Pages

Sabtu, 30 Oktober 2010

Yang Membedakan Antiseptik dan Disinfektan


http://www.stealthsettings.com/wp-content/uploads/2008/02/Antiseptic.jpg

Seringkali terjadi salah pengertian bagi sebagian orang dalam membedakan antara antiseptik dan disinfektan. Meski keduanya bisa membasmi mikroorganisme, tetapi keduanya digunakan dalam hal berbeda.


Persamaannya, kedua zat kimia ini bisa membunuh bakteri yang dapat menyebabkan penyakit dan infeksi. Namun, antiseptik digunakan untuk menyingkirkan kuman di kulit yang hidup, sedangkan disinfektan menyingkirkan kuman di benda yang mati.

Tapi disinfektan kadang digunakan juga sebagai antiseptik untuk manusia, asalkan dosisnya tepat, karena kalau dosisnya terlalu tinggi, bisa membuat keracunan, hingga kematian.

Kandungan yang ada di dalamnya, memiliki peran berbeda, sehingga penerapannya harus tepat, agar tidak menimbulkan efek apapun.

Cara kerja dari antiseptik dan disinfektan memang sama, yaitu senyawa yang terkandung di dalamnya akan menembus dinding sel organisme, seperti bakteri.

Nantinya, cara kerja di dalam sel tersebut, tergantung dari senyawa yang terkandung di dalam antiseptik dan disinfektan tersebut. Pada umumnya, senyawa ini akan mengganggu metabolisme sel atau mengubah permeabilitas dari dinding sel mikroorganisme.

Dikutip dari Livestrong, Sabtu (30/10/2010) ada beberapa perbedaan antara antiseptik dengan disinfektan, yaitu :


Antiseptik

Zat kimia ini penggunaannya diterapkan pada kulit yang hidup atau jaringan tertentu, untuk mencegah terjadinya infeksi dan umumnya tidak terlalu toksik, sehingga tidak berbahaya bagi kulit.

Antiseptik biasanya digunakan saat seseorang mencuci tangan atau sebelum melakukan operasi, biasanya mengandung alkohol, chlorhexidine, dan anilides.


Disinfektan

Penggunaan senyawa ini diterapkan pada permukaan, peralatan atau benda mati lainnya, sehingga kadarnya lebih toksik. Jika salah digunakan, bisa menyebabkan pengerasan kulit, luka, serta peradangan.

Desinfektan sering digunakan untuk peralatan pembersih rumah tangga, mengandung glutaraldehhid, vantocil, ftalaldehida, dan formaldehida.


Meski demikian, ada beberapa mikroorganisme yang tidak memberikan respons terhadap semua antiseptik dan juga disinfektan, hal ini biasanya karena mikroorganisme tersebut sudah resisten atau mengalami mutasi.

Karena itu, hal pertama yang harus dipahami sebelum menggunakan antiseptik atau disinfektan adalah mengetahui mikroorganisme apa yang ingin dibasmi dan dimana mikroorganisme tersebut tumbuh.

Hal ini untuk mencegah terjadinya efek samping yang mungkin dapat merugikan atau berbahaya bagi tubuh. (",)v




Sumber : health.detik.com, berbagai sumber lainnya
Editor : AdeL`FarouK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Hello friend, jika artikel di atas menarik menurut kamu, jangan lupa berikan sepatah dua patah kata komentarnya ya.”