Al-Iman al-ihtimam, iman itu perhatian. Demikian disebut dalam
sebuah hadis. Perhatian kepada siapa? Perhatian kepada Allah, dengan
semua syariat dan ajaran-Nya, perhatian terhadap semua sunah Nabi-Nya,
juga sangat perhatian dengan umat Nabi Muhammad SAW.
Sumber : republika.co.id
Oleh : M. Arifin Ilham
Jadi, dianggap kurang sempurna iman jika kita tidak memiliki perhatian.
Karenanya, perhatian dan kepedulian adalah di antara syariat Allah yang
tak terpisahkan dari syariat Allah lainnya, seperti shalat, puasa, atau
juga haji. Bahkan, shalat, puasa, dan haji kita dianggap dusta oleh
Allah jika kita tidak memiliki empati dan kepeduliaan yang nyata kepada
orang-orang yang hidup di sekitar kita. (baca QS al-Ma’uun).
Karena itu, perhatian dan kepedulian adalah amaliah nyata yang harus dibangun oleh siapa pun, kapan pun, dan di manapun. Lebih-lebih jika kita adalah para pemangku amanah.
Hampir selalu berbuah indah bahkan akan mencatatkannya dengan tinta emas pada lembar sejarah kehidupan manusia, jika para penguasa mampu dengan baik memberikan perhatian dan kepeduliannya kepada rakyat yang di pimpinnya. Seperti cerita agung sosok Umar bin Khatab berikut ini.
Suatu hari, demikian tertulis dalam Mausu’ah Qishashis Salaf, Umar bin Khatab RA pergi dari rumah untuk mengetahui secara langsung keadaan rakyatnya. Dia bertemu dengan seorang laki-laki yang duduk dengan sedih dan gelisah di pintu masjid.
Umar bertanya, “Ada apa denganmu?” Laki-laki itu menjawab, “Istriku hampir melahirkan, tetapi kami tidak memiliki apa pun dan tidak seorang pun bersamanya.”
Umar menanyakan rumahnya. Lalu, dia menunjuk sebuah tenda di pinggiran Kota Madinah. Setelah menemui istrinya, Umar pun mengajaknya langsung, “Maukah kamu memperoleh kebaikan yang Allah antarkan kepadamu?” Istrinya bertanya, “Apa itu ya Amirul Mukminin?”
Umar menjelaskan, “Seorang wanita hampir melahirkan dan tidak ada yang menemaninya.” Istrinya pun menyetujuinya.
Umar lalu mengambil tepung, mentega, dan susu kering. Ketika sampai di tenda, Umar berteriak, “Wahai penghuni tenda.” Laki-laki itu keluar. Umar menyuruh istrinya masuk kepada wanita itu, sedangkan ia menyiapkan bejana dengan tepung, mentega, dan susu kering. Umar meletakkannya ditungku. Dia meniup apinya dan mengaduk isinya.
Apa yang ada di bejana belum juga masak, tetapi telah terdengar tangisan bayi dari dalam tenda. “Ya Amirul Mukminin, sampaikan berita gembira kepada temanmu, anaknya laki-laki,” seru istri Umar.
Laki-laki itu terkejut bahagia. Dia berkata, “Kami telah merepotkan dan melelahkan Amirul Mukminin.” Umar berkata, “Tidak apa-apa. Besok pagi datanglah kepada kami. Kami akan memberimu apa yang kamu perlukan untuk keluargamu.”
Keesokan harinya laki-laki itu datang. Umar memberinya unta betina dan makanan yang memenuhi punggungnya. Allahu Akbar. Begitulah orang besar mencetak sebuah keteladanan.
Bagaimana dengan para penguasa di negeri ini? Semoga segera terlahir penguasa yang amanah dan mau berkhidmat langsung kepada rakyat yang dipimpinnya.
(",)vKarena itu, perhatian dan kepedulian adalah amaliah nyata yang harus dibangun oleh siapa pun, kapan pun, dan di manapun. Lebih-lebih jika kita adalah para pemangku amanah.
Hampir selalu berbuah indah bahkan akan mencatatkannya dengan tinta emas pada lembar sejarah kehidupan manusia, jika para penguasa mampu dengan baik memberikan perhatian dan kepeduliannya kepada rakyat yang di pimpinnya. Seperti cerita agung sosok Umar bin Khatab berikut ini.
Suatu hari, demikian tertulis dalam Mausu’ah Qishashis Salaf, Umar bin Khatab RA pergi dari rumah untuk mengetahui secara langsung keadaan rakyatnya. Dia bertemu dengan seorang laki-laki yang duduk dengan sedih dan gelisah di pintu masjid.
Umar bertanya, “Ada apa denganmu?” Laki-laki itu menjawab, “Istriku hampir melahirkan, tetapi kami tidak memiliki apa pun dan tidak seorang pun bersamanya.”
Umar menanyakan rumahnya. Lalu, dia menunjuk sebuah tenda di pinggiran Kota Madinah. Setelah menemui istrinya, Umar pun mengajaknya langsung, “Maukah kamu memperoleh kebaikan yang Allah antarkan kepadamu?” Istrinya bertanya, “Apa itu ya Amirul Mukminin?”
Umar menjelaskan, “Seorang wanita hampir melahirkan dan tidak ada yang menemaninya.” Istrinya pun menyetujuinya.
Umar lalu mengambil tepung, mentega, dan susu kering. Ketika sampai di tenda, Umar berteriak, “Wahai penghuni tenda.” Laki-laki itu keluar. Umar menyuruh istrinya masuk kepada wanita itu, sedangkan ia menyiapkan bejana dengan tepung, mentega, dan susu kering. Umar meletakkannya ditungku. Dia meniup apinya dan mengaduk isinya.
Apa yang ada di bejana belum juga masak, tetapi telah terdengar tangisan bayi dari dalam tenda. “Ya Amirul Mukminin, sampaikan berita gembira kepada temanmu, anaknya laki-laki,” seru istri Umar.
Laki-laki itu terkejut bahagia. Dia berkata, “Kami telah merepotkan dan melelahkan Amirul Mukminin.” Umar berkata, “Tidak apa-apa. Besok pagi datanglah kepada kami. Kami akan memberimu apa yang kamu perlukan untuk keluargamu.”
Keesokan harinya laki-laki itu datang. Umar memberinya unta betina dan makanan yang memenuhi punggungnya. Allahu Akbar. Begitulah orang besar mencetak sebuah keteladanan.
Bagaimana dengan para penguasa di negeri ini? Semoga segera terlahir penguasa yang amanah dan mau berkhidmat langsung kepada rakyat yang dipimpinnya.
Sumber : republika.co.id
Oleh : M. Arifin Ilham
Selamat Datang Kembali Di Agen Bolavita!
BalasHapusLink Alternatif 368Bet Indonesia Terbaru
Agen Taruhan Sbobet | Maxbet | 368Bet
Raih Keberuntungan & Menangkan Jackpot Jutaan Rupiah..
Daftar Sekarang Juga Dengan Kami www. bolavita. pw
Untuk Info, Bisa Hubungi Customer Service Kami ( SIAP MELAYANI 24 JAM ) :
BBM: BOLAVITA
WeChat: BOLAVITA
WA: +6281377055002
Line : cs_bolavita
Selamat datang di Bolavita Situs taruhan online
BalasHapusMainkan Sabung Ayam online terbaru bersama BOLAVITA club388
Menangkan hadiah jutaan rupiaah dan bonus lainnya
Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
whatup : +6281377055002
Wechat : Bolavita
Line : Cs_bolavita
BBM: D8C363CA