Manusia disebut sebagai makhluk yang gemar mengadakan festival (homo
festivus). Hidup tidak hanya diisi dengan bekerja, tetapi juga berpesta.
Bagi sebagian orang, festival bahkan merupakan acara yang sangat
dipentingkan. Mulai festival non-religius hingga yang bersifat religius.
Sumber : republika.co.id
Oleh : M. Husnaini
Lihat saja ketika Ramadhan. Aroma festival begitu terasa sejak
memasuki bulan suci ini. Spanduk bertema semangat menyambut Ramadhan
terpampang dimana-mana. Di desa, ada tradisi ater-ater, yaitu berkirim
makanan ke keluarga yang lebih tua. Demi tradisi berbalut gengsi itu,
orang rela merogoh biaya besar. Makanan lezat dan mewah seolah menjadi
jaminan berlipatnya pahala di bulan itu.
Beragam festival lain semakin terasa di tengah Ramadhan. Puncaknya, pada Hari Raya Idul Fitri. Tradisi lebaran penuh nuansa basa-basi. Sesama tetangga atau rekan kerja saling berkunjung dan bersalaman, tetapi hati masih menyimpan dendam. Yang muncul sekadar senyum hampa, diiringi jor-joran pakaian dan makanan.
Juga dalam ibadah haji. Orang merasa “lebih Islam” ketika sudah berhaji. Meski tidak ada beda antara sebelum dan sesudah bergelar haji, tetapi tetap berulang kali ke Tanah Suci. Menjelang pergi haji, rajin shalat berjamaah di masjid, sepulang haji, jamaah di masjid pun berhenti.
Itulah Islam seremonial. Festival digelar seolah untuk membeli pahala Tuhan. Dan tradisi festival semakin marak di kalangan berharta. Mereka menyumbang panti yatim atau panti jompo. Ribuan bahkan jutaan rupiah dikeluarkan. Tidak jarang sambil mengundang wartawan dan berkomentar sana-sini soal sumbangannya. Mereka lupa, bahwa kebaikan semacam itu tidak bernilai di mata Allah.
“Hai orang-orang beriman, jangan kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadi bersih. Mereka tidak memiliki sesuatu pun dari usahanya. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir” (QS. Al-Baqarah: 264).
Beragama secara demikian juga mengindikasikan fenomena jalan pintas. Padahal Islam tidak bisa ditempuh dengan jalan pintas. Mengadakan festival bersifat religius itu harus tetap diikuti ibadah secara berkelanjutan. Ada riwayat yang menarik direnungkan. Aisyah pernah bertanya, “amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Rasulullah menjawab, “amalan yang paling langgeng meski sedikit”. Beliau lalu bersabda, “maka kerjakanlah amalan (yang baik) semampu kalian” (HR. Al-Bukhari).
Dengan demikian, Islam menekankan amalan yang dikerjakan secara konsisten, meski sedikit. Tentu amalan yang jelas sumbernya. Sebab banyak orang sibuk dengan amalan yang dianggap sunnah tetapi tidak jelas dasarnya. Sementara yang jelas dasarnya justru ditinggalkan.
Mari simak sabda Rasulullah. “Dan tidaklah hamba-Ku mendekat pada-Ku dengan sesuatu yang amat Aku cintai lebih daripada apabila ia melakukan apa yang Aku wajibkan. Dan tidaklah hamba-Ku mendekat pada-Ku dan melakukan hal-hal sunnah sehingga Aku mencintainya. Maka apabila Aku mencintainya, Aku akan menjadi telinganya yang ia gunakan untuk mendengar, Aku akan menjadi matanya yang ia gunakan untuk melihat, Aku akan menjadi tangannya yang ia gunakan untuk mengambil, dan Aku akan menjadi kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Andaikan ia meminta sesuatu pada-Ku, pasti Aku beri dan andaikan ia memohon perlindungan pada-Ku, pasti Aku lindungi” (HR Al-Bukhari).
Sesuai hadis qudsi di atas, maka cara terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah dengan memenuhi yang wajib, baru yang sunah. Ibadah sunah tidak boleh mengalahkan ibadah wajib. Menjalankan sunah dengan mengabaikan wajib ibarat menyulam kain yang rapuh. Terlebih jika terlalu gemar melakukan amalan yang tidak jelas muasalnya dan meremehkan amalan yang jelas perintahnya. Yang demikian justru tanpa sadar melemparkan pelakunya ke dalam kesesatan.
(",)vBeragam festival lain semakin terasa di tengah Ramadhan. Puncaknya, pada Hari Raya Idul Fitri. Tradisi lebaran penuh nuansa basa-basi. Sesama tetangga atau rekan kerja saling berkunjung dan bersalaman, tetapi hati masih menyimpan dendam. Yang muncul sekadar senyum hampa, diiringi jor-joran pakaian dan makanan.
Juga dalam ibadah haji. Orang merasa “lebih Islam” ketika sudah berhaji. Meski tidak ada beda antara sebelum dan sesudah bergelar haji, tetapi tetap berulang kali ke Tanah Suci. Menjelang pergi haji, rajin shalat berjamaah di masjid, sepulang haji, jamaah di masjid pun berhenti.
Itulah Islam seremonial. Festival digelar seolah untuk membeli pahala Tuhan. Dan tradisi festival semakin marak di kalangan berharta. Mereka menyumbang panti yatim atau panti jompo. Ribuan bahkan jutaan rupiah dikeluarkan. Tidak jarang sambil mengundang wartawan dan berkomentar sana-sini soal sumbangannya. Mereka lupa, bahwa kebaikan semacam itu tidak bernilai di mata Allah.
“Hai orang-orang beriman, jangan kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadi bersih. Mereka tidak memiliki sesuatu pun dari usahanya. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir” (QS. Al-Baqarah: 264).
Beragama secara demikian juga mengindikasikan fenomena jalan pintas. Padahal Islam tidak bisa ditempuh dengan jalan pintas. Mengadakan festival bersifat religius itu harus tetap diikuti ibadah secara berkelanjutan. Ada riwayat yang menarik direnungkan. Aisyah pernah bertanya, “amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Rasulullah menjawab, “amalan yang paling langgeng meski sedikit”. Beliau lalu bersabda, “maka kerjakanlah amalan (yang baik) semampu kalian” (HR. Al-Bukhari).
Dengan demikian, Islam menekankan amalan yang dikerjakan secara konsisten, meski sedikit. Tentu amalan yang jelas sumbernya. Sebab banyak orang sibuk dengan amalan yang dianggap sunnah tetapi tidak jelas dasarnya. Sementara yang jelas dasarnya justru ditinggalkan.
Mari simak sabda Rasulullah. “Dan tidaklah hamba-Ku mendekat pada-Ku dengan sesuatu yang amat Aku cintai lebih daripada apabila ia melakukan apa yang Aku wajibkan. Dan tidaklah hamba-Ku mendekat pada-Ku dan melakukan hal-hal sunnah sehingga Aku mencintainya. Maka apabila Aku mencintainya, Aku akan menjadi telinganya yang ia gunakan untuk mendengar, Aku akan menjadi matanya yang ia gunakan untuk melihat, Aku akan menjadi tangannya yang ia gunakan untuk mengambil, dan Aku akan menjadi kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Andaikan ia meminta sesuatu pada-Ku, pasti Aku beri dan andaikan ia memohon perlindungan pada-Ku, pasti Aku lindungi” (HR Al-Bukhari).
Sesuai hadis qudsi di atas, maka cara terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah dengan memenuhi yang wajib, baru yang sunah. Ibadah sunah tidak boleh mengalahkan ibadah wajib. Menjalankan sunah dengan mengabaikan wajib ibarat menyulam kain yang rapuh. Terlebih jika terlalu gemar melakukan amalan yang tidak jelas muasalnya dan meremehkan amalan yang jelas perintahnya. Yang demikian justru tanpa sadar melemparkan pelakunya ke dalam kesesatan.
Sumber : republika.co.id
Oleh : M. Husnaini
kenapa harus main di BOLAVITA ?
BalasHapuskarena kami memberikan Bonus FreeKredit Untuk Setiap Member Baru Gabung Dengan BOLAVITA
Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
whatup : +6281377055002
Wechat : Bolavita
Line : Cs_bolavita
BBM: D8C363CA
BOLAVITA AGEN SABUNG AYAM ONLINE TERBAIK DAN TERPERCAYA
BalasHapusNEW HOT PROMO !!
*GAME TERBARU TEMBAK IKAN JOKER123
*BONUS SABUNG AYAM 10%
*BONUS PERTAMA DEPOSIT
*BONUS PERTAMA DEPOSIT : SPORTSBOOK ONLINE
*BONUS PERTAMA DEPOSIT : CASINO ONLINE
*BONUS SETIAP DEPOSIT : BOLA TANGKAS
*BONUS SETIAP DEPOSIT : SPORTSBOOK ONLINE, SABUNG AYAM ONLINE
*BONUS SETIAP DEPOSIT : CASINO ONLINE
*POTONGAN TOGEL ONLINE HINGGA 65%
*BONUS CASHBACK up to 10%
*BONUS REFFERAL
SEGERA BERGABUNG DAN DAPATKAN BONUS BESAR SERTA PROMO TERBARU DARI BOLAVITA.SITE
PROSES DEPOSIT DAN WITHDRAW CEPAT TIDAK LEBIH DARI 3 MENIT
MINIMAL DEPOSIT DAN WITHDRAW HANYA 50.000
BERGABUNGLAH BERSAMA KAMI DAN RAIH KEMENANGAN SEBESAR-SEBESARNYA !!
UNTUK INFO LEBIH LENGKAP SILAHKAN HUBUNGI CS KAMI 24 JAM :
WEB : Home | AGEN BOLA | SABUNG AYAM | BOLA TANGKAS | ADU BANTENG MAXBET | TOGEL | POKER | LIVE CASINO
Wechat : Bolavita
WA : +62812-2222-995
Line : cs_bolavita
BBM PIN : BOLAVITA ( Huruf Semua )
Sportsbook Online, Sabung Ayam Online, Togel Online, Bola Tangkas, Casino Online, Tembak Ikan Online, Poker Online, Slot Online