Pages

Kamis, 15 Juli 2010

Diogenes

http://uts.cc.utexas.edu/~timmoore/BeaGreekweb/Diogenes.jpg

Diogenes adalah seorang filsuf yang termasuk ke dalam "Mazhab Sinis". Mazhab Sinis adalah salah satu mazhab yang berakar pada ajaran Socrates. Karena itu, Diogenes dari Sinope berpendapat, seperti Socrates, bahwa manusia haruslah memiliki keutamaan tentang yang baik.

Akan tetapi, Diogenes berpendapat, bahwa keutamaan tentang yang baik adalah ketika manusia memiliki rasa puas diri dan mengabaikan segala kesenangan duniawi.


Diogenes dari Sinope dikenal dengan sebutan "Sang Anjing" (dalam bahasa Yunani "Kunikos" yang berarti anjing). Hal ini karena ia sangat berani dalam menyatakan pandangannya, layaknya seekor anjing yang menyalak. Karena sikapnya yang menyimpang dari gaya santun Socrates itu, Plato memberinya julukan sebagai "Socrates yang Pemarah".

Filsuf ini tidak meninggalkan satu karya pun. Sumber utama tentang dirinya adalah buku "Hidup dan Pandangan Filsuf-Filsuf Ternama" yang dikarang oleh Diogenes Laertius.


Riwayat Hidup

http://giving.typepad.com/photos/scenes_of_wealth_bondage/diogenes_1.jpg

Diogenes berasal dari kota Sinope. Ia hidup pada abad ke-4 SM, yaitu sekitar tahun 412-323 SM. Setelah diusir dari kota asalnya, Diogenes pindah dan menetap di Athena.

Ia diusir dari kota kelahirannya karena ia, atau ayahnya, telah menghancurkan nilai mata uang di sana. Setelah itu, diketahui juga bahwa ia menetap di Korintus dan akhirnya meninggal disana.


Ia dipengaruhi oleh pemikiran Antisthenes, pendiri Mazhab Sinis. Akan tetapi, ia tidak menyetujui perilaku Antisthenes yang dipandangnya tidak sesuai dengan apa yang diajarkannya. Diogenes menyebut Antisthenes sebagai :

"Terompet yang berbunyi bagi dirinya sendiri."

Karena itu, Diogenes memilih untuk hidup sederhana untuk menunjukkan konsistensinya dengan apa yang diajarkannya. Untuk itu, ia tinggal di dalam sebuah tong. Selain itu, ia mencari makan dari sisa-sisa makanan yang ia temukan.



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3xc3cXtc0uz-4MijhijKzVABTF0GsZ_QFMw53okZ9kLFTm8L4f8MK2TOTwzvyHJagCZ1iJdyCOPrxxrL9FSU36c1BIv9HhaDtzu075T-9B5k2ZfpMshqRyKajmbRwkGurzkh7UQY9g0U/s1600-r/diogenes3.jpg


Menurut tradisi, Diogenes dari Sinope pernah dikunjungi oleh Alexander Yang Agung. Ketika itu Diogenes sedang berjemur. Alexander Agung bertanya kepadanya :

"Siapa dirimu? Apa sebenarnya yang engkau kehendaki?"

Kemudian Diogenes menjawab :

"Aku adalah Diogenes, Sang Anjing. Pergilah, jangan menghalangi cahaya matahari yang menyinariku!"

Hal itu menunjukkan, betapa Diogenes sangat konsisten terhadap pandangan hidupnya tentang kesederhanaan dan penolakan terhadap segala bentuk kuasa dan kesenangan.

Setelah pertemuan itu, Alexander Yang Agung mengatakan pandangannya tentang Diogenes :


"Jika aku bukanlah seorang Alexander Yang Agung, maka aku adalah Diogenes, Sang Anjing."


Pemikiran

Tentang Keadaan Manusia yang Alamiah

http://www.art-prints-on-demand.com/kunst/jacob_jordaens/diogenes.jpg

Menurut Diogenes, situasi masyarakat pada masanya telah rusak. Dengan segala adat istiadat dan kebudayaan yang dihasilkannya, manusia tidak lagi menjadi alamiah dan jatuh pada sikap mencari enaknya sendiri.

Untuk mengkritik situasi tersebut, Diogenes mengabaikan segala adat istiadat yang berlaku di dalam masyarakatnya. Dikisahkan pula bahwa Diogenes pernah membawa pelita yang menyala di tengah-tengah pasar pada siang hari untuk mencari adakah manusia yang jujur.

Hal itu dilakukannya untuk memberi kritik terhadap masyarakat yang tidak lagi hidup secara alamiah. Dengan demikian, apa yang dimaksudkannya dengan keadaan manusia yang alamiah adalah bagaimana manusia hidup dengan standar minimal untuk hidup, dan tanpa masyarakat.



Tentang Pengendalian Diri

http://www.mlahanas.de/Greeks/Bios/images/DiogenesJLGerome.jpg

Diogenes juga mengajarkan tentang pengendalian diri terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan kesenangan duniawi. Kesenangan, nafsu, dan kemewahan haruslah dijauhi oleh manusia sebab hal-hal itulah yang membuat manusia dan masyarakat menjadi rusak.

Menurutnya, rasa lapar dan rasa sakit berguna untuk melatih moral manusia. Bila manusia dapat mengendalikan diri terhadap segala kesenangan duniawi, barulah manusia dapat mencapai kebahagiaan dan ketenangan batin.



Pengaruh

http://www.mlahanas.de/Greeks/Portraits/Art/Diogenes.jpg

Diogenes dari Sinope adalah figur yang paling terkenal dari Mazhab Sinis, melebihi Antisthenes yang merupakan pendiri mazhab tersebut. Ia terkenal justru karena perilaku-perilakunya, ketimbang pemikiran filsafatnya.

Dengan demikian, ia telah mengembangkan suatu cara pendidikan yang baru yang disebut epigram moral (chreia), yakni pengajaran melalui kisah-kisah dengan latar kehidupan nyata.


Selain itu, ia membawa pengaruh besar terhadap Zeno dari Citium. Zeno adalah filsuf pendiri "Mazhab Stoa" yang terkenal karena ia melawan konvensi yang ada.


Nama : Diogenes dari Sinope (Διογένης ὁ Σινωπεύς)
Lahir : c. 412 BCE, Sinope
Meninggal : 323 BCE, Korintus
Aliran/tradisi : Filsafat Yunani, Mazhab Sinis
Minat utama : Asketisme, Sinisisme
Gagasan penting : filsafat sinisme
Dipengaruhi : Antisthenes
Mempengaruhi : Filsuf Mazhab Sinis lainnya, Zeno dari Citium dan kaum Stoa





Sumber : Wikipedia©, berbagai sumber lainnya
Editor : AdeL`FarouK

1 komentar:

“Hello friend, jika artikel di atas menarik menurut kamu, jangan lupa berikan sepatah dua patah kata komentarnya ya.”