Pages

Rabu, 25 Agustus 2010

Spanyol Surga Bagi Yang Butuh Sperma dan Sel Telur


http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:S2J3dfZINHr_JM:http://kabarharian.co.cc/wp-content/uploads/2010/07/Bank-Sperma-Indonesia.jpg&t=1

Kebanyakan negara, donor sperma atau sel telur sangat langka, bahkan dilarang sama sekali. Tetapi, tidak dengan Spanyol, sebab negara yang terkenal dengan wisata kesuburan (fertility tourism) ini, tak pernah kekurangan donor dalam hal ini.


Pasangan tidak subur dari berbagai negara berdatangan ke negara ini, dengan tujuan untuk mendapat donor sperma, sel telur, bahkan embrio. Selain memiliki banyak pendonor, negara ini juga unggul dalam hal teknologi inseminasi buatan.

Dibanding Inggris misalnya, pasangan tidak subur yang membutuhkan donor untuk inseminasi buatan, rata-rata harus menungu antara 18 bulan hingga 2 tahun. Itupun dengan tingkat keberhasilan tidak terlalu tinggi, hanya sekitar 40-45 persen.

Sedangkan Spanyol, biasanya dalam waktu 5 bulan sejak pemesanan prosedur inseminasi buatan sudah bisa dilakukan. Teknologi yang dimiliki juga mendukung tingkat keberhasilan yang lebih tinggi, yakni mencapai 65 persen.

Sangking banyaknya donor yang tersedia, harganya juga tidak terlalu mahal. Untuk calon pembeli dari Inggris, klinik IVI (Intravaginal Insemination) di Barcelona hanya mematok harga 9.000 euro (sekitar Rp100 juta) sudah termasuk tiket pesawat, akomodasi, scan, dan tes darah.

Dibandingkan terapi kesuburan di tempat lain, harga ini cukup murah. Di Inggris sendiri, injeksi sperma intracytoplasmic untuk mengatasi ketidaksuburan pada pria membutuhkan biaya lebih dari Rp200 juta untuk sekali suntik.

Dikutip dari Guardian, Selasa (24/8/2010), banyaknya donor sperma dan sel telur di Spanyol tak lepas dari kebijakan pemerintah setempat. Bagi setiap wanita yang bersedia menjadi donor, tersedia imbalan sebesar 900 euro (sekitar Rp10 juta) untuk setiap satu sel telur.

Kebijakan ini sempat akan ditiru oleh Inggris, tetapi langsung dihadang dengan bermacam kontroversi. Beberapa kritikus menilai, pemberian imbalan dalam jumlah besar bisa memicu orang beramai-ramai menjadi donor, semata-mata dengan motivasi ingin mendapatkan uang.

Human Fertilisation and Embryology Authority (HFEA), sebuah lembaga yang mengurusi donor sperma dan sel telur di Inggris juga mengusulkan agar batasan penggunaan sperma dari 1 orang donor ditingkatkan. Dari yang semula paling banyak untuk 10 keluarga, menjadi 20 keluarga.

Lagi-lagi usulan ini mendapat tentangan, kali ini terkait peluang terjadinya pernikahan sedarah pada anak-anak hasil inseminasi buatan. Makin banyak jumlah penerima sperma yang berasal dari 1 donor yang identitasnya pasti dirahasiakan, makin besar pula peluang tersebut akan terjadi.

Jika usul itu ditolak, HFEA sepertinya harus memikirkan langkah lain yang lebih bisa diterima. Bagaimanapun, kelangkaan donor adalah hal yang nyata di Inggris, sementara 1 di antara 7 pasangan di negara tersebut memiliki masalah dengan kesuburan.


Kalau kamu sendiri bagaimana dalam menilai hal ini? Di satu sisi, kebutuhan akan keturunan adalah idaman bagi setiap pasangan berumah tangga. Namun, disisi lain, terdapat aspek-aspek yang sangat bertentangan di dalamnya, salah satunya Agama. Sekarang, tinggal bagaimana pilihan tersebut akan di ambil. (",)\m/




Sumber : health.detik.com, berbagai sumber lainnya
Editor : AdeL`FarouK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Hello friend, jika artikel di atas menarik menurut kamu, jangan lupa berikan sepatah dua patah kata komentarnya ya.”