Pages

Kamis, 02 Juni 2011

Kisah Abu Nawas Mengecoh Raja

http://fineartamerica.com/images-medium/rain-horse-mary--armstrong.jpg

Sejak peristiwa penghancuran barang-barang di istana oleh Abu Nawas yang dilegalisir oleh Baginda, maka sejak saat itu pula Baginda Raja ingin sekali menangkap Abu Nawas dan menjebloskannya ke penjara.

Sudah menjadi hukum bagi siapa saja yang tidak sanggup melaksanakan titah Baginda Raja, maka tak perlu disangsikan lagi, dia akan mendapat hukuman. Dan Baginda tahu, Abu Nawas amat takut sama beruang.

Suatu hari Baginda memerintahkan prajuritnya menjemput Abu Nawas agar bergabung dengan rombongan Baginda Raja Harun Al Rasyid untuk berburu beruang. Abu Nawas tentu saja merasa takut dan gemetar, tetapi dia tidak berani menolak perintah Sang Baginda Raja.

Dalam perjalanan menuju ke hutan, tiba-tiba cuaca yang cerah berubah menjadi mendung. Baginda memanggil Abu Nawas. Dengan penuh rasa hormat, Abu Nawas mendekati Baginda.

"Tahukah mengapa engkau aku panggil?" tanya Baginda tanpa sedikit pun ada senyum di wajahnya.

"Ampun Tuanku, hamba belum tahu," kata Abu Nawas.

"Kau pasti tahu, bahwa sebentar lagi akan turun hujan. Hutan masih jauh dari sini. Kau kuberi kuda yang lamban, sedangkan aku dan pengawal-pengawalku akan menunggang kuda yang cepat. Nanti pada waktu santap siang, kita berkumpul di tempat peristirahatanku. Tapi ingat, bila hujan turun, kita harus menghindarinya dengan cara kita masing-masing, agar pakaian kita tetap kering. Nah, sekarang kita berpencar," Baginda menjelaskan.

Kemudian Baginda dan rombongan mulai bergerak. Abu Nawas kini tahu, Baginda sedang menjebaknya. Dia harus mancari akal. Dan ketika Abu Nawas sedang berpikir, tiba-tiba hujan pun turun.

Begitu hujan turun, Baginda dan rombongan segera memacu kuda untuk mencapai tempat perlindungan yang terdekat. Tetapi, karena derasnya hujan, Baginda dan para pengawalnya basah kuyup.

Ketika santap siang tiba, Baginda segera menuju tempat peristirahatan. Belum sempat baju Baginda dan para pengawalnya kering, Abu Nawas datang dengan menunggang kuda yang lamban.

Baginda dan para pengawal terperangah, karena menyaksikan baju Abu Nawas tidak basah sedikitpun. Padahal, dengan kuda yang paling cepat sekalipun, tidak bisa mencapai tempat berlindung yang paling dekat.

Pada hari kedua, Abu Nawas diberi kuda yang cepat yang kemarin ditunggangi oleh Baginda Raja. Kini Baginda dan para pengawal-pengawalnya mengendarai kuda-kuda yang lamban.

Setelah Abu Nawas dan rombongan kerajaan berpencar, hujan pun turun seperti kemarin. Malah hujan hari ini, lebih deras daripada kemarin. Baginda dan pengawalnya langsung basah kuyup karena kuda yang mereka tunggangi, tidak bisa berlari dengan kencang.

Ketika saat bersantap siang tiba, Abu Nawas tentunya sudah tiba di tempat peristirahatan lebih dahulu dari Baginda dan pengawalnya. Abu Nawas menunggu kedatangan Baginda Raja disana.

Selang beberapa saat, Baginda dan para pengawalnya tiba dengan pakaian yang basah kuyup. Melihat Abu Nawas dengan pakaiannya yang tetap kering, Baginda jadi penasaran. Beliau tidak sanggup lagi menahan keingintahuan yang selama ini disembunyikan.

"Terus terang, begaimana caranya menghindari hujan, wahai Abu Nawas?" tanya Baginda.

"Mudah Tuanku yang mulia," kata Abu Nawas sambil tersenyum.

"Sedangkan aku dengan kuda yang cepat, tidak sanggup mencapai tempat berteduh terdekat, apalagi dengan kuda yang lamban ini," kata Baginda.

"Hamba sebenarnya tidak melarikan diri dari hujan. Tetapi, begitu hujan turun, hamba secepat mungkin melepas pakaian hamba dan segera melipatnya, lalu segera mendudukinya. Ini hamba lakukan sampai hujan berhenti," jelas Abu Nawas kepada Baginda Raja.

Diam-diam, seperti biasa, Baginda Raja mengakui dan merasa kagum dengan kecerdikan Abu Nawas untuk kesekian kalinya. (",)v




Sumber : kumpulan-dongeng.blogspot.com

2 komentar:

“Hello friend, jika artikel di atas menarik menurut kamu, jangan lupa berikan sepatah dua patah kata komentarnya ya.”