Pages

Kamis, 09 Agustus 2012

"Alpenhorn" Terompet Yang Terdengar Hingga Puluhan Kilometer



Di sepanjang sejarah manusia, penduduk pegunungan Alpen di Swiss, mewarisi alat musik tiup yang paling jauh terdengar. Terompet mereka itu bunyinya mampu terdengar hingga puluhan kilometer jauhnya, melintasi lembah-lembah Alpen yang menjulang.

Terompet para penduduk Alpen yang memukau ini disebut "Alpenhorn". Bentuknya sangat panjang, bisa mencapai dua kali lipat tinggi orang yang memainkannya. Mungkin tampak repot digunakan, apalagi saat harus berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Namun tak perlu khawatir, alpenhorn masa kini bisa dicopot-copot sehingga muat di dalam tas.

Menurut riwayatnya, alpenhorn pertama kali disebutkan pada tahun 1527 yang terdapat dalam buku catatan milik biara St. Urbanus di Swiss.





Dari generasi ke generasi, gembala dan peternak selalu membawa alpenhorn dan meniupkannya dari padang rumput di puncak-puncak gunung, sebagai kode kepada keluarga di desa yang mengartikan "semuanya baik-baik saja."

Selain itu, alpenhorn juga digunakan untuk memanggil sapi-sapi yang akan diperah. Peternak sapi perah di Swiss sudah lama percaya, bahwa alunannya yang lembut turut membuat sapi-sapi tenang selama pemerahan.

Dahulu kala, alpenhorn juga kerap digunakan sebagai panggilan perang untuk para pria. Sementara di masa kini, lebih sering dipakai untuk mengamen saat musim dingin tiba.


Bahan Baku





Terompet Alpen ini biasanya terbuat dari pohon cemara gunung. Pasalnya, pohon cemara di lereng-lerang yang curam tumbuh melengkung pada pangkalnya. Harga persatuannya bisa mencapai USD 5000 / alphorn.

Seorang pembuat alpenhorn, setelah memilih pohon yang akan dipakai, membelah batang cemara menjadi dua bagian. Bagian dalam dicungkil menggunakan pahat khusus membentuk setengah lingkaran.




William Hopson, pengrajin Alpenhorn di Amerika Serikat


Bagian dalam itu kemudian dikikis dan di amplas hingga mulus. Si pengrajin lantas merekatkan kedua belahan tersebut, melilitnya erat-erat dengan rotan kayu betula. Ia juga membuatkan dudukan dari kayu untuk menyangga terompet ini sewaktu dimainkan.


Cara Memainkan





Sekilas, alpenhorn tidak mempunyai lubang, tuts, atau katup yang perlu ditekan-tekan. Nyatanya, terompet ini bisa menghasilkan 12 nada alami. Kesulitannya adalah mengatur aliran udara yang ditiupkan ke dalam pipa untuk menghasilkan nada yang diinginkannya.

Meski tidak semua lagu bisa dimainkan dengan instrumen ini, seorang peniup yang mahir bisa memainkan beragam melodi yang memukau.





Banyak komponis ternama menyertakan alpenhorn di dalam karya aransemen orkestra, seperti misalnya Leopold Mozart (ayah Wolfgang Amadeus Mozart) menulis "sinfonia Pastorella" untuk orkestra dan "Corno Pastoiritio".

Demikian juga Beethoven, dalam salah satu simfoni pastoralnya, meniru bunyi terompet Alpen untuk membangkitkan suasana kehidupan gembala.








Sumber : terselubung.blogspot.com

1 komentar:

“Hello friend, jika artikel di atas menarik menurut kamu, jangan lupa berikan sepatah dua patah kata komentarnya ya.”