Pages
▼
Jumat, 03 Juni 2011
Kisah Abu Nawas Mengikuti Sayembara Tentang Ayam Dan Telur
Melihat ayam betinanya bertelur, Baginda tersenyum riang. Beliau memanggil pengawal, agar mengumumkan kepada rakyat, bahwa kerajaan mengadakan sayembara untuk umum. Sayembara itu berupa pertanyaan yang mudah, tetapi memerlukan jawaban yang tepat dan masuk akal.
Dan barangsiapa yang bisa menjawab pertanyaan itu, akan mendapat imbalan yang amat menggiurkan, yaitu satu pundi penuh uang emas. Tetapi bila tidak bisa menjawab, maka hukuman yang menjadi akibatnya.
Banyak rakyat yang ingin mengikuti sayembara itu, terutama orang-orang miskin. Beberapa dari mereka sampai meneteskan air liur. Mengingat beratnya hukuman yang akan dijatuhkan, maka tak mengherankan bila pesertanya hanya empat orang. Dan salah satu dari para peserta yang amat sedikit itu adalah Abu Nawas.
Aturan main sayembara itu ada dua. Pertama, jawaban harus masuk akal. Kedua, peserta harus mampu menjawab sanggahan dari Baginda sendiri.
Pada hari yang telah ditetapkan, para peserta sudah siap di depan panggung. Baginda duduk di atas panggung. Beliau memanggil peserta pertama. Peserta pertama maju dengan tubuh gemetar.
Baginda bertanya, "Manakah yang lebih dahulu, telur atau ayam?"
"Telur," jawab peserta pertama.
"Apa alasannya?" tanya Baginda.
"Bila ayam lebih dahulu, itu tidak mungkin, karena ayam berasal dari telur," kata
peserta pertama menjelaskan.
"Kalau begitu, siapa yang mengerami telur itu?" sanggah Baginda.
Peserta pertama pucat pasi. Wajahnya mendadak berubah putih seperti kertas. Dia tidak bisa menjawab. Tanpa ampun, dia dimasukkan ke dalam penjara.
Kemudian peserta kedua maju. Dia berkata, "Paduka yang mulia, sebenarnya telur dan ayam tercipta dalam waktu yang bersamaan."
"Bagaimana bisa bersamaan?" tanya Baginda.
"Bila ayam lebih dahulu, itu tidak mungkin, karena ayam berasal dari telur. Bila
telur lebih dahulu, itu juga tidak mungkin, karena telur tidak bisa menetas tanpa
dierami," kata peserta kedua dengan mantap.
"Bukankah ayam betina bisa bertelur tanpa ayam jantan?" sanggah Baginda
memojokkan.
Peserta kedua bjngung. Dia pun dijebloskan ke dalam penjara.
Lalu giliran peserta ketiga. Dia berkata, "Tuanku yang mulia, sebenarnya ayam tercipta lebih dahulu daripada telur."
"Sebutkan alasanmu," kata Baginda.
"Menurut hamba, yang pertama tercipta adalah ayam betina," kata peserta ketiga meyakinkan.
"Lalu bagaimana ayam betina bisa beranak-pinak seperti sekarang. Sedangkan
ayam jantan tidak ada," kata Baginda memancing.
"Ayam betina bisa bertelur tanpa ayam jantan. Telur dierami sendiri. Lalu menetas dan menurunkan anak ayam jantan. Kemudian menjadi ayam jantan dewasa dan mengawini induknya sendiri," peserta ketiga berusaha menjelaskan.
"Bagaimana bila ayam betina mati sebelum ayam jantan yang sudah dewasa
sempat mengawininya?" pancing Baginda lagi.
Peserta ketiga pun tidak bisa menjawab sanggahan Baginda. Dia pun dimasukkan
ke penjara.
Kini tiba giliran Abu Nawas. Dia berkata, "Yang pasti adalah telur dulu, baru
ayam, Yang Mulia."
"Coba terangkan secara logis," kata Baginda ingin tahu.
"Ayam bisa mengenal telur, sebaliknya telur tidak mengenal ayam," kata Abu Nawas singkat.
Agak lama Baginda Raja merenung. Kali ini Baginda tidak menyanggah alasan Abu Nawas. Satu pundi penuh uang emas akhirnya menjadi milik Abu Nawas.
(",)v
Sumber : kumpulan-dongeng.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
“Hello friend, jika artikel di atas menarik menurut kamu, jangan lupa berikan sepatah dua patah kata komentarnya ya.”