Pages

Selasa, 29 November 2011

Membangun Generasi Cerdas (Renungan)

http://1.bp.blogspot.com/_evfnmtYVWV0/TScQu4jpTjI/AAAAAAAAAAg/3gbrg4wskU8/s1600/kerja-cerdas.jpg

Tidak sepatutnya bangsa ini hanya sibuk membahas perilaku pemimpin, pejabat, dan sebagian besar masyarakat kita cenderung mengabaikan nilai-nilai tauhid serta meninggalkan perintah-perintah agama. Kemudian, kita lupa mempersiapkan generasi masa depan.

UUD 1945 menjabarkan bahwa bangsa ini berkewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan dengan basis Ketuhanan Yang Maha Esa (tauhid). Sebab, negeri kita sejatinya tidak kekurangan orang pandai di bidang sains dan teknologi. Tapi, negeri ini sedang krisis orang cerdas, yaitu orang yang menjadikan dunia sebagai ladang meraih kebahagiaan di akhirat. Itulah mengapa hari ini, di negeri ini, sebagian ahli hukum justru melanggar hukum, wakil rakyat justru berkhianat.

Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang cerdas ialah orang yang mampu menahan kehendak hawa nafsunya dan berbuat untuk hidup setelah mati (akhirat)." (HR. Turmudzi). Kriteria kecerdasan yang ditetapkan Rasulullah SAW itu harus menjadi tujuan utama pendidikan generasi bangsa dan selanjutnya menyusul kecerdasan yang lain. Hal itulah yang menjadikan Luqman al-Hakim diabadikan namanya oleh Allah SWT di dalam Alquran.

Allah memaparkan, "Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya : 'Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar."

"Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)." (QS Luqman [31]: 13 dan 17).

Pendidikan tauhid yang dilakukan Luqman al-Hakim menginspirasi para sahabat nabi untuk melakukan hal serupa. Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib RA sama-sama memberikan bekal pendidikan tauhid kepada seluruh putra-putrinya. Umar bin Khattab, misalnya, menjelang ajalnya, ia berpesan kepada putranya, Abdullah, "Wahai anakku sayang, laksanakanlah perilaku-perilaku iman!"

Abdullah, sang anak, bertanya, "Apakah perilaku-perilaku iman itu, wahai ayah tercinta?" Umar menjawab, "Berpuasa di hari-hari yang sangat berat di musim panas, membunuh musuh-musuh Islam dengan pedang, sabar menghadapi musibah, menyempurnakan wudhu di hari yang bercuaca dingin, menyegerakan shalat di hari yang mendung, dan meninggalkan 'lumpur maut'." Sang anak bertanya, "Apa lumpur maut itu, wahai ayah?" Umar menjawab, "Meminum khamar (mabuk-mabukan)."

Seperti jamak dipahami bahwa hari ini sebagian besar generasi muda bangsa jauh, bahkan asing dengan ajaran agamanya. Sebaliknya, mereka justru akrab dengan khamar, narkoba, pergaulan bebas, dan budaya permisif.

Oleh karena itu, marilah kita rapatkan barisan untuk mendidik generasi bangsa dengan pendidikan tauhid. Hanya pendidikan tauhidlah yang akan mengantarkan negeri ini bebas dari cengkeraman koruptor, terpelihara dari kerusakan alam, juga terhindar dari kehancuran moral yang membinasakan. Wallahu a'lam.

(",)v




Sumber : koran.republika.co.id
Oleh : Dr. Abdul Mannan

1 komentar:

“Hello friend, jika artikel di atas menarik menurut kamu, jangan lupa berikan sepatah dua patah kata komentarnya ya.”