Pages

Minggu, 26 September 2010

Perjuangan (Poetry)


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhozXUyQp9SNj_qI2cpEwv3WFTJuqULGw0YDqzMTdDc4-IVu-zI7B_gHhJqbvdgMqydkfGUzBkBwB_w0tCtrIq9abpqp7XiNz3OyKPlfneGr6avr_KT9gUOzL46gzB5dYj6wzSJfkvlVes/s400/sepi.bmp

Perjuangan


Suara :
Ah, kelana, mengapa berputus asa?
Dari gulita ia datang menjadi teman,
Ke dalam gulita pula ia menarik diri.

Apa dimenung, apa dimurung :
Demikian segala, demikian segala.

Hatiku :
Dia sekasih itu, cumbu semata bunyi gelaknya.
Limpahan cinta segembira itu tiadakan terdapat lagi.
Aku tak kuasa terus berjalan,
Lenyapkan aku dalam ketiadaan!

Suara :
Ah, kelana, mengapa berputus asa?
Dari ketiadaan dia datang, kepada ketiadaan ia pulang kembali.
Pulang kembali segala umat!
Dalam cahaya terang hanya sekejab kita bersua, berjalan bersama-sama
Malam di belakang, malam pula di hadapan dan bagi masing-masing ada jangka dan waktunya.

Hatiku :
Alangkah mudahnya lidah berkata?
Engkau tiada merasakannya!
Tiada tahu engkau sedang kembang ditinggalkan lebah!

Suara :
Ah, kenapa, mengapa berputus asa?
Dunia selebar ini, matahari masih terus bersinar dan tiadalah berhenti sungai mengalirkan air ke laut.
Tak ada lebah yang kekal di kembang!

Bermurung, bermurunglah hati, berbisik, berbisiklah suara,
Beramuk, beramuklah engkau berdua :
Nikmat rasa kalbu berbuai,
Nikmat pula sukma berbisik!





Sutan Takdir Alisjahbana, 8 Mei 1935
Tebaran Mega

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Hello friend, jika artikel di atas menarik menurut kamu, jangan lupa berikan sepatah dua patah kata komentarnya ya.”