Pages

Minggu, 15 Agustus 2010

Werewolf


http://ariathestrider.files.wordpress.com/2010/06/pain2.jpg

Kisah hewan jadi-jadian yang banyak terdengar dalam budaya masyarakat kita, ternyata juga terdapat di belahan bumi lain. Bahkan, ada seorang tokoh dunia terkenal disebut pula sebagai salah satu pengidapnya. Benarkah makhluk demikian ada? Dan bagaimana pula asal-muasal kelahirannya?


Begitu beragamnya manusia jadi-jadian di bumi ini, mulai dari manusia harimau atau manusia beruang di kawasan Asia, manusia hyena yang hidup di Afrika, manusia anjing hutan coyote diburu di Amerika Tengah, sedangkan manusia kadal berkeliaran di Selandia baru.


Sama halnya dengan mitos babi ngepet atau leak dalam sebagian masyarakat kita, atau orang Barat yang memfiksikannya dalam film An American Werewolf in London (1981), dan Wolf (1994) yang diperani Jack Nicholson, serta film-film sejenis lainnya.


Ternyata semua hewan jadi-jadian itu memiliki karakter serupa. Misalnya, perubahan di malam hari, menularkan kemampuan berubah bentuk melalui tetesan darah dalam gigitan, luka yang terjadi dalam bentuk binatang juga muncul dalam ujud manusia, atau binatang jadi-jadian yang mati segera kembali berubah jadi manusia.


Istilah

http://1.bp.blogspot.com/_eTIo-K2HXVA/S68OE11gLNI/AAAAAAAAACM/QJWW_5l_ruA/s1600/werewolf-citiy_thumb.jpg

Manusia Serigala (Werewolf, atau Likantrof, atau Likan) adalah sebuah mitos dari Eropa kuno berupa makhluk monster setengah manusia setengah serigala. Konon, manusia serigala akan berubah pada saat bulan purnama tiba, yang mana kekuatan mistiknya mencapai puncaknya.

Dalam mitologi tersebut, manusia serigala senantiasa akan memburu manusia dan barang siapa yang tergigit atau terkena cakarannya akan menjadi salah satu dari manusia serigala pula. Dia konon hanya bisa mati jika ditembak dengan peluru perak.


Likantrofi adalah istilah serapan yang berasal dari Yunani Kuno, yaitu Lykánthropos (λυκάνθρωπος) : λύκος, Lýkos ("Serigala"), dan άνθρωπος, Anthropos ("Manusia"). Senyawa kata "Lyc" berasal dari akar Bahasa Proto-Indo-Eropa "*wlkwo", yang berarti "Serigala", secara resmi menyatakan transformasi "Serigala Laki-laki". Likantrofi adalah salah satu bentuk theriantrofi, yaitu kemampuan untuk bermetamorfosis atau bertransformasi menjadi hewan pada umumnya.

Istilah theriantrof secara harfiah berarti "manusia binatang". Kata ini juga telah dikaitkan dengan manusia serigala asli dari mitologi klasik Yunani Kuno, Lycaon, raja Arkadia yang menurut puisi "Metamorfosis" karya Ovid, dirubah menjadi serigala rakus oleh Zeus sebagai pembalasan karena berusaha supaya anaknya dapat mengunjungi Zeus dalam upaya untuk menyangkal keilahian sang dewa Yunani tersebut.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitMi5ezyFVnm3v3vlm-6ipYTLXUG5R74U1Gnaz83le3f3Z1JDvC4BURyDSbR2e6HIPe0At4Rx7V3oaTDZxw9V1vUy5hH-aegx8R-vdk3fzy7ZZ64EH22Xqt4_WTJpkK01Lf7ubxIfcHbdh/s1600/warewolf.jpg


Ada juga sebuah penyakit mental yang disebut likantrofi, dimana pasien percaya, bahwa dirinya telah berubah menjadi binatang dan berperilaku sesuai binatang tersebut. Penyakit ini kadang-kadang disebut sebagai "likantrofi klinis", untuk membedakannya dari penggunaannya dalam legenda.

Meskipun asal-usul kata ini adalah dari sebuah istilah transformasi manusia-serigala, likantrofi digunakan dalam pengertian ini untuk hewan jenis apa pun. Arti lebih luas ini sering digunakan dalam referensi fiksi modern, seperti karakter Likantrof dalam game "Dungeons & Dragons."

Istilah kuno lain untuk perubahan bentuk antara bentuk-bentuk binatang apapun adalah versipelis. Kata latin ini adalah sama artinya dengan kata-kata lain yang digunakan untuk manusia serigala maupun makhluk lain yang dapat berubah bentuknya dalam Bahasa Rusia (Oboroten) dan Bahasa Norwegia Lama (Hamrammr).

Nama Perancis untuk manusia serigala yang kadang-kadang digunakan dalam bahasa Inggris, adalah Loup-garou (pengucapan / luga 'ru /). Loup dari kata nomina latin lupus yang berarti "serigala", sedangkan elemen frase kedua dianggap dari bahasa Perancis lama garoul yang berarti "manusia serigala". Hal ini pada gilirannya kemungkinan besar dari Bahasa Franka *wer-wulf yang berarti "manusia-serigala."


Akibat Kutukan



Herodotus, sejarawan Yunani dari abad V SM, mengatakan pada + 2.400 tahun lalu, bahwa penduduk di daerah yang sekarang bernama Lithuania dan Polandia, mengaku berubah menjadi manusia serigala selama beberapa hari dalam setahun.

Masa itu manusia serigala adalah manusia dengan dorongan kuat memangsa manusia lainnya. Melalui sihir, mereka berubah menjadi serigala hitam untuk memudahkan mewujudkan niatnya. Sekali berubah, menurut kepercayaan lama, akan terus menyimpan kekuatan dan kelicikan serigala.

Baru di abad 1 SM, Virgil, sebagai penulis Latin yang pertama kali menyebut-nyebut soal takhayul ini, kemudian diikuti oleh Propertius, Servius, dan Petronius. Petronius yang kepala urusan hiburan zaman pemerintahan Kaisar Nero (54 – 68) bertutur tentang manusia serigala dalam bentuk sastra roman "Satyricon". Dengan bumbu terang bulan, pekuburan, dan luka abadi setelah kembali jadi manusia, membuat roman itu sebagai bacaan hiburan.

Sebagian tradisi Roma dan Yunani menganggap manusia berubah jadi serigala sebagai hukuman dewa, karena ia telah mempersembahkan korban berupa manusia, ujar Pliny.


http://www.jassarbrush.com/images/graphic/warewolf.jpg


Meski baru abad XVIII kisah tentang manusia serigala diterbitkan, bukan berarti orang berkurang minat terhadap manusia serigala. Justru kepercayaan itu demikian kuat, bahkan sering diterima sebagai kebenaran, bukan fiksi.

Menurut kepercayaan lama ada tiga macam manusia serigala. Pertama, yang memperolah kemampuan itu melalui keturunan. Konon, kutukan terhadap nenek moyang menjadikan setiap keturunannya menjadi manusia serigala. Kedua, orang yang dengan sukarela jadi serigala dengan alasan dan tujuan jahat. Sedangkan yang terakhir adalah manusia serigala berhati lembut dan baik. Kondisinya yang tidak lazim, malah membuatnya merasa malu.

Sebenarnya, transformasi sering dilakukan oleh dukun-dukun suku tertentu dengan tujuan baik untuk mengatasi masalah di kelompoknya. Saat langka makanan, misalnya, si dukun bisa saja berubah ujud menjadi binatang jadi-jadian serupa makhluk yang akan diburu, supaya lebih mudah melacak buruan itu.

Ada juga yang tidak berubah ujud tetapi meminjam tubuh binatang untuk memata-matai, menyantet, atau sekadar menakut-nakuti musuh.


Berjubah Kulit Serigala

http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:QkA3XM4njCs2EM:http://www.filmes-terror.com/wp-content/uploads/american-werewolf-in-london-1.jpg&t=1

Kasus manusia serigala yang mencolok terjadi di Prancis, awal abad XVII. Adalah Jean Grenier (13), yang merasa yakin dirinya manusia serigala. Di pengadilan Bordeaux, Grenier mengaku, 2 tahun sebelumnya membuat perjanjian dengan setan di hutan.

Dengan kulit serigala yang menurut pengakuannya pemberian setan, tiap malam ia bisa berkeliaran sebagai serigala, namun di siang hari kembali ke bentuk manusia. Ia telah membunuh dan memangsa beberapa anak kecil yang sendirian di ladang, juga menculik bayi yang ditinggal di rumah.


Sejauh menyangkut perilaku kanibalisme, penyelidikan menunjukkan kebenaran pengakuannya. Namun dari sudut kedokteran, remaja ini digolongkan penderita lycanthropy. Kelainan jiwa ini menyebabkannya berkhayal tubuhnya berubah bentuk menjadi hewan. Menilik usianya yang masih belia, Grenier cuma dihukum kurungan seumur hidup di Biara Fransiskan, Bordeaux.

Perubahan Grenier dengan menyamar di bawah kulit serigala serupa dengan cara transformasi manusia beruang di Skandinavia yang menggunakan kulit beruang. Selain kulit binatang, konon ada alat lain, yaitu korset. Ada yang terbuat dari kulit asli binatang, ada yang dari kulit manusia yang dihukum gantung.


http://fc00.deviantart.net/fs44/i/2009/131/a/9/Werewolve_sketch_by_garciar.jpg


Dua alat itu banyak dipakai di Prancis, Jerman, Skandinavia, dan beberapa negara Eropa Timur. “Benda sakti” lainnya adalah salep khusus berisi ramuan dari kelompok tanaman solanaceae yang membangkitkan halusinasi.


Selain itu ada lagi alat dan cara untuk bertransformasi yang berupa jimat, ramuan, dan mantera pemujaan pada iblis. Khusus pemakaian jimat, justru orang di sekitar si pemakai yang terpengaruh seakan melihat manusia serigala, padahal si pelaku tidak berubah. Di luar saat bulan purnama, perubahan sering terjadi spontan dan lepas dari kendali pelakunya.

Penampilan si pelaku yang menakutkan, tindak kejahatannya yang mengerikan, dan terutama karena kengerian terhadap kekuatan setan, membuat manusia serigala jadi obyek yang harus diburu dan dimusnahkan. Penghukuman terhadap mereka terjadi di hampir sepanjang sejarah di Eropa. Malah pelaku kejahatan apa pun dengan mudahnya dapat dijuluki manusia serigala.

Pembunuhan massal sering disebut akibat kejahatan serigala. Seperti yang menimpa Peter Stubbe di tahun 1590 (ada yang menyebut Peter Stump di tahun 1589) dari Bedburg, dekat Cologne. Ia dituduh sebagai serigala yang kanibal setidaknya pada 2 pria, 2 wanita hamil, dan 13 kanak-kanak, dan inses dengan adik perempuannya.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhECOozOLd8u4XteSe08RQuydOSIC9dtXUDk1dVRHsvG19jV2AQ2n_idGSGpdi2XS83SSaqY8WlofHXIRFyUrNdTn8QkBvxfVReF5PLAsCR4-ToktKcfjMmK2dLn9lBZkp0tOZCPEC1qTM/s1600/werewolve.jpg


Hukuman yang diterimanya luar biasa. Setelah dicabik-cabik dengan penjepit, dilindas roda, dipancung, akhirnya tubuh tanpa kepala itu dibakar. Hukuman bakar hidup-hidup juga diberlakukan untuk gundik dan anak perempuannya.

Di Prancis dan Jerman, manusia serigala biasanya memang dibakar atau digantung. Seperti yang terjadi terhadap lebih dari 200 laki-laki dan perempuan Pirenea (antara Prancis dan Spanyol) di seputar abad XVI, karena diduga manusia serigala.

Menurut Elton B. McNeil dalam "The Psychoses" (1970), demam berburu manusia serigala bisa disamakan dengan perburuan terhadap penyihir. Secara kejiwaan mereka yakin, orang akan diberkati bila mampu menangkap pelayan atau sekutu iblis.

Tak heran, saat itu di Prancis banyak ditemukan manusia serigala kagetan. Dalam satu periode antara 1520 – 1630, di Prancis tercatat 30.000 kasus manusia serigala.


http://i97.photobucket.com/albums/l213/candyhart/werewolf.jpg


Ada beberapa patokan untuk menentukan apakah seekor serigala jadi-jadian atau tidak. Konon, manusia serigala akan mempertahankan suara dan mata manusianya. Sedangkan menurut suku Indian, yang berubah jadi serigala hanya bagian kepala, tangan, dan kaki.

Dalam ujud manusia, ada beberapa ciri khas yang membedakannya dengan manusia biasa. Dua ujung alisnya saling bertemu di tengah, jari-jari tangannya yang panjang agak kemerahan, dengan jari tengah yang sangat panjang. Selain telinganya agak ke bawah dan sedikit ke belakang, tangan dan kakinya cenderung berbulu lebat.

Rasa takut terhadap manusia serigala lebih mudah dipahami dengan mengetahui alasan takut terhadap serigala. Sebelum abad XX di Eropa dan Asia Utara, serigala dianggap binatang paling cerdik yang berbahaya bagi manusia dan ternak.

Apalagi bila serigala itu gila. Cukup sekali gigit korbannya bisa tewas mengerikan. Sampai-sampai ada institusi pemerintah Prancis yang khusus mengontrol serigala, paling tidak sejak pemerintahan Charlemagne (768 – 814), hingga abad ini.



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjb0Wg7ROGGtnYSLtDYCgLVkGbE60-NtTHeJneraqPxJ4mkBuoyIIk0MSjt7cekTFlsPpIPbvryZqb281PQXTbW2oYP0R-SjlpygdOi0uilb3TsoOXhKU2tfDqq6kktLMMyoCe0e_-GL3I/s1600/wf.jpg


Di Eropa pada abad pertengahan, serigala terkadang digantung bersebelahan dengan pelaku kejahatan di tiang gantungan, sebagai simbol ditaklukkannya kejahatan. Serigala pernah jadi masalah serius Irlandia abad XVII, sehingga sepotong kepala serigala sama nilai hadiahnya dengan kepala pemberontak.


Halusinasi

http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:DhrLmBhMZzu79M:http://u.kaskus.us/5/vkqlkcax.jpg&t=1

Ada pendapat, manusia serigala timbul akibat halusinasi. Antara lain, pengaruh racun ergot yang dihasilkan oleh jamur Claviceps purpurea pada gandum. Ergot mengandung bahan serupa materi mentah untuk membuat LSD (Lysergic Acid), sebagai narkotika golongan halusinogen.

Halusinasi akibat ergot banyak terjadi di Eropa pada abad pertengahan. Itu tak lain karena masyarakat kebanyakan hanya bisa mengkonsumsi biji gandum yang terkontaminasi, sementara gandum bersih disimpan hanya untuk bangsawan. Maka, tanpa pengalaman atau ilmu sihir, bila memakan biji-bijian itu orang bisa merasa jadi katak atau serigala.

Satu kisah tragis terjadi tahun 1951 di Pont St Esprit di Rhone Valley, dengan korban keracunan ergot +300 orang. Lima orang mati, sedangkan kebanyakan cacat seumur hidup. Mereka yang cacat mengaku, telah mengalami halusinasi mengerikan.

Ada pria yang merasa seolah-olah otaknya dilahap segerombolan ular merah. Ada pula yang sanggup membebaskan diri dari jaket pengikat orang gila sampai 7x, rontok giginya karena menggigit putus tali pengikat dari kulit yang membelenggunya, dan mampu membengkokkan dua batang teralis besi di jendela rumah sakit. Alasannya, pria itu merasa dikejar-kejar harimau.


http://www.werewolves.com/wordpress/wp-content/uploads/2009/11/change.jpg


Pendapat lain menduga manusia serigala adalah akibat persepsi keliru terhadap penyakit keturunan congenital porphyria. Menurut Dr. Lee Illis dari Guy Hospital, London, pengidapnya amat tak tahan terhadap cahaya (karena itu mereka hanya bisa keluar malam hari), giginya berwarna merah atau coklat kemerahan, dan menunjukkan gejala gangguan jiwa (dari histeris ringan hingga depresi maniak). Borok lambat laun mengubah bentuk tangan mereka menjadi serupa cakar.

Namun, pendapat ini disanggah cendekiawan Almotarus, yang menjelaskan manusia serigala dalam bentuk manusia memiliki ciri khusus berupa mata cekung dan kering, serta kulit pucat. Selain itu luka pada kulit penderita jauh berbeda dengan kulit serigala.


Roh Jahat Dalam Perjalanan Astral

http://www.paranormalheadquarters.com/images/paranormalhq010.jpg

Pemahaman terhadap manusia serigala memasuki era baru menyusul keputusan terhadap Jean Grenier. Hakim-hakim di masa itu tidak mungkin lagi mengabaikan “Koor” pendapat para dokter, yang yakin manusia serigala sebenarnya adalah penderita berbagai jenis dan tingkatan gangguan jiwa.

Meski dokter Alfonso Ponce de Santa dari Spanyol masih menyebutnya sebagai gejala kemurungan jiwa akibat cairan tertentu yang dihasilkan empedu, yang diduganya telah menyerang otak.
Maka dibedakan antara makhluk mitos manusia serigala dan penderita kejiwaan (lycanthrope).

Lycanthropy berakar dari kata Yunani lycos artinya serigala dan anthropos atau manusia. Meski ada yang menyebut secara berbeda. Robert Burton dalam buku pengobatan klasik "The Anatomy of Melancholy" (1621) misalnya, menggunakan istilah kegilaan terhadap serigala.

Mula-mula lycanthrope dipakai untuk menggambarkan fenomena kuno berupa kemampuan orang bermetamorfosis jadi binatang. Namun, lama-lama istilah itu diaplikasikan khusus untuk orang yang di alam subnormal yakin mampu berubah bentuk.


http://www.horrorphile.net/images/paul-mudie-werewolf1.jpg


Keyakinan itu dikuatkan dengan dorongan bersikap sadis dan obsesi terhadap darah dan daging yang terus bertahan dari waktu ke waktu di berbagai tempat – bahkan di negara beradab. Selera terhadap daging manusia itulah yang mengubah manusia menjadi monster. Namun secara nyata penderita lycanthrope tidak pernah berubah bentuk, suara, dan perilaku menjadi serigala.


Mengenai penampilannya yang tetap manusia, pada abad XV – XVI penderita lycanthrope berkilah, bahwa bulu-bulu mereka tumbuh di bawah kulit. Seperti yang terjadi di Padua, Spanyol, tahun 1541, ketika seorang petani dengan keji membunuh dan mengoyak-ngoyak tubuh beberapa orang korbannya.

Saat tertangkap, ia mengaku sebagai serigala meski secara fisik tidak berujud binatang. Itu tak lain karena bulu-bulunya tersembunyi di bawah, bukan di atas, kulit. Untuk membuktikan ucapannya, penduduk segera memotong lengan dan kakinya. Alhasil, kecewa yang didapat, yang ada cuma darah, otot, dan tulang biasa.


Malah dalam buku klasik tentang "sadisme, masokisme, dan lycanthropy Man into Wolf", antropolog Inggris Dr. Robert Eisler menyebut kemungkinan "Adolf Hitler" sebagai penderita lycanthropy. Ia merujuk pada kesaksian bagaimana sang Fuhrer memiliki kebiasaan menggigit karpet saat mengamuk.


http://www.scenicreflections.com/ithumbs/Werewolve_Soldiers_Wallpaper__yvt2.jpg


Sedangkan manusia serigala, adalah orang yang dengan kekuatan sihir atau mantera khusus dipercaya mampu mengubah diri menjadi serigala. Ia benar-benar serupa serigala baik keganasan, kekuatan, kelicikan, dan kecepatan larinya. Ia bisa bertahan dalam kondisi itu selama beberapa jam saja, atau bahkan permanen.

Pendapat yang menguatkan keberadaan manusia serigala didukung oleh spiritualis Rose Gladden dengan dasar pemikiran perjalanan astral. “Katakanlah ada orang yang pada dasarnya jahat, suka dengan hal-hal yang mengerikan. Saat ia melakukan perjalanan astral, roh jahat yang banyak berkeliaran bebas di udara akan menangkap, mengubahnya menjadi serigala atau binatang lainnya, dan memanfaatkannya untuk tujuan keji.”


Dorongan Bebas Nilai

http://www.werewolves.com/wordpress/wp-content/uploads/2009/12/RomulusandRemus.jpg

Lain lagi pendapat paranormal terkemuka Prancis pada abad XIX Eliphas Levi, bahwa proses transformasi itu adalah suatu manifestasi simpati manusia terhadap naluri kebinatangannya. Menurutnya, manusia serigala tidak lebih dari tubuh nonfisik dan naluri ganas berbentuk serigala.

Senada dengan itu, John Godwin, penulis "Unsolved: The World of the Unknown", lebih menyoroti dorongan dalam diri manusia. Jujur saja, sebenarnya manusia memiliki sifat buruk serupa serigala yang selama ini ditekan untuk tidak muncul. “Dengan berubah, mereka bebas dari wujud fisik manusianya yang menghalangi mewujudkan dorongan dan keinginan kuat tanpa perlu merasa bersalah atau takut. Dalam wujud binatang, tidak ada lagi tabu yang harus dijaga. Karena binatang memang tidak mengenal tabu.”

Sedangkan James VI dari Skotlandia dalam "Daemonologie" (1597), melihat penyebabnya adalah segunung masalah yang dihadapi manusia mulai dari bencana alam dan cuaca buruk, gagal panen, serangan hama, dan kejahatan yang meningkat.

Semua itu perlu seseorang atau sesuatu untuk disalahkan. Gampangnya, serigala dijadikan kambing hitam. Selain itu adalah ketidaksiapan penduduk untuk melepaskan kepercayaan atas makhluk sejenis itu membuat manusia serigala terus eksis dalam waktu lama.


http://images4.fanpop.com/image/photos/21700000/vampire-and-werewolve-in-love-werewolves-and-vampires-21777051-600-701.jpg


Richard Carrington, penulis "Mermaids and Mastodon" menyamakan alasan di balik kepercayaan akan manusia serigala dengan kepercayaan primitif, bahwa monster sebenarnya bentuk yang diciptakan manusia sendiri, untuk mengkompensasikan posisinya sendiri yang demikian kecil di alam semesta.

Saat peradaban makin maju, mitos binatang menakutkan pun lenyap. Contohnya, suku Indian Sioux di Dakota Utara, AS, yang dulu percaya akan adanya binatang pemangsa manusia. Tapi, keturunannya di abad ini melupakan mitos itu. Menurut mereka, takhayul itu lahir akibat rasa takut terhadap mastodon yang berkeliaran di dataran Dakota.

Pendapat manusia serigala hanya takhayul belum mencapai kata putus. Jika benar itu sekadar ciptaan manusia, mengapa kisah itu bertahan sekian lama? Apa pula yahg membuat ilmuwan demikian getol berkutat memecahkannya? (",)v




Sumber : Wikipedia©, misteridunia.wordpress.com, berbagai sumber lainnya
Editor : AdeL`FarouK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Hello friend, jika artikel di atas menarik menurut kamu, jangan lupa berikan sepatah dua patah kata komentarnya ya.”