Pages

Sabtu, 25 September 2010

Tahun 1928 Motor Tenaga Roket Sudah Pernah Ada



Pernah kita membayangkan melaju dengan kecepatan tinggi menggunakan mobil atau motor yang dilengkapi roket. Dan itu sebanrnya bukan khayalan, karena tahun 1928 sepeda motor berkecepatan 212 km/jam sudah pernah ada.

Bermodal enam buah roket, sepeda motor yang bernama Opel Motoclub 500SS, mampu melaju hingga 212 km/jam. Nama Opel di Indonesia, identik dengan merek mobil yang pernah memproduksi Blazer, Vectra, dan Optima di era 1990-an. Namun, pada masa perang dunia, mereka pernah memproduksi sepeda motor, tepatnya 1901 hingga 1930.

Salah satu produk mereka ialah motor sport bernama Opel Motoclub 500SS. Motor buatan Jerman ini menggunakan mesin berkapasitas 500cc dengan satu silinder yang mampu meraih top speed sekitar 120 km/jam dalam kondisi standarnya.

Lalu bagaimana melonjakkan kecepatannya dua kali lipat dengan mesin yang sama?

Rahasianya, Opel Motoclub 500SS menggunakan ide inovatifnya dengan menambahkan 6 buah roket yang dipasang di bagian belakang motor. Roket itu dapat dioperasikan melalui pedal, setelah motor itu mencapai kecepatan tertinggi.

Ide gila penggunaan roket ini berasal dari Fritz von Opel, cucu dari Adam Opel, pendiri perusahaan tersebut. Ia menginginkan pemecahan rekor kecepatan pada tahun 1928 yang saat itu dipegang oleh O.M. Baldwin dengan motor Zenith- JAP berkapasitas 996 cc yang berasal dari Perancis.

http://kangboed.files.wordpress.com/2010/05/motor-jadul-3.jpg?w=600&h=282

Motor roket ini telah diuji coba pada tanggal 19 Mei, 1928, di Hamborner Radrennbahn, Jerman, dihadapan 7000 penonton. Namun sayangnya, pemecahan rekor yang diinginkan tidak pernah terjadi. Hal ini dikarenakan pelarangan oleh pihak pemerintah Jerman menyangkut masalah safety. Padahal Fritz von Opel begitu optimis motornya akan lebih cepat. (",)v




Sumber : ruangberita.com, berbagai sumber lainnya
Editor : AdeL`FarouK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Hello friend, jika artikel di atas menarik menurut kamu, jangan lupa berikan sepatah dua patah kata komentarnya ya.”