Pages

Kamis, 25 November 2010

Teka-Teki Manusia Yang Terbakar Secara Mendadak




Teka-teki tentang manusia yang terbakar secara mendadak, masih menyimpan pertanyaan besar berbagai kalangan. Fenomena paling aneh di dunia ini biasa disebut dengan Spontaneous Human Combustion (SHC). Apa sebenarnya SHC tersebut? Mengapa manusia bisa terbakar dengan sendirinya seperti itu?


Secara harfiah, SHC bisa diartikan sebagai "terbakarnya manusia secara tiba-tiba", peristiwa dimana tubuh seseorang mendadak terbakar, sementara di sekitarnya tidak ada sesuatu, seperti api atau sebangsanya yang memicu kebakaran.

Yang lebih janggal lagi, seringkali tubuh korban bisa hangus hingga begitu parah, tapi benda-benda di sekitarnya yang letaknya, bahkan begitu dekat, tidak mengalami kerusakan, seolah-olah tidak tersentuh api sama sekali.




Fenomena SHC menurut catatan, bisa terjadi di mana saja dan kapan saja, entah itu di tengah keramaian, ataupun saat korbannya sedang sendirian. Studi mengenai SHC pertama kali dipublikasikan oleh Jonas Dupont pada tahun 1763, dalam buku berjudul "De Incendiis Corporis Humani Spontaneis", isinya mengenai kumpulan kasus SHC di masa itu.

Para ilmuwan lainnya kemudian mulai melakukan kajian secara serius mengenai SHC & mengumpulkan berbagai macam kasus SHC yang pernah terjadi untuk diteliti lebih lanjut serta dicari penyebabnya.

Cukup mengejutkan, karena ternyata fenomena SHC yangg pernah terjadi relatif banyak, dan itu belum termasuk kasus-kasus SHC yang tidak diketahui publik, maupun yang terjadi di luar jangkauan mereka (pengumpulan data mereka umumnya sebatas di wilayah barat, terutama AS).

Berikut adalah sebagian kecil dari daftar fenomena SHC yang diketahui, kebanyakan berlokasi di Barat, karena dari sanalah mereka berasal :


Tahun 1731




Seorang wanita yang diketahui sebagai Countess Cornelia di Bandi dari Cesena, Italia, ditemukan meninggal, karena terbakar di lantai kamar tidurnya. Hanya kakinya yang masih memakai stocking dan sebagian kepalanya yang tersisa.

Kasus itu dianggap membingungkan karena normalnya, dalam kasus kebakaran rumah, anggota tubuh terbakar lebih dulu barulah batang tubuhnya ikut terkena api, namun dalam kasus ini, justru tubuh korban hangus hingga menjadi abu, namun kaki dan kepalanya masih tersisa.


Tanggal 27 Agustus 1938




Phyllis Newcombe dan pria tunangannya Madge Knight baru saja meninggalkan pesta dansa pada tengah malam di Chelmsford. Tiba-tiba gaun yang dipakai Phyllis - yang terbuat dari bahan crinoline - menyala hebat dan ia terpaksa diangkut ke rumah sakit, setelah sempat berhasil menanggalkan gaunnya.

Sayang, ia meninggal beberapa jam kemudian. Dugaan awal, peristiwa itu disebabkan oleh puntung rokok, namun nyatanya gaun dari bahan yang sama tidak terbakar sama sekali, sekalipun disundut dengan puntung rokok yang menyala. Keanehan lainnya, api seharusnya tidak menyala sebesar itu, kecuali ada bensin atau minyak yg disiramkan pada saat itu.


Akhir tahun 1950-an di London

Seorang wanita sedang berdansa dengan pasangannya di diskotik. Tiba-tiba tubuh wanita tersebut diselimuti api dan ia meninggal sebelum api berhasil dipadamkan. Penyebab terbakarnya wanita itu masih misteri, karena berdasarkan penuturan para saksi, tidak ada yang merokok dalam diskotik pada waktu itu dan tidak ada benda-benda mengandung api, semisal lilin di atas meja.


Oktober 1963


http://www.xenophilia.com/news/shc2.jpg


Olga Woth meninggal karena terbakar hidup-hidup di dalam mobil. Tidak ada bau benda mudah terbakar, seperti minyak yang tercium dan mobilnya sendiri sama sekali tidak terbakar.


Tanggal 19 November 1963 di Sussex

Madge Knight meninggal akibat terbakar ketika sedang tidur sendirian di kamarnya. Hal yg membingungkan, tidak tercium bahan-bahan mudah terbakar di lokasi & alas ranjangnya sama sekali tidak terbakar.


Bulan Desember 1966

Dr. John Irving Bentley ditemukan terbakar di dalam kamar mandi. Hanya kakinya yang tersisa, sementara barang-barang di kamar mandinya banyak yang tidak tersentuh api. Ini adalah salah satu kasus SHC yang paling terkenal.


Tahun 1980 di Chesire, Inggris




Susan Motteshead yang sedang memasak di dapur dan memakai piyama tahan api. Tiba-tiba muncul kobaran api beberapa detik dari punggungnya, namun tubuh dan rambutnya tidak terbakar sama sekali.

Saat piyama yang dipakainya itu dicoba untuk dibakar oleh petugas pemadam kebakaran yang kemudian datang, piyama itu juga tidak bisa terbakar. Susan sendiri selamat dan tidak terluka sama sekali.

(Kasus ini bukan soal SHC, namun masih berhubungan soal fenomena "api yg misterius') Dalam buku "Phenomena" yang ditulis Jonny Michell & Robert Rickard, diceritakan, bahwa di akhir abad ke-19 ada seorang wanita bernama Jennie Morgan dari Missouri yang memiliki kemampuan khusus.

Percikan bunga api muncul dari wanita itu ke barang-barang di sekitarnya. Ia juga diketahui bisa membuat orang lain pingsan, ketika berjabat tangan dengannya.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEfyITTJ3o38bBUKu4w2muYXPAkGVoBE6H9OwX43NplnOufvTOfWw0ivmASreHwCKuSHm0i_42eaG0dCW8B45SujY3RKF3nY765azoefDX7vhnpenWagE2Mt9fEmj9QnJMiANDV_qfmRPY/s1600/combustion3.jpg


Ada beberapa hipotesis mengenai penyebab SHC. Salah satu hipotesis yang paling populer adalah yang dikenal sebagai "Efek Sumbu" (wick effect). Inti dari hipotesis itu adalah bahwa korban tiba-tiba tak sadarkan diri entah karena serangan jantung atau terlalu banyak minum alkohol. Sumber api di dekatnya, misalnya dari rokok, lalu mulai membakar tubuh korbannya dengan memakai lemak dan alkohol sebagai bahan bakarnya.

Teori ini sendiri memiliki kelemahan, seperti fakta bahwa banyak korban sedang melakukan aktivitas secara aktif saat SHC terjadi. Dan fakta bahwa sumber api kecil, semisal rokok nyatanya sulit membakar tubuh manusia, karena kalaupun kulit korbannya berhasil terbakar, sumber apinya sendiri sudah padam. Apalagi dengan teori ini, api akan menjalar pelan-pelan, sementara dalam kasus SHC api muncul secara mendadak dan seketika.

Hipotesis lainnya adalah mengenai fenomena, bahwa korban meninggal akibat adanya "penyimpangan" medan magnetik bumi. Hipotesis itu menyatakan, bahwa beberapa manusia memiliki kemampuan untuk "mengumpulkan" gelombang magnetik, sehingga tubuhnya tiba-tiba terbakar ketika gelombang yang terkumpul cukup tinggi untuk membentuk api - yang juga merupakan salah satu bentuk gelombang.

Ibaratnya kurang lebih seperti kaca pembesar yang mengumpulkan cahaya dan perlahan mulai membakar benda di titik fokusnya. Hal ini didukung oleh fakta, bahwa terjadi kenaikan intensitas medan magnet pada beberapa fenomena SHC (lihat diagram). Namun, gagasan mengenai manusia yg bisa memfokuskan gelombang magnetis sendiri masih dipertanyakan.




Masih ada hipotesis lain seperti mengaitkan fenomena SHC dengan kondisi kejiwaan seseorang. Dikatakan, bahwa saat seseorang mengalami guncangan jiwa, oksigen dan hidrogen dalam tubuhnya akan mengalami reaksi berantai yang lebih lanjut, menyebabkan ledakan dari dalam sel.

Sebagian orang bahkan percaya, SHC adalah fenomena supranatural yang berasal dari "sesuatu yang tidak terlihat dan tidak bisa dirasakan manusia".

Satu hal yang pasti, sekalipun ada banyak hipotesis mengenai sebab fenomena SHC, belum ada penjelasan yang bisa menjelaskan fenomena SHC secara gamblang, dan itu semua masih sebuah teka-teki yang belum terpecahkan hingga kini.

(",)v




Sumber : tahukah-engkau.blogspot.com, berbagai sumber lainnya

2 komentar:

  1. “….Maka takutlah kalian kepada Neraka yang bahan bakarnya terdiri dari manusia dan bebatuan….”(QS. Al-Baqarah: 24)

    BalasHapus
  2. SyamsiahGak bosan apa?
    Kalah mulu tidak pernah WD...

    Disini ni... yang bisa membuat kamu rasain seperti apa itu kemenangan dan WD sebenarnya..

    ROYALQQ.POKER
    jalan menuju kemenangan...

    Main dan buktikan sendiri...
    ROYALQQ tidak memberikan janji tapi bukti...

    hanya dengan deposit 15rb and sudah bisa bermain di semua jenis games populer yang ada di
    ROYALQQ.POKER

    So tunggu apa lagi? daftarkan segera ^^v

    BalasHapus

“Hello friend, jika artikel di atas menarik menurut kamu, jangan lupa berikan sepatah dua patah kata komentarnya ya.”