Pages

Rabu, 16 November 2011

Satu Planet Raksasa Terlempar Dari Tata Surya

http://assets.kompas.com/data/photo/2011/11/14/0848272620X310.jpg

Astronom meyakini selama ini, bahwa Tata Surya memiliki 4 planet raksasa, yaitu Jupiter, Saturnus, Neptunus, dan Uranus. Tetapi, analisis terbaru menemukan, Tata Surya dengan 4 planet raksasa, suatu yang janggal. Kemungkinan, sebenarnya Tata Surya memiliki 5 planet raksasa.

David Nesvorny dari Southwest Research Institute di San Antonio, Texas, Amerika Serikat, adalah ilmuwan yang mengungkapkan pendapat baru itu. Untuk sampai pada kesimpulannya, Nesvorny membuat 6.000 simulasi komputer yang menganalisis obyek di sekitar Neptunus dan kawah Bulan.

Berdasarkan analisis Nesvorny, Tata Surya hanya memiliki 2,5 persen kemungkinan menjadi seperti sekarang jika sejak awal hanya memiliki 4 planet raksasa. Sementara ada 10 kali lebih besar kemungkinan bagi Tata Surya menjadi seperti saat ini jika awalnya memiliki 5 planet raksasa.

Planet raksasa kelima itu dipercaya terlempar dari Tata Surya. Saat Tata Surya berusia 600 tahun, ada periode ketidakstabilan orbit planet. Ada planet yang berpindah ke Sabuk Kuiper, wilayah dekat Neptunus, dan ada yang berpindah ke dalam.

Jupiter yang memiliki pengaruh gravitasi kuat diketahui adalah salah satu biang keladinya. Orbit Jupiter bisa berubah tiba-tiba dan satu planet raksasa terlempar dari Tata Surya karenanya. Sementara planet-planet lain tetap bertahan.

Nesvorny mengatakan, "Kemungkinan Tata Surya memiliki lebih dari 4 planet raksasa dan melemparkan beberapa di antaranya, terkesan cocok dengan penemuan banyaknya planet yang ada di wilayah antarbintang, yang menunjukkan bahwa terlemparnya planet adalah hal yang umum."

Pada Space.com, Jumat (11/11/2011) lalu, Nesvorny mengatakan bahwa temuan ini memunculkan pertanyaan. Salah satunya tentang planet Mars dan planet Super Bumi, apakah mereka terbentuk di Tata Surya Luar (setelah orbit Mars) lalu tereliminasi.

Pendapat Nesvorny memang fantastis dan membuat orang tercengang. Namun, ia sendiri merasa pendapatnya masih harus diuji kebenarannya dengan serangkaian penelitian. Hasil analisis Nesvorny ini dipublikasikan di edisi online Astrophysical Journal Letters pada minggu lalu.

(",)v




Sumber : kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Hello friend, jika artikel di atas menarik menurut kamu, jangan lupa berikan sepatah dua patah kata komentarnya ya.”