Pages
▼
Senin, 20 Agustus 2012
Ucapan "Minal Aidin Wal Faidzin" Yang Salah Kaprah
Sewaktu akan datangnya lebaran Idul Fitri, umat muslim di Indonesia sibuk mengucapkan kalimat “Minal Aidin Wal Faidzin” dan kemudian dilanjutkan dengan kalimat “Mohon Maaf Lahir Dan Bathin”. Tahukah bahwa hal itu KELIRU apabila selama ini menyangka kalimat “Minal Aidin Wal Faidzin” berarti meminta maaf?
Ketika pada detik-detik puasa terakhir menjelang lebaran, takbir pun menggema ke seantero penjuru dunia. Ritual yang sudah menjadi tradisi di negeri Indonesia pun tiba, yaitu mudik massal. Dan berlebaran di kampung halaman, berkumpul bersama keluarga tercinta, pastinya akan lebih menambah khidmat makna dari lebaran itu sendiri.
Di hari lebaran, sudah jadi tradisi saling mengunjungi handai taulan, tetangga, teman, untuk bersilaturahim sekaligus saling bermaaf-maafan. Meski bermaafan bisa dilakukan kapan saja ketika berbuat salah, akan tetapi terasa lebih afdol jika dilakukan pada hari lebaran ini.
Analoginya, setelah sebulan penuh berpuasa dan beribadah di bulan suci Ramadhan, dan semua dosa-dosa sudah diampuni dan dihapuskan oleh Allah, namun masih ada yang tersisa. Karena Allah tidak akan mengampuni dosa-dosa manusia terhadap sesama manusia, sebelum mereka saling ridho dan memaafkan. Dari sinilah tradisi dan ritual lebaran berpangkal dan bermuara.
Lalu, disaat silaturahim itu berlangsung, maka ucapan yang paling poluler di hari lebaran ialah "Minal Aidin Wal Faidzin.. Mohon Maaf Lahir Dan Bathin". Samar-samar tanpa disadari, dua kalimat itu memiliki makna yang sama, yaitu meminta maaf. Padahal, sesungguhnya itu merupakan dua kalimat yang memiliki makna yang berbeda alias tidak sama.
Perlu diketahui, bahwa kalimat "Minal Aidin Wal Faidzin" merupakan penggalan dari sebuah doa untuk seseorang, ketika selesai menunaikan ibadah puasa, yaitu “Taqabbalallahu minna wa minkum wa ja’alanallahu MINAL ‘AIDIN WAL FAIDZIN”, yang artinya, “Semoga Allah menerima (amalan-amalan) yang aku dan kalian telah lakukan. Dan SEMOGA KITA TERMASUK (ORANG-ORANG) YANG KEMBALI (KEPADA FITRAH) DAN (MENDAPAT) KEMENANGAN”.
Perhatikan kalimat di atas yang dicetak tebal dengan huruf kapital, tentunya akan terdapat disana sebuah perbedaan makna dengan ungkapan maaf lahir bathin. Jadi sebaiknya, kekeliruan tersebut harus diluruskan agar tidak salah penafsiran makna yang terjadi selama ini.
Dasar dari doa diatas adalah :
Berkata Al Hafidh Ibnu Hajar (Fathul Bari 2/446) : “Dalam “Al Mahamiliyat” dengan isnad yang hasan dari Jubair bin Nufair, ia berkata (yang artinya) : Para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bila bertemu pada hari raya, maka berkata sebagian mereka kepada yang lainnya : Taqabbalallahu minnaa wa minkum (Semoga Allah menerima dari kami dan darimu)”.
Ibnu Qudamah dalam “Al-Mughni” (2/259) menyebutkan bahwa Muhammad bin Ziyad berkata : “Aku pernah bersama Abu Umamah Al Bahili dan selainnya dari kalangan sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka bila kembali dari shalat Id berkata sebagiannya kepada sebagian yang lain : Taqabbalallahu minnaa wa minka”.
Ucapan mohon maaf lahir dan bathin sendiri sebenarnya merupakan adat/kebiasaan yang tidak dicontohkan oleh Rasul. Meskipun demikian, karena pada dasarnya silaturahim dan bermaafan merupakan hal yang baik, maka hal tersebut sah-sah saja dilakukan di hari lebaran, sepanjang pelaksanaannya (teknisnya) tidak melanggar syariah. Misalnya berjabat tangan bagi non muhrim, berlebih-lebihan dalam merayakan lebaran (hura-hura), bertabaruj (berhias secara berlebihan), pamer kecantikan, dan lain sebagainya.
Maka, pemakaian bahasa arab yang lebih tepat salah satu contohnya ialah “Assalukal afwan zahiran wa bathinan”. Atau jika belum terlalu fasih, penyampaian kata maaf dalam bahasa Indonesia tidaklah dilarang. Asalkan itu tadi, jangan sampai terjadi lagi salah persepsi kalau sebenarnya "Minal Aidin Wal Faidzin" artinya bukanlah "Mohon Maaf Lahir Dan Bathin".
“Taqobalallahu minnaa wa minkum, shiyamana wa shiyamakum. Assalukal afwan zahiran wa bathinan…” … “Semoga Allah mengabulkan (menerima) semua ibadah Ramadhan kita dan Anda semua. Mohon maaf lahir dan batin…”
Selamat Idul Fitri 1433 H, Mohon Maaf setulus-tulusnya.
(",)v
Sumber : kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
“Hello friend, jika artikel di atas menarik menurut kamu, jangan lupa berikan sepatah dua patah kata komentarnya ya.”