Pages

Selasa, 17 Juli 2012

"Volvo" Memoria Mobil Menteri Indonesia Yang Terlupakan


Memoria Volvo sebagai mobil menteri di era masa lalu, masih menyisakan banyak kisah. Dimana seluruh menteri di kabinet pada masa itu, mendapat fasilitas dengan mengendarai sebuah brand teraman di dunia dalam menjalankan tugas-tugas keseharian mereka.

Dimulai pada tahun 1974, pemerintah Indonesia kala itu menetapkan Volvo seri 264, sebagai mobil dinas para menteri. Kebijakan ini tentu memberikan status tersendiri bagi mobil yang dikenal sebagai mobil teraman di dunia ini dengan slogannya "Volvo for Life".

Bahkan, di dalam perkembangan selanjutnya, Volvo dikategorikan sebagai mobil para eksekutif, karena digunakan sebagai mobil resmi untuk penjemputan tamu negara, mobil dinas pimpinan lembaga tinggi dan tertinggi negara, serta sebagai mobil pimpinan perusahaan.




Sejak saat itulah, setiap kali pergantian kabinet, Volvo seri terakhir tidak lepas menjadi pilihan sebagai mobil dinas para menteri. Seri-seri di zamannya itu, seperti Volvo 740, Volvo 960, dan yang untuk terakhir kalinya Volvo S90.

Kondisi dan situasi ini jelas membuat PT. Central Sole Agency sebagai pemasok mobil Volvo di Indonesia tak perlu khawatir dan bersusah payah lagi dalam menjual mobil-mobil Volvo di Indonesia, karena pasar yang ada sudah pasti dan image dari Volvo sudah memiliki kelas ekslusif tersendiri.

Namun, hal itupun akhirnya pupus sudah. Tanpa disangka-sangka, pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri, diputuskanlah untuk menggunakan Toyota Camry sebagai mobil dinas para menteri-nya.




Keputusan pemerintah untuk mengganti Volvo dengan Toyota Camry itu, membuat PT. Central Sole Agency kelimpungan, karena secara tiba-tiba mereka kehilangan segmen yang selama ini menjadi pasar tradisionalnya, yakni segmen mobil para eksekutif.

Cap yang tersandang cukup lama sebagai mobil para eksekutif yang berusia 50 tahun keatas, ternyata membawa dampak yang sangat besar bagi para konsumen automotive di tanah air.

Merubah segmentasi untuk masuk ke pasar eksekutif muda 30-40 tahunan, tentu butuh waktu yang cukup lama. Menggarap segmen sedan fullsize papan atas pun , pesaingnya sudah sangat banyak, lihat saja mulai dari Audi A8, BMW Serie 7, Jaguar XJ8, Lexus LS 460, sampai dengan Mercedes Benz S-Class.




Pada dasarnya mobil-mobil keluaran Volvo sesungguhnya adalah mobil-mobil yang bagus dan berkualitas. Jelas tidak kalah dibandingkan dengan mobil-mobil papan atas lainnya yang pernah ada. Namun, perubahan kebijakan pemerintah yang akhirnya membuat Volvo menjadi brand yang terlupakan.

Apalagi, ketika pemerintahan baru pada 22 Oktober 2009 terbentuk, dan memutuskan untuk mengganti mobil dinas para menteri-nya dengan Toyota Crown Royal Saloon, yang kelasnya satu tingkat di atas Toyota Camry, maka Volvo pun semakin terlupakan.

Akan tetapi, dengan berjalannya waktu, secara perlahan namun pasti, tumbuhlah komunitas-komunitas di kalangan pencinta Volvo. Mereka berangkat dari kegemaran yang sama, yaitu sangat menyukai brand yang telah terbukti sangat aman tersebut.




Komunitas-komunitas inilah yang akhirnya mampu mendobrak sebuah pandangan masa lalu, yang menganggap Volvo ialah kendaraan para gaek. Mereka terdiri dari berbagai kalangan, dari yang muda hingga yang tua, dari yang anak kuliahan, hingga pensiunan.

Mereka hadir dengan aktivitas dan kreativitas dalam memperbaiki asumsi yang menurut mereka telah lekang di makan waktu. Karena dari anggapan sebagian besar mereka, Volvo ialah mobil aman dengan slogan handalnya "Volvo for Life", dan itu bukan hanya isapan jempol belaka.




Nyawa hanya satu, makanya kendarailah Volvo, setidaknya itulah kata mereka.

(",)v





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Hello friend, jika artikel di atas menarik menurut kamu, jangan lupa berikan sepatah dua patah kata komentarnya ya.”