Buya HAMKA berbagi kisah dalam bukunya. “Kalau saya bawa bermenung saja kesulitan dan perampasan kemerdekaanku itu, maulah rasanya diri ini gila. Tetapi akal terus berjalan; maka ilham Allah pun datang. Cepat-cepat saya baca Al Qur'an, sehingga pada lima hari penahanan yang pertama saja, tiga kali Qur'an khatam dibaca. Lalu saya atur jam-jam buat membaca dan jam-jam buat mengarang tafsir Al Qur'an yang saya baca itu. Demikianlah hari berjalan terus dengan tidak mengetahui dan tidak banyak lagi memikirkan bilakah akan keluar.”