Pages

Selasa, 23 Agustus 2011

Puasa Dan Perbaikan Karakter (Renungan)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_K1R5gGkRYkSZz93KmskivdNtnXBGi4UlYXqKp0m-3nPyklSKKLbWNyURSbpcJNXE7pFxDZfwwGGWA6FNpqK5ckd54zGsdPZDzHXz4O86MSecAHY3_gibdKB3vIyhvT0MyusIWgF0e1U/s400/Jadwal+Puasa+dan+Imsakiyah+Ramadhan+1432+H+bulan+ini.jpeg

Sesungguhnya Ramadhan merupakan metode yang didesain oleh Allah untuk perbaikan karakter manusia, karena di dalamnya terdapat rangkaian proses ibadah agar manusia menjadi lebih baik dalam segala hal. Lebih baik hatinya, lebih pandai bersyukur, lebih peduli sesama, dan lebih bertakwa. Orang yang bertakwa adalah orang yang hidupnya selalu bersama Alquran. Hidup bersama Alquran artinya hidup bersama Allah. Itulah inti dari ibadah puasa Ramadhan.

Dalam Alquran surah al-Baqarah [2]: 185, secara jelas Allah menyatakan bahwa syahru Ramadhan dijadikan bulan turunnya Alquran. Tapi, apakah di luar Ramadhan Alquran juga turun?

Sesungguhnya Alquran turun tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Alquran juga diturunkan pada bulan-bulan lainnya selain Ramadhan. Namun demikian, Ramadhan menjadi lebih istimewa karena menjadi bulan diturunkannya wahyu pertama.

Alquran adalah petunjuk bagi umat manusia (hudal linnas), ia juga menjadi penyembuh (syifa’), dan penjelas (bayan) dan pembeda antara yang hak dan batil (furqan). Alquran diturunkan supaya manusia bisa mengambil hikmah darinya dalam menjalankan segala amanah dan perintah Allah serta menjauhi segala larangan-Nya. Dengan demikian, orang yang mempelajari dan mengamalkan Alquran akan mampu membedakan perbuatan baik dan buruk, benar dan salah, serta halal dan haram. Karena itu, Ramadhan adalah momentum renovasi hati agar karakter manusia kembali seperti saat dia dilahirkan. Kembali pada fitrahnya.

Rasulullah SAW dengan tegas menyatakan bahwa bila hati seseorang baik, maka baik juga seluruh tubuhnya. Tapi, bila hatinya rusak maka rusaklah seluruh perilakunya. Hati yang rusak bisa disebabkan oleh banyak hal. Misalnya karena dengki, dendam kesumat, nafsu serakah, egois, emosional, serta mau menang dan benar sendiri.

Oleh karena itu, marilah kita jadikan Ramadhan ini sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan amal ibadah melalui Alquran dan ibadah lainnya.

Membaca dan mempelajari Alquran harus diniatkan dan ditekadkan untuk perbaikan hati agar lisan kita tidak dusta dan perilaku sesuai dengan hati kita. Kita tegakkan shalat agar tidak sombong, angkuh, dan menjadi rendah hati. Kita ulurkan tangan, peduli sesama melalui sedekah, infak, dan zakat agar hilang perasaan kikir dan bakhil dari hati kita.

Shaumatau puasa kita berkualitas akan tergambar pasca-Ramadhan. Bila karakter kita semakin baik, kesadaran terbentuk dengan pola Alquran, pikiran tidak liar, dan perasaan terkendali, sehingga kita tidak mudah menderita sakit fisik, maka itulah salah satu tanda berhasilnya Ramadhan kita. Sesungguhnya seluruh amal perbuatan anak cucu Adam adalah untuknya, kecuali puasa. Dan puasa itu untuk-Ku, dan Aku yang akan membalasnya (Hadis Qudsi).

Kualitas (karakter) hati hasil tempaan di Ramadhan akan diuji setelah Ramadhan. Apakah selama 11 bulan ke depan kita bisa senantiasa menghadirkan Ramadhan di hati kita atau dalam kehidupan kita. Karena, Ramadhan adalah momen yang hanya terjadi setahun sekali. Wallahu a'lam.

(",)v




Sumber : koran.republika.co.id
Oleh : Dr. Hamka Abdul Aziz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Hello friend, jika artikel di atas menarik menurut kamu, jangan lupa berikan sepatah dua patah kata komentarnya ya.”