Pages

Selasa, 12 April 2011

Kisah Abu Nawas Mengelabui Raja Dan Mendapat Hadiah



Abu Nawas dikenal dengan akalnya yang cerdas. Berkat kecerdasannya itu pula ia kerap kali lolos dari hukuman Raja, bahkan suatu waktu Abu Nawas pernah mendapatkan hadiah dari Sang Raja, meskipun Sang Raja itu telah ditipunya.


Pada suatu hari Abu Nawas mengajak Raja Harun Al-Rasyid pergi ke sebuah desa. Sang Raja diminta menyamar sebagai rakyat biasa dan tidak boleh membawa pasukan, karena ia akan menunjukkan potret nyata sebagian rakyat di kerajaan itu.

Tibalah keduanya di sebuah desa yang mayoritas penduduknya suka makan daging manusia. Hingga akhirnya Abu Nawas dan Baginda Raja tertangkap oleh penduduk tersebut. Mereka akan dibunuh lalu dagingnya akan di masak dan di makan.

Akan tetapi Abu Nawas akhirnya dilepaskan, karena memiliki tubuh yang kurus dan kusam, sedangkan Sang Raja tetap ditahan, karena gemuk dan kulitnya bersih. Namun, beruntung bagi Baginda, dalam sebuah kesempatan ia berhasil melepaskan diri dan lolos. Meski demikian, Raja Harun menaruh dendam kepada Abu Nawas dan berjanji akan menghukumnya.

Maka di suruhlah prajurit kerajaan untuk menagkap Abu Nawas di rumahnya. Beruntung saat di datangi prajurit, Abu Nawas bersembunyi dan prajurit itu pulang ke istana dengan tangan hampa.

"Apa yang telah engkau lakukan, sehingga prajurit kerajaan akan menangkapmu," kata istri Abu Nawas. Abu Nawas pun akhirnya bercerita panjang lebar sebab adanya perintah penangkapannya itu. Si istri gelisah, ia tahu bahwa raja akan menghukum suaminya dengan hukuman yang berat.

"Lalu apa yang akan kamu perbuat, tidak mungkin kamu bersembunyi, karena suatu saat prajurit istana akan datang lagi ke rumah ini untuk menagkapmu," ujar istrinya. Wajah Abu Nawas sepintas nampak lesu. Namun, beberapa detik kemudian, wajahnya mulai tersenyum, sepertinya ia baru saja menemukan ide yang cemerlang.

"Wahai istriku, aku akan pura-pura mati, menangislah dan berteriaklah kamu, agar para tetangga yakin aku telah mati," kata Abu Nawas. Si istrinya pun lantas melakukan perintah suaminya.

Ia tiba-tiba menangis tersedu-sedu dan berteriak sembari menyebut nama suaminya dan para tetangga yang mendengrnya pun lantas berdatangan, mereka melihat tubuh tubuh Abu Nawas terbujur kaku di ranjangnya. Mereka mengira Abu Nawas benar-benar mati.

Maka, dengan cepat kabar kematian Abu Nawas tersebut tersebar ke penjuru negeri. Bahkan, Baginda tetap tidak percaya, ia meminta kepada prajurit untuk membawa mayat Abu Nawas ke istana.


Berangkatlah prajurit istana ke rumah duka dan membawa jasad Abu Nawas ke hadapan Raja. Tubuh Abu Nawas yang sudah terbungkus kafan, terbujur kaku di hadapan Sang Raja. Melihat pemandangan itu, kemarahan Raja menjadi luluh, Ia ikut sedih mengingat Abu Nawas banyak memberikan nasihat jitu kepadanya.

Bahkan, disaat Sang Raja mendapat sedih, Abu Nawas-lah yang sering menghiburnya. Kesedihannya bertambah menjadi-jadi, begitu mengetahui Abu Nawas mati setelah mendengar kemarahannya.

"Sungguh aku sedih, aku bersumpah, seandainya Allah SWT belum mencabut nyawa Abu Nawas, maka ia akan kuampuni dan akan kuberi hadiah atas pengabdiannya kepada kerajaan selama ini," tutur Raja di hadapan mayat Abu Nawas.

Mendengar sumpah atas nama Allah itu, Abu Nawas tiba-tiba bangun dan ia sendiri keluar dari kain kafan itu dan menagih janji Sang Raja. "Allah masih belum mentakdirkan aku untuk mati, maka sekarang tepatilah janjimu, Wahai Tuanku yang mulia," kata Abu Nawas.

Tentu saja kejadian itu membuat seisi istana terperangah kaget. Mereka tidak menyangka kalau Abu Nawas akan berpura-pura mati untuk mengelabui Raja. Begitu pula Raja Harun, Ia tidak bisa lagi mengelak dan harus menepati janjinya, karena telah bersumpah atas nama Allah SWT. (",)v




Sumber : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Hello friend, jika artikel di atas menarik menurut kamu, jangan lupa berikan sepatah dua patah kata komentarnya ya.”