Pages

Selasa, 20 September 2011

Tanggung Jawab Pemimpin (Renungan)

http://info77.files.wordpress.com/2010/04/leader.jpg

Malam hari itu, Ashim ra, sang ajudan, sebenarnya tidak tega melihat Khalifah Umar bin Khattab memikul sekarung gandum guna memberikannya pada seorang janda miskin dengan tiga anaknya yang kelaparan. Namun bagaimana lagi, Umar sendiri yang bersikeras untuk memikulnya sendiri, bahkan di saat Ashim menawarkan bantuan, Umar malah menghardiknya, "Apakah kamu mau nanti memikul bebanku pada hari kiamat?" Sikap Umar ini tidak hanya menunjukkan rasa kasih sayang seorang pemimpin terhadap rakyatnya, namun juga mengingatkan kita semua akan arti tanggung jawab bagi seorang pemimpin.

Seorang pemimpin tidak hanya bertanggung jawab pada rakyatnya, melainkan akan mempertanggungjawabkan apa yang terjadi atas rakyatnya di hadapan Allah SWT. Inilah yang dipahami oleh Umar bin Khattab. Karenanya, ia sangat berhati-hati dalam memegang jabatan dan berusaha agar menunaikan hak rakyatnya sebaik mungkin.

Hingga suatu hari ia berkata, "Seandainya seekor keledai di Irak terpeleset, maka kelak engkau akan melihatku dimintai pertanggungjawaban atasnya di hadapan Allah, mengapa aku tidak memperbaiki jalannya?"

Di dunia, bisa saja seorang pemimpin menghindar dari tanggung jawab yang harus dipikulnya, kemudian mempersalahkan keadaan atau individu tertentu. Dan, mungkin ia terbebas dari tuntutan hukum dan tetap terjaga nama baiknya. Tetapi, itu sama sekali tidak akan menyelamatkan dirinya di hadapan Allah kelak.

Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang hamba yang dititipi Allah untuk memimpin sekelompok masyarakat dan ia mati dalam keadaan khianat terhadap rakyatnya, melainkan Allah telah haramkan surga darinya." (HR Bukhari).

Seorang pemimpin, jika menyadari akan tanggung jawab kepemimpinannya di hadapan Allah, tidak akan tergiur pada rayuan duniawi yang terbentang di hadapannya, tidak juga dengan pujian orang-orang di sekelilingnya. Namun, ia akan selalu mengoreksi dirinya, memedulikan rakyat yang ada dalam tanggungannya, dan takut akan siksa Allah jika ia salah mengambil hak atau tak menunaikannya pada pemiliknya.

Itulah mengapa Umar bin Aziz semakin kurus badannya semenjak menjadi khalifah, hartanya pun semakin berkurang, dan ia selalu menangis hampir setiap malam. Fatimah, istrinya, pernah menanyakan hal itu padanya.

Umar bin Abdul Aziz menjawab, "Celakalah engkau Fatimah, sungguh aku dipilih untuk memimpin umat ini dan aku memikirkan tentang orang miskin yang kelaparan, orang sakit yang ditelantarkan, yang tak memiliki pakaian, anak yatim yang bersedih, orang yang terzalimi tanpa pembelaan, yang tersesat dan tertawan, orang tua yang jompo, janda yang mempunyai banyak tanggungan dengan sedikit rezeki, dan banyak lagi orang-orang seperti mereka di belahan bumi ini. Maka, aku sadar bahwa Rabbku akan menanyaiku tentang mereka pada Hari Kiamat! Dan, pendakwaku saat itu ialah Muhammad SAW. Aku takut, tak ada satu hujjah pun yang dapat aku katakan. Karena itulah aku menangis …." Wallahu a'lam bish shawab.

(",)v




Sumber : koran.republika.co.id
Oleh : Ahmad Syahirul Alim Lc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Hello friend, jika artikel di atas menarik menurut kamu, jangan lupa berikan sepatah dua patah kata komentarnya ya.”