Pages

Senin, 14 Maret 2011

Ihsan (Renungan)


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRxpHhEIfGUtywaLjBQsGZiu9d_AGgcs5qEOqVYEMWnuxr6VQL8cCG9rAThV4i_Ph4haRvSz47K7K48uk33-PX9noqaEkzXgbJbUr4INsAjEqJZIsCO2gaEL76lDIFBiUkWNmYosn5ZD2U/s1600/zakat.jpg

Beramal dengan ihsan adalah tuntunan dan tuntutan Islam. Allah memerintahkan kita untuk berbuat ihsan dalam segala hal. "Dan berbuat baiklah (ihsanlah) sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat ihsan." ( QS al-Baqarah [2] 195).


Bekerja dengan ihsan sepatutnya dilandasi oleh dua hal; pertama, perasaan muraqabatullah yaitu keyakinan bahwa kita senantiasa dilihat dan dimonitor oleh Allah kapan dan di manapun kita berada (QS Qaaf [50] : 16). Kedua, Allah telah memberikan contoh dengan berbuat ihsan terhadap kita dan ihsan dalam menciptakan makhluk-Nya. Ihsan dalam menciptakan langit dan bumi, ihsan dalam meneciptakan manusia. Keteladanan Allah ini mendorong agar manusia berakhlak seperti akhlak Allah. Ditegaskan Alquran: Berihsanlah kamu sebagaimana Allah telah berbuat ihsan terhadap kamu. (QS al-Qashash [28] : 77).

Perbuatan yang ihsan akan terealisir dengan tiga hal. Pertama, niat ikhlas. Bila seorang memiliki niat yang ikhlas akan mengerjakan tugasnya tanpa pamrih. Ada atasan yang mengawasinya ataupun tidak, dia akan laksanakan pekerjaannya dengan rajin. Semua dikerjakan karena atas perintah Allah untuk berniat ikhlas ( QS al-Bayyinah [98] : 5). Kedua, itqan (berkualitas tinggi) dalam amal dan kerjanya. Itqan dalam beramal sangat dicintai Allah, sebagaimana ditegaskan Rasulullah SAW dalam hadisnya : Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang apabila bekerja dia lakukan dengan kualitas tinggi (HR al-Baihaqi).

Seorang Muslim meyakini bahwa kerjanya akan mendapatkan pahala double dari Allah bila dia lakukan tugas dengan ihsan. Selain pahala pekerjaannya yang diniatkan sebagai ibadah juga dia mendapatkan pahala ihsannya dalam melaksanakan tugasnya. Proses pengerjaan tugas dilalui dengan ihsan sesuai SOP, sehingga akan menghasilkan hal ketiga, yaitu kadar kualitas produk yang dihasilkan oleh pelaksanaannya.

Tiga hal inilah yang menjadi indikator ihsan dalam bekerja. Apa keuntungannya kalau kita ihsan dalam bekerja? Minimal ada tiga hal yang akan diraih oleh orang yang ihsan dalam beramal. Pertama, dia akan meraih kasih sayang Allah. Allah mencintai orang yang berihsan (al-Baqarah [2] : 195) Bila Allah mencintai hamba-Nya, maka Dia memanggil Jibril AS dan berkata bahwa Dia mencintai fulan dan Jibril pun mencintainya, lalu Jibril menyeru penduduk langit agar mencintai fulan maka penduduk langit dan bumi pun mencintainya. Bila penduduk bumi mencintai fulan, maka mudahlah baginya untuk naik kariernya dan disenangi atasannya.

Kedua, orang berihsan mendapatkan pahala dari Allah serta tidak akan merasa takut di dunia dan di akhirat juga tidak merasa bersedih dengan masa depannya (lih QS al-Baqarah [2] : 112). Ketiga, orang berihsan akan mendapat pertolongan dari Allah. Allah berfirman: Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar "beserta" orang-orang yang berbuat baik. (QS Al Ankabut [29] : 69).

Kata-kata "beserta" dalam terjemahan tersebut menunjukkan ma'iyyatullah a- khassah yaitu pertolongan Allah. Bila kita semua berperilaku ihsan dalam menunaikan tugas, sudah pasti akan dicintai Allah dan akan mendapatkan pertolongan-Nya dalam menghadapi berbagai tantangan di era global ini. Kita sudah harus mulai untuk berihsan dalam setiap pekerjaan kita. Wallahu a'lam.

(",)v




Sumber : koran.republika.co.id
Oleh : K. H. Achmad Satori Ismail

1 komentar:

  1. Assalamu'alakum mas..

    makasih bnyak ya buat ilmu-ilmunya...

    ane mohon izin copy paste ya...

    BalasHapus

“Hello friend, jika artikel di atas menarik menurut kamu, jangan lupa berikan sepatah dua patah kata komentarnya ya.”