantikan dengan penghianatan dan kematian. Mereka bisa menjadi teman atau lawan.




Demikianlah uraian tentang fairy (peri) kali ini, semoga bisa menambah pengetahuan kita tentang makhluk yang sering dijumpai pada cerita rakyat, dongeng, dan fiksi. Tapi bisa jadi, makhluk-makhluk ini mungkin memang benar ada dan berkeliaran di sekitar kita. Who knows?

(",)v




Sumber : Wikipedia©, misteridunia.wordpress.com, berbagai sumber lainnya
Editor : AdeL`FarouK

4 komentar:

“Hello friend, jika artikel di atas menarik menurut kamu, jangan lupa berikan sepatah dua patah kata komentarnya ya.”