“Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada. Dan
sertailah keburukan dengan kebaikan niscaya akan menutupinya. Dan
bergaulah dengan manusia dengan akhlak yang terpuji”. (HR. At-Tirmidzi dari Mu’az bin Jabal ra.)
Sumber : republika.co.id
Oleh : Ustadz Hasan Basri Tanjung, MA
Dalam Matan Arba’in
Imam an-Nawawi, (Hadits ke-35) mengutip nasehat Rasulullah SAW yang
menjelaskan, bahwa ketakwaan itu bersumber dan bermuara di dalam hati
seseorang.
Maka jangan hasad, tipu menipu, benci membeci, jauh menjauhi, menzhalimi dan menghina. Setiap muslim itu bersaudara, sehingga haram darah, harta dan kehormatannya. (HR.Muslim).
Jangan sombong, karena Allah tak suka kepada kesombongan walau hanya sebiji sawi. (HR. Muslim). Allah SWT tidak melihat seseorang dari tampilan jasmaniyah dan rupa, tapi dari hati dan amal perbuatan. (HR. Muslim).
Tidak patut menghina, mencari-cari kesalahan, menzalimi dan menghukumi orang lain, meskipun secara lahiriyah ia berbuat kesalahan.
Jangan mengejek, menertawakan kekurangan dan menggunjing. Semua manusia sama di hadapan Allah, kecuali karena ketakwaannya. (QS. 49:11-13).
Jangan pula karena kebencian, kita tidak adil, menghina dan mengambil haknya. Adil dan baik dekat dengan ketakwaan (QS. 5:8, 16:90).
Syaikh Abdul Kadir al-Jailani (1077-1166 M), seorang ulama dan sufi yang sangat terkenal khususnya di kalangan dunia tasawuf dan pengamal tarekat pernah memberi petuah berharga.
Ibnu Hajar al-Asqalani, dalam buku Nashaihul ‘Ibad (Bab. III. makalah ke-21) menukil enam petuah bijaksana dari guru para sufi tersebut agar menjadikan setiap orang yang kita temui menjadi cermin hidup yang baik untuk meningkatkan kualitas, moralitas dan integritas diri.
Pertama, apabila engkau bertemu seseorang, katakanlah mungkin dia lebih baik dan lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Pesan ini mendorong kita untuk tidak meremehkan seseorang meskipun secara tampilan lahiriyah bahkan juga kelakuannya sepintas kurang berkenan.
Menghormati dan memuliakan orang lain adalah perbuatan terpuji. Setiap orang punya kekurangan juga kelebihan. Tidak boleh menilai seseorang dari kelemahannya. Mungkin, dia punya keutamaan yang kita tidak miliki. Don’t judge the book by the cover (jangan nilai sebuah buku dari sampulnya).
Kedua, apabila engkau bertemu dengan orang yang lebih kecil (muda), katakanlah dia belum berbuat dosa kepada Allah, tentu dia lebih baik.
Bukankah seringkali orang tua under estimate (menilai rendah) kepada anak-anak karena usianya yang muda ?
Padahal, ilmu dan kearifan tidak selalu melekat dengan usia yang tua. Orang yang muda bisa lebih berilmu dan arif melihat sesuatu. Islam mengajarkan orang tua harus menyangi yang lebih muda. Justru, orang tua harus kagum dan mau belajar kepada yang muda.
Ketiga, apabila engkau bertemu dengan orang yang lebih tua, katakanlah dia telah banyak beribadah kepada Allah. Sepatutnya orang yang lebih muda menghormati dan memuliakan orang yang lebih tua. Bukan termasuk seorang muslim yang baik, jika yang muda tidak menghormati yang tua.
Pandangan kita, bahwa orang tua sudah lebih banyak kebaikan dan kontribusinya bagi umat, tentu membuat kita hormat kepadanya dan berupaya untuk mengikuti langkahnya yang baik itu.
Keempat, apabila engkau bertemu dengan orang yang berilmu (alim), katakanlah dia telah diberikan anugerah yang belum aku dapatkan, mengatahui apa yang belum aku ketahui dan mengamalkan ilmunya.
Ilmu mendapat tempat terhormat dalam Islam, sehingga orang berilmu diberikan derajat yang mulia. (QS. 58:11). Orang yang muda akan dituakan (dibesarkan) karena ilmunya. Sementara orang tua akan dikecilkan karena tidak berilmu.
Jangan cari-cari kesalahan dan kekurangannya untuk menjadi alasan tidak perlu belajar kepadanya. Ikuti yang baik dan tinggalkan yang buruk darinya.
Kelima, apabila engkau bertemu dengan orang bodoh, katakanlah dia durhaka kepada Allah karena kebodohannya, sementara aku berbuat dosa dengan pengetahuanku.
Memang, paling mudah kita memerehkan orang bodoh, tidak sekolah dan tidak terpelajar. Sementara kita yang berpendidikan tinggi seakan paling terhormat dan patut dihormati.
Bukankah tindakan buruk yang merugikan orang banyak justru dilakukan oleh orang berilmu (white crime)? Korupsi dan kemaksiatan sosial dan politik dilakukan oleh orang terpelajar.
Keenam, apabila engkau bertemu dengan orang kafir (kufur), katakanlah, mungkin juga aku bisa kafir sehingga berakhir dengan amal yang jelek. Nilai dari sebuah amal diukur dari akhirnya.
Orang saleh belum tentu berakhir dengan kesalehan. Begitu pun orang durhaka (ahli maksiat) belum tentu berakhir dalam kemaksiatan.
Kita diajarkan untuk meminta diberi ujung hidup yang baik (husnul khatimah) dan dijauhkan dari akhir hidup yang buruk (suul khatimah).
Imam Bukhari meriwayatkan : “al-mukminu mir’atul mu’min” (seorang mukmin itu cermin bagi mukmin yang lain). Meskipun, kita seringkali tidak pandai berkaca dari kehadiran seseorang. Merasa orang baik itu tidak baik. Tentu, lebih baik merasa belum baik.
Pada akhirnya, kita tidak pernah tahu ujung dari perjalanan hidup ini. Apakah ketika ajal tiba, hidup berakhir dalam kebaikan atau keburukan ? Itu rahasia Ilahi.
Merasa paling benar dan baik adalah kesombongan. Kesombongan adalah dosa awal makhluk (Iblis) dan mengikuti rayuannya adalah dosa pertama manusia (Nabi Adam AS), serta iri hati (hasad) menjadi awal pertumpahan darah manusia pertama di muka bumi (Qabil dan Habil). Allahu a’lam bish-shawab.
(",)vMaka jangan hasad, tipu menipu, benci membeci, jauh menjauhi, menzhalimi dan menghina. Setiap muslim itu bersaudara, sehingga haram darah, harta dan kehormatannya. (HR.Muslim).
Jangan sombong, karena Allah tak suka kepada kesombongan walau hanya sebiji sawi. (HR. Muslim). Allah SWT tidak melihat seseorang dari tampilan jasmaniyah dan rupa, tapi dari hati dan amal perbuatan. (HR. Muslim).
Tidak patut menghina, mencari-cari kesalahan, menzalimi dan menghukumi orang lain, meskipun secara lahiriyah ia berbuat kesalahan.
Jangan mengejek, menertawakan kekurangan dan menggunjing. Semua manusia sama di hadapan Allah, kecuali karena ketakwaannya. (QS. 49:11-13).
Jangan pula karena kebencian, kita tidak adil, menghina dan mengambil haknya. Adil dan baik dekat dengan ketakwaan (QS. 5:8, 16:90).
Syaikh Abdul Kadir al-Jailani (1077-1166 M), seorang ulama dan sufi yang sangat terkenal khususnya di kalangan dunia tasawuf dan pengamal tarekat pernah memberi petuah berharga.
Ibnu Hajar al-Asqalani, dalam buku Nashaihul ‘Ibad (Bab. III. makalah ke-21) menukil enam petuah bijaksana dari guru para sufi tersebut agar menjadikan setiap orang yang kita temui menjadi cermin hidup yang baik untuk meningkatkan kualitas, moralitas dan integritas diri.
Pertama, apabila engkau bertemu seseorang, katakanlah mungkin dia lebih baik dan lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Pesan ini mendorong kita untuk tidak meremehkan seseorang meskipun secara tampilan lahiriyah bahkan juga kelakuannya sepintas kurang berkenan.
Menghormati dan memuliakan orang lain adalah perbuatan terpuji. Setiap orang punya kekurangan juga kelebihan. Tidak boleh menilai seseorang dari kelemahannya. Mungkin, dia punya keutamaan yang kita tidak miliki. Don’t judge the book by the cover (jangan nilai sebuah buku dari sampulnya).
Kedua, apabila engkau bertemu dengan orang yang lebih kecil (muda), katakanlah dia belum berbuat dosa kepada Allah, tentu dia lebih baik.
Bukankah seringkali orang tua under estimate (menilai rendah) kepada anak-anak karena usianya yang muda ?
Padahal, ilmu dan kearifan tidak selalu melekat dengan usia yang tua. Orang yang muda bisa lebih berilmu dan arif melihat sesuatu. Islam mengajarkan orang tua harus menyangi yang lebih muda. Justru, orang tua harus kagum dan mau belajar kepada yang muda.
Ketiga, apabila engkau bertemu dengan orang yang lebih tua, katakanlah dia telah banyak beribadah kepada Allah. Sepatutnya orang yang lebih muda menghormati dan memuliakan orang yang lebih tua. Bukan termasuk seorang muslim yang baik, jika yang muda tidak menghormati yang tua.
Pandangan kita, bahwa orang tua sudah lebih banyak kebaikan dan kontribusinya bagi umat, tentu membuat kita hormat kepadanya dan berupaya untuk mengikuti langkahnya yang baik itu.
Keempat, apabila engkau bertemu dengan orang yang berilmu (alim), katakanlah dia telah diberikan anugerah yang belum aku dapatkan, mengatahui apa yang belum aku ketahui dan mengamalkan ilmunya.
Ilmu mendapat tempat terhormat dalam Islam, sehingga orang berilmu diberikan derajat yang mulia. (QS. 58:11). Orang yang muda akan dituakan (dibesarkan) karena ilmunya. Sementara orang tua akan dikecilkan karena tidak berilmu.
Jangan cari-cari kesalahan dan kekurangannya untuk menjadi alasan tidak perlu belajar kepadanya. Ikuti yang baik dan tinggalkan yang buruk darinya.
Kelima, apabila engkau bertemu dengan orang bodoh, katakanlah dia durhaka kepada Allah karena kebodohannya, sementara aku berbuat dosa dengan pengetahuanku.
Memang, paling mudah kita memerehkan orang bodoh, tidak sekolah dan tidak terpelajar. Sementara kita yang berpendidikan tinggi seakan paling terhormat dan patut dihormati.
Bukankah tindakan buruk yang merugikan orang banyak justru dilakukan oleh orang berilmu (white crime)? Korupsi dan kemaksiatan sosial dan politik dilakukan oleh orang terpelajar.
Keenam, apabila engkau bertemu dengan orang kafir (kufur), katakanlah, mungkin juga aku bisa kafir sehingga berakhir dengan amal yang jelek. Nilai dari sebuah amal diukur dari akhirnya.
Orang saleh belum tentu berakhir dengan kesalehan. Begitu pun orang durhaka (ahli maksiat) belum tentu berakhir dalam kemaksiatan.
Kita diajarkan untuk meminta diberi ujung hidup yang baik (husnul khatimah) dan dijauhkan dari akhir hidup yang buruk (suul khatimah).
Imam Bukhari meriwayatkan : “al-mukminu mir’atul mu’min” (seorang mukmin itu cermin bagi mukmin yang lain). Meskipun, kita seringkali tidak pandai berkaca dari kehadiran seseorang. Merasa orang baik itu tidak baik. Tentu, lebih baik merasa belum baik.
Pada akhirnya, kita tidak pernah tahu ujung dari perjalanan hidup ini. Apakah ketika ajal tiba, hidup berakhir dalam kebaikan atau keburukan ? Itu rahasia Ilahi.
Merasa paling benar dan baik adalah kesombongan. Kesombongan adalah dosa awal makhluk (Iblis) dan mengikuti rayuannya adalah dosa pertama manusia (Nabi Adam AS), serta iri hati (hasad) menjadi awal pertumpahan darah manusia pertama di muka bumi (Qabil dan Habil). Allahu a’lam bish-shawab.
Sumber : republika.co.id
Oleh : Ustadz Hasan Basri Tanjung, MA
terimakasih informasinya gan,, sangat menarik buat di baca,,,
BalasHapusPerkenalkan nama saya zull fikar. Dan saya ingin mengucapkan banyak terimah kasih kepada MBAH JONOSEUH atas bantuannya selama ini dan saya tidak menyanka kalau saya sudah bisa sukses dan ini semua berkat bantuan MBAH JONOSEUH,selama ini, saya yang dulunya bukan siapa-siapa bahkan saya juga selalu dihina orang2 dan alhamdulillah kini sekaran saya sudah punya usaha Restoran sendiri,itu semua atas bantuan beliau.Saya sangat berterimakasih banyak kepada MBAH JONOSEUH atas bantuan nomor togel dan dana ghaibnya, dan saya yang dulunya pakum karna masalah faktor ekonomi dan kini kami sekeluarga sudah sangat serba berkecukupan dan tidak pernah lagi hutang sana sini,,bagi anda yang punya masalah keuangan jadi jangan ragu-ragu untuk menghubungi MBAH JONOSEUH karna beliau akan membantu semua masalah anda dan baru kali ini juga saya mendaptkan para normal yang sangat hebat dan benar-benar terbukti nyata,ini bukan hanya sekedar cerita atau rekayasa tapi inilah kisah nyata yang benar-benar nyata dari saya dan bagi anda yg ingin seperti saya silahkan hubungi MBAH JONOSEUH di 0823 4444 5588 dan ingat kesempatan tidak akan datang untuk yang ke 2 kalinya terimah kasih..
Hapusartikel yang sangat bagus sekali gan,,,
BalasHapusTerima kasih..
BalasHapusinfonya sangat menarik dan sangatber manfaat gan...
BalasHapusmantap deh pokoknya artikelnya gan..
Blog walking - SirIndra
BalasHapusSertailah keburukan dengan kebaikan niscaya akan menutupinya... kereenn
BalasHapuskenapa harus main di BOLAVITA ?
BalasHapuskarena kami memberikan Bonus FreeKredit Untuk Setiap Member Baru Gabung Dengan BOLAVITA
Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
whatup : +6281377055002
Wechat : Bolavita
Line : Cs_bolavita
BBM: D8C363CA
Menangkan Jutaan Rupiah dan Dapatkan Jackpot Hingga Puluhan Juta Dengan Bermain di www(.)SmsQQ(.)com
BalasHapusKelebihan dari Agen Judi Online SmsQQ :
-Situs Aman dan Terpercaya.
- Minimal Deposit Hanya Rp.10.000
- Proses Setor Dana & Tarik Dana Akan Diproses Dengan Cepat (Jika Tidak Ada Gangguan).
- Bonus Turnover 0.3%-0.5% (Disetiap Harinya)
- Bonus Refferal 20% (Seumur Hidup)
-Pelayanan Ramah dan Sopan.Customer Service Online 24 Jam.
- 4 Bank Lokal Tersedia : BCA-MANDIRI-BNI-BRI
8 Permainan Dalam 1 ID :
Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar66
Info Lebih Lanjut Hubungi Kami di :
WA: +855968010699
Skype: smsqqcom@gmail.com
makasih sudah sharing infonya
BalasHapusberita arsenal
Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
BalasHapusDalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny